Pembantu Kaya Tuan Tampan
tara mewujudkan cita-cita orang tua atau mewujudkan cita
tur strategi. Pergi tidak, pergi tidak, kata
pagi itu, tidak ada kehangatan sama sekali. Biasanya mereka sarapan sa
dingin hati Harjito. Raut wajah lelaki
denting sendok dan garpu yang beradu deng
ya terasa lezat, pagi ini juga terasa begitu ha
Narti bikin nasi goreng, Lala selalu meminta ditambahkan potongan wortel, tomat, sawi, dan kubis. Ta
an kantong mata yang terlihat jelas.
pukul sembilan nanti. Pak Dirman Akan menjempu
Lala tanpa berani
apan Ayah! Seperti dua kakakmu!" ucap Har
ngunyah sarapannya. Tapi Adrian sudah terbiasa disindir-sindir seperti
Lala!" Kembali sua
liah di fakultas sastra, Yah," jawab
ayahmu sekali ini sa
an," ucap Lala dengan tatapan me
ikan!" Tuan Harjito Pribadi meninggalkan meja makan, dalam hatinya berpikir pasti putri kecilnya itu a
ti menurut. Mengingat gadis itu begitu patuh p
ucap Iriani lembut. Kemudia
waktu dalam bekerja. Mereka hanya punya waktu sebentar di rumah. Sisanya merek
'. Sebuah harapan besar jika salah satu dari anakny
rpihak pada mereka. Anaknya tidak satu
, sepasang kakak beradik beda us
!" tanya Adrian. Menanya
k" jawab L
dah habiskan dulu nasi gorengmu, janga
tatapan malas. Tapi, kata Bi Narti setiap makan haru
n dengan keput
ngguk seba
kak, takut Pak Darmin ke
n mengambil ransel yang sudah dia siap
p Lala sambil mengulurkan amplop yang berisi sepucuk surat untuk
ng telah diisi dengan beberapa hela
Pikiran seorang gadis yang baru lulus SMU. Merasa tabungan yang hany
bandel di kota
e,
n paca
Harusnya nasehat itu kakak
tidak banyak resik
, Kak A
bisa hamil dek. Kal
ubit lengan kakaknya ya
tttt
ekas cubitan Lala. Reflek kakinya meng
menubruk dashboard. "Kakak, k
ak lagi nyetir!" ucap Adrian kesal
udah nggak di rumah, jaga Bunda
.." jawab
u tidak mau ponakanku
yang penting jaga diri. Nanti sampai sana cari
h memikirk
nganmu cu
Lala banyak kok," u
obilnya, Adrian menggandeng tangan kecil Lala. Mema
k menawarkan dagangannya, asap knalpot dan deru mesin dari
edikit seram karena melihat kumis tebal yang membingkai bibir hitamnya. Tapi bapa
ns, Bang!"
" teriak seorang kondektur
t, setelah itu mengizinkan t
nuh itu, mata lentiknya mencari kursi yang m
copet. Lala harus waspada dan tidak boleh lengah. Kare
beringsut merapat ke dinding bus. Hingga dirinya masih menemukan
rjalan Adrian pun beranjak pulang, dengan segal
muatan. Tenggorokan Lala terasa begitu kering. Lala menge
tanya si Abang yang
botol air mineralnya dan kembali menyimpan di dalam r
rang yang duduk di samping Lala pun,
kit rasa kosong di sudut jiwanya. Lala merasa benar-benar sendiri
ipertemukan dengan orang baik pula," Lal
dengan orang di sekitarnya dan sejenak membuang pre
nghadapi kerasnya keh
ang malah terlibat
*
SAM