TAKDIR ISTRI BAYARAN
sementara Runa dan Kelvin sudah menyambutnya di ruang utama yang pintunya sudah terbuka lebar. Bi Jum sudah masuk bekerja, ia tak jadi izin lagi. Dres ketat warna merah itu begitu s
kan hangat oleh Kelvin. Runa bergerak mundur, ia berdiri di sudut, tersenyum
Tari menatap Kelvin lalu Runa sejenak. "Kamu pasti yang bujuk
wab Runa pelan. Tari mengangguk, menatap Kelvin kalu berbisik sesuatu di telinga pria yang langsung merengkuh pinggang istrinya itu. Mereka berjalan ke ar
au libur tiga hari. Untuk tiga hari ke depan, mau
akanannya. Kamu mau makan apa, Sayang?" tanya Tari yang menyeruput air jeruk
kanannya apa?" Tari menatap meja makan yang
uar, kamu mau, nggak?"
i meja apa menuny
yuk, makan di luar, gimana?" ucap Tari sembari melirik ke makanan yang
cepat ikut beranjak untuk membantu Kelvin menuntun berjalan hingga ke kamar mereka. Runa sud
do, makanan enak gini... kok..." Bi Ju
ini, kolesterol. Di keman
i rumah. Gimana?" tanya Runa. Bi Jum mengangguk, ia lalu membawa mangkuk-ma
a, Run." Bi Jum mengambil buah-buahan i
pulangnya malam jam delapan atau sembilan. Sekarang masih jam lima, udah sana,
nya dan Mas... eh, Tuan dulu,
kanan ini kamu yang bawa, ambil tas kamu aja
Runa sebelum berj
uan Kelvin, Mas?" tanya
anggap saya lancang," ja
*
h Ru
Runa berpenampilan berbeda. Arbi sampai tertawa melihat kakaknya yang tampak cantik
t mereka berempat duduk di ruang depan se
i sembari menikmati makanan yang tersaji. Runa mengu
au nggak ngapa-ngapain, tetap jualan
da kios kosong kayaknya. Nanti kita sewa, gimana?"
, bilang kalau kamu jadi wanita simpanan. Bapak nggak kuat kalau kamu di fitnah
rumah gedung itu, malah gosipnya semakin menjadi-jadi." Sambung
ayak gitu, kita buktiin harusnya, jadi gini ...," Runa mulai memberi tahu rencananya. Ba
en, kan?" Ru
itu dari siapa
mulut Ibunya nggak nyadar kalau punya anak cewek kan, sekarang, malu sendiri. Malah siapa yang nakal? Di
sama janda gang sebelah, gimana? Kamu ngga
diri. Money talk, Bu, sekarang... saatnya beraksi. Kita butuh begini untuk hadapin manusia kayak gitu, biar mulutnya dijaga
Kak, apa lo..." Arbi menatap mata kaka
dipermalukan. Apalagi semua yang terjadi di dia fakta, sedangkan kita di
nal, besok Runa nyusul ke sana, karena pagi-pagi harus urus
gue masih banyak banget, b
uan Kelvin juga mau ikut, nanti Runa izin ke Nyonya Tari kalau boleh, kalau nggak, kit
ngkat umrah boleh?" Permintaa
lagi, bilang ya ke Runa." Wanita itu tersenyum. Kedua orang tuanya justru menatap nanar. Namun Runa
*
itu memiliki waktu khusus berdua. Bi Jum sudah tidur, Runa sempat melihat ke kamar wanita tua itu. Setelah mandi, Runa bergegas beristirahat di kamar kecil itu, ia membuka jendela dan menyalakan kipas, sup
, menuju ke dapur di bawah. Suara pergulatan Kelvin dan Tari begitu kencang terdengar, desahan dan erangan nikmat itu begitu menbuat Runa memilih menghindar dari lantai dua. Ia duduk di kursi kec
ata. Ia dibangunkan Tari yang berjongko
a duduk tegap.
a tidur di kamar tamu, lagian baju-baju saya di sana, saya capek, butuh tidur yang baik. Besok pagi jam delapan saya ha
i ambang pintu kamar. Ia mengatur napasnya sejenak, lalu membuka pintu. Tampak Kelvin sudah selesai membersihkan diri karena seda
isi,
an, panggil saya,
i. Kelvin beranjak, berjalan menuju lemari sembari berkata jik
an pendek atau panjang?
yang sudah berantakan. Runa bahkan memilih mengganti sprei dengan yang baru, ia ambil di lemari l
sekarang?" t
Runa menyelimuti hingga sebatas pinggang. Ia mencuri pandang menatap Kelvin yang menatapnya, walau Runa tau tak ada
nyaan Kelvin itu membuat Runa terkejut. Ia d
," suara Kelvin k
af... tadi itu,"
in terpejam, Runa menuju sofa, ia tertidur meringkuk. Selimut yang i
dalam hati.' Sembari te