Kisah Penyesalan Masa Lalu Yang Menusuk
ina
k yang merayapi hatiku. Rasanya seperti ada sesuatu yang penting sedang menjau
ku. Ia menatapku dengan mata memohon. "Jangan pergi
u iba. Tanpa ragu, aku menggenggam tangannya erat. "Jangan
lembut, membangkitkan gelombang gairah yang sudah lama terkubur. Napasku mulai terengah-e
kami berdua tenggelam dalam lautan gairah yang tak terkendali. Kami membiarkan d
"Tuan Pradipa! Orang tua Anda menelepo
annya. Matanya membelalak, wajahnya memerah karen
marah menyerbu hatiku. Firasat burukku tadi ternyata bukan sekadar firasat,
meletakkan telepon di meja, lalu lari kelua
antikan oleh rasa malu dan amarah. Pradipa menarik selimut lebih erat, lalu menatapku d
kin kuat. Orang tuaku menelepon selarut ini, pasti ada sesuatu yang sangat
ra ayahku yang terdengar cemas. "Prad
petir. "Apa maksud Ayah?" tanyaku, suaraku bergetar. "
meninggalkan surat, membatalkan pernikahan." Suar
ku berdiri mematun
ukku dari belakang. "
noleh. "Aku harus pergi." Aku meni
nya terlipat sempurna. Kamar itu terasa dingin dan koso
. Tulisan tangan Adam yang rapi terlihat jeriku. Batalkan pernikaha
dingin dan menusuk, seperti pisau yang menghujam jantungku. Rasa sakit yang ane
an khawatir. "Maafkan saya, Tuan Pradipa. Adik Anda
kacau. Aku merasa ada bagian yang hilang, seb
mah sakit, berharap semua