Musuh Tapi Menikah
ngkahnya, dan memutar tubuhnya kembali dengan cengiran khasnya, karena ketahuan akan melarikan diri. Dan kini mau tidak mau dia meng
Tanya Aleta pada suamin
pada Aleta. Kini Septian pun sudah berada di disamping Angga. Membuat Angga Ters
i sahabat saya. Reno Refriyansyah Wijaya dan Aleta Evelyna Wijaya. Dan malam ini putri saya
PA
ahu ini akan terjadi dan ini semua karena kecerobohannya tadi. Terjebak oleh pertanyaan
sama Jihan?" Tanya Jihan dengan
berdiri disamping Septian. Sedangkan Angga kini menarik tangan Jihan untuk berdiri disamping Septian. beberapa pengusaha yg ingin menjodohkan
is Tian!" Perintah An
engek Jihan berusaha menolak
mpal Septian ikut menolak pertunang
idak..., Papa dan Mama akan mengambil pasilitas yang kamu pakai juga ATM kamu
ayah kamu bekukan Tian," Aleta ikut mengancam dengan su
tu para tamu undangan pun bertepuk tangan mereka pun ikut tersenyum saat Septian dan Jihan tersenyum, karena mereka ikut bahagia meski ada beberapa orang terlihat kecewa, karena tidak dapat mewujudkan impian mereka untuk me
lian Dan
un dan berdansa, lagi-lagi mereka terpaksa
sedang asik merayakan keberhasilannya menjodohkan putr
n namun dengan suara pelan, meski sedang kesal dia tidak in
e kira itu tadi
a ulahnya sendiri. Bukannya menyesal Jihan ma
sanya takut kaki gue cedera karena
u meninggalkan septian sendirian. Jihan langsung pergi ke kamarnya menin
ebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Namun, saat Jihan mendengar langkah kaki mendekat ke pintu kamar
Sabrina seraya tersenyum saat melihat kelakuan putrinya, yang kini tidur memakai gaun pestanya. Lalu setelah m
aura, yang tadi pulang lebih awal karena orang tuanya ada urusan mendadak, jadi Maura tidak tahu kalau Jihan bertunangan deng
rasakan hembusan angin yg menerpa wajahnya, dia pun menggeliat
Septian berbicara saat melihat Jihan yg kini masih tertidur sambil tersenyum. Lalu dia kembali menepis
Teriak Septian yang kini mulai me
r
oyang-goyang oleh Septian. Membuat Jihan terkejut sampai tidaj sadar dan langsung te
empanya
sadar saat melihat Septian yang malah tertawa. Ji
rnyata loe lagi yang bikin ulah. Bisa gak sih kalau ngebangunin orang tuh jangan s
gomel sambil mengusap-usap bokongnya sakit karena terbe
tahu gak? Tidur lo itu kayak kebo, gue panggil-panggil gak bangun juga dasar kebo. Jadi udah gue putusin buat ganggu lo d
u ya bang? begitu
masih belum berhenti tertawa diatas penderita
geliatin kebo jatuh dari ranja
ambil memegangi perutnya dan dia tertawa d
t mah gak punya hati, sebel deh inces sama curut got. Minggat sono dari kamar gue kalau nggak...." Tiba-tiba
ngaku lo! Tapi boleh juga sih mumpung lagi sepi," Ucap Septian yang mu
pan lo punya pikiran mesum kayak gitu Curut?!" Melih
kini mulai memajukan wajahnya ke wajah Jihan. Namun, t
lo, habisnya kepala gue kena geplak mulu. Susah banget sih diajakin romantis-romantisannya," Ucap Septi
Curut! Ciuman pertamanya Inces kan cuma buat cowok yg bisa bikin Inces jatu
lo kan enteng banget. Gue mau bilang ah ke tante Bina. Tangan lo suruh dirukiyah," ujar Septian y
kepala gue geger otak karena digeplakin c
an pun berdiri dan bermaksud
gue Curut!" Ketus Jihan yg su
h lo turun ke bawah karena acaranya sudah mau selesai kalau gak mah mana gue mau. Gue per
bagus-bagusnya sama sekali, ini lagi cincin kenapa susah banget
ya cincin itu memang akan sangat susah dilepaskan karena Sabrina dan Aleta memilih cincin yg ukurannya agak kecil d
ali kedua
orang tua Jihan dan Septian pun kini tengah asik berbincang-bincang Mu
ekat jendela sedangkan Jihan duduk di sudut jendela dekat pintu, entah apa yang sedang mereka lakukan