Perjalanan Zera
haladzim, ini
ra yang pingsan, di bawa oleh
kamarnya
u Zai
ebetulan Ali dan Aisyah yang baru kembali dari luar pond
a tadi pagi yang Aisyah lihat, sudah sirna. Membuatnya sendu dan i
umnya ngobrol sama Aisy
?" tanya umik Hanna pada pemuda
rong dekat pintu dapur Zein melihat seorang
gsan. Zein reflek menangkapnya, dan melindungi
rkejut melihat Zera pingsan dan terlebih,
Zera. Dia ke
g menyuruh Zera
erjakan apa, Aisyah pikir bantu masa
ksa dulu, kita
puterinya memeriksa Zera lebih dalam lagi. Ia khawatir d
•
ucap abi Hanan yang baru kembali dari masjid pondok, beli
bawa Zera ke kamar," jawa umik Ha
i, kenapa b
ejadiannya, dan abi Hanan j
ah ma
di umik suruh dia buat pe
enyuruh mereka bersiap - siap, bagaimanapu
nolehkan kepala, terlihat Aisyah kelua
jahnya menjelaskan kepada siapapun yang me
mbil tangan besarnya me
tepatnya apa. Tadi Zera sadar, dia sedikit cer
nnya muncul. Ia sedih mengingat betapa rapuhnya Zera, g
a terluka di dalam. Namun Zera suka menutupinya, walau terk
ah ke pondoknya, Zera kesulitan mencari nafkah
dan ayah, juga bermain, belajar bersama teman - temannya. Justru Zera setiap
lai? Semuanya sudah siap," ucap Hanif, salah
cara hari ini. Setelahnya baru kita coba ajak bicara Zera," kata abi
•
id Ad-dhiya ulami' karangan Habib Umar bin Hafidz, di lanjut dengan penyamb
terima kasih banyak terutama kepada abi Hanan dan umik Hanna, ustadz Ali, dan semua santri santriyah. InsyaaAllah saya akan menjalank
ri, mereka melihat acaranya di pondok mereka tidak melihat secara langsung, m
i meninggalkan kawasan pondok puteri, memasuki lor
amu'al
rahmatullahi wabarakat
a," ucap Jihan sambil memicingkan matanya, ia tak suka kalau Aisya
a Aisyah mengambil dokter umum, dan berencana untuk mengambil spesi
adikku uda
ceritain dulu
g aja, aku juga bel
ng di telfon tadi, bukan
, udah ayo masu
asuki pintu kamar bernama Zainab. Mereka
ek
jahnya masih terlihat pucat da
pergelangan tangan Zera, ia mencoba mendekatkan Zera pada Jihan. Berh
Kenalin, nama kakak Jihan R
gan nyaman, ia memposisikan diri bukan sebagai
laam. Nama ku,
pertama mereka mendekati Zera lancar
sesekali Jihan menceritakan kisahnya bersama teman - temannya s
uga, Zera juga
ereka teman, teman dekat. Tapi mereka menjauhi
tu ungkapan Zera, mereka berdua mencoba menghibur dan men
pingsan ya?" tanya
ih tenang ketika Aisyah memeluknya, memberikan Zera kehangat
dapur itu menolak kehadiran Zera, seperti teman - teman Zera di masa l
a, lalu mulai memberikan beberapa kal
Kalau itu luka, buang dan keluarkan. Itu tidak manfaat, dan hati itu tempatnya Allah ﷻ memandang hamba Nya, kala
InsyaaAllah tidak akan terjadi lagi di masa sekarang dan masa depan. Kala
benci sama kita. Tapi kita harus selalu baik sama orang lain,"
an air matanya menetes, mengang
di balik pintu dengan celah
u bertahan samp
ambu