Hukum Sang Pewaris Cacat
/0/30904/coverbig.jpg?v=7972044cee2dca3a2280867957627523&imageMogr2/format/webp)
la tidak perlu melihat layarnya untuk tahu siapa yang menelepon. Itu adalah nomor yang sama, nomor yan
an, memegang sebuah foto kecil. Matanya sembap, tetapi air mata sudah kehabisan persediaan sejak seminggu yang lalu. Ia hanya punya
rgetar lagi,
etulan sedang menyetrika di ambang pintu. "Itu su
sopan untuk mendeskripsikan transaksi yang akan ia lakukan ini. Ia menelan ludah, mengumpulka
erak, terlalu la
u mengenai proposal yang kami ajukan." Suara di seberang sana tenang, sebersih k
s panjang. "Aku... ak
Keputu
sebagai ibu. Walaupun hanya untuk memberi makan bayi lain, rasanya seperti mengkhianati kenangan Elias. Tapi rumah sakit...
itu terasa asing, seperti lidahnya mengucapkan
anya efisien. "Baik. Kita atur pertemuannya malam ini. Jam sembilan.
gan te
ia akan bertemu langsung dengan pria itu, Damon Valenti. Nama yang hanya ia dengar dalam bisik-bi
ita kurus, pucat, dengan mata yang menyimpan badai. Apa y
watiran yang tulus. "Kerja apa? Jangan aneh-a
tak sanggup menceritakannya. "Aku hanya... akan jad
cuci wajahnya, mencoba menghilangkan jejak air mata dan kesedihan yang melekat. Malam ini, ia harus jadi Se
wa tas kecil berisi beberapa pakaian ganti dan dompet usang. Ia mengenakan blus putih tertutup dan r
ank yang disemir, meluncur tanpa suara di depannya. Jendelanya gelap,
am, dengan wajah tanpa ekspresi yang biasa dilihat di f
Moreno?
a "klik" yang mematikan. Interiornya mewah, berbau kulit baru dan sesuatu ya
tama, memasuki area yang semakin sepi dan semakin mewah. Gerbang besi tingg
ampu sorot yang menerangi setiap sudut, dikelilingi taman yang luas dan sunyi. Rumah
menginjak lantai kayu reot di kos, kini bergema, membuat perutnya semakin mual. Akhirnya, ia
i yang sangat besar, dud
mpanan yang tajam, rahangnya keras, matanya gelap dan dingin seperti malam tanpa bintang. Ia mengenakan kemeja gelap, tanpa dasi, da
r kertas. Ia bahkan tidak men
ujar pria yang
tanpa melihat.
berdiri canggung di tengah karpet Persia tebal. Keheningan
ajam menatap Isabella dari ujung kepala sampai ujung
an serak, tetapi memiliki resonansi
erusaha agar suaranya trotot. "Kau sudah membaca kontraknya. Aku ingin me
gil, dengan rambut halus dan wajah yang polos. Damon melihat foto itu, dan untuk sepersekian detik, Isabel
emua susu formula, setiap merek. Kami sudah mencoba segala cara. Dok
oto itu. Aura di
gan jari telunjuk yang kokoh, "Kau ad
n Valenti. Aku harus memberikan... ASI. Dan merawatnya
ntrak ini menetapkan batasan yang sangat jelas. Kau akan tinggal di sini. Kau tida
u," Isabel
ma ibunya, siapa ayahnya-kau hanya tahu kau adalah pengasuh yang dibayar mahal. Jika a
mengikuti
n hidup anakku. Imbalannya besar, lebih besar daripada yang bisa kau dapatkan seumur hidupmu
tentang menyusui. Ini tentang Damon
k denganmu, Tuan Valenti?" tanya Isabella
ku tinggal di rumah ini. Tentu saja kau akan melihatku. Tapi interaksi kita akan sebatas
bih mengintimidasi saat berdiri. Ia berjalan menge
ulan, kau pergi. Kita tidak akan pernah bertemu l
memaksakan dirinya untuk
sekalipun, membahayakan anakku, atau mencoba menggunakan posisimu untuk mendekatiku atau mendapatkan sesuatu
ar kencang di tulang rusuknya. Ia tahu ia sedang berhadapan dengan binatang
asa takutnya digantikan oleh percikan kemarahan yang dingin. "Aku di s
jut sesaat, tetapi segera kembali datar. Mun
bertahan." Damon mengambil kontrak itu dari meja d
Ia tidak perlu membacanya lagi. Ia sudah tahu isinya. Intinya adalah ini: Ia menukar dirinya un
ndai. Tanda tangan itu terasa seperti
oreno," kata Damon Valenti, tanpa ada nada s
k mengikuti, tas di tangannya terasa semakin berat. Ia baru saja men
t terbuka, suasananya langsung berbeda. Koridor di sini dil
yang sangat besar, tetapi terasa sunyi. Lampu tidur
itu, terba
seketika. Di sana, di buaian itu, adalah bayi yang mengingatkannya pada segalanya-pada Elia
uh yang kelelahan, bangkit dari kursi di samping buai
li. Enzo baru saja bangun. Dia...
at kepada wanita itu untuk pergi. Wanita itu
sekarang, Isabell
akut pada Damon, tetapi karena kerinduan yang mendalam. Enzo ada
n bulu, dan tangisnya lemah. Sensasi memeluk bayi lagi... rasanya begitu menyakitkan,
, tangannya dimasukkan ke dalam s
a ke dadanya, merasakan kehangatan kulit di bawah lapisan kain. Ia menutup mata, menarik napas da
respons tubuhnya terhadap t
, isak tangisnya mereda. Keheningan yang manis memenuhi ruangan. Suara isapan
an pandangannya langsung be
san di rahangnya sedikit mengendur. Matanya yang gelap, yang tadinya hanya memancarkan
sebagai komoditas yang ia beli, tetapi
adanya. Ia mungkin telah menjual dirinya, tetapi dengan memberi makan Enzo, ia me
, sebuah pernyataan yan
abella. "Dia b
an Isabella Moreno menyadari, kontrak ini jauh lebih rumit daripada yang ia bayangkan. Tidak ada batasan yang bis