Let's Watch the Stars Forever
ari Ataya. Ega yang baru saja masuk ke kamar, heran melih
menghampiri Raha lal
gapa-n
di ikut gak
san mendadak
an jaketnya. "Btw, lo k
ngapain lagi
emarin lo pula
oleh Ega. "Oh itu, gue nganterin Ataya dulu
mu dimana lo? Jangan-jangan udah ja
t duduk buat makan terus gak ada meja yang kosong dan saat itu g
mendengarkan penjela
ngkin karena sama-sama suka astr
nger?" tanya Ega sambil m
a," Raha menge
beberapa detik untuk lo bis
k percaya, karena mungkin dalam beberapa detik itu lo hany
ring berinteraksi sama dia bakala
disebut friendzone, walaupun kita sering interaksi sama dia
ak pasti, Ha, contohnya cinta. Cinta gak totally science, banyak unsur
al perasaan ini gue cukup sadar bahwa selalu ada
n yang bakal terjadi. Misalnya, perlahan
gak." Rah
yang
itu bekerja di wilayah otak, disana banyak hormon-hormon kayak dopamin, serotonin dan yang lainnya bakal mempengar
iri, lo gak menyangkalnya-gue keluar dulu. Jam tiga kita pergi jalan."
lan. Ia memikirkan perkataan Ega tadi. Mengingat kembali pertemuan-pertemuan dan interaksinya dengan Ataya yang canggung. Tidak banyak yan
ma orang asing?" tanyanya pelan sambil memindahkan ta
nya. Raha merasa
sebentar, masih ada tiga puluh menit sebelum jam tiga nanti. Ia
Ia menyipitkan matanya menelusuri setiap sudut ka
dur aja," omel Raha yang melihat Ega
udah mau jam tiga, lo masih tidur aja," uja
saan gue tidur
e. Bisa mati kalau barang itu gak ada
k?" tanya Raha sambil merub
kata Ega sembari melambaikan tangan
ari duduknya lalu berjalan
ha kembali ke kamar untuk b
aha. "Ah ... ini dia!" seru Ega ketika barang
ya Raha penasaran sambi
asukkan cincin itu ke dalam sa
uinya. Mereka berdua keluar dari rumah, ketika sampai di teras
arasi lalu menghidupkan motornya dan s
nti di depan teras. Ega berjalan mengh
biasa disingkat oleh masyarakat GGM Majalengka. Berada di antara lapangan dan ja
at beberapa kursi yang dapat diduduki oleh para pengunjung. Lampu gantung
gan teman-teman yang lain y
tu dari mereka yang memakai baj
usan katanya
, o
a kali mereka berkenalan bernama Zaki. Raha duduk di sebelahnya begitu juga dengan Ega
dari orang yang mengajak keluarganya, teman-temannya, juga orang yang sedang
ih banyak dari siang hari, karena lampion-lampion akan dinya
epanjang taman yang dipenuhi oleh pengunjung. Ia mengeditnya lalu mem