My unhappy family
embalas p
as disekolah seperti biasa dan disaat pulang sekolah kebetulan ban sepeda ku b
h sudah berada didepan
jam segini baru pulang" ta
terdiam dan men
u diam" tan
Riska harus mendorong sepeda sam
g telat kamu mau jadi lo**e kah, sama
aran ibu mu semua"
s menghina
itu ayah Riska" tanya ibu ke
u orang yang gk berpendidikan
ar kata-kata ayah yang
ayah telah kerja ak
ai Riska besar ayah hanya marah-marah
rtanyaan ku ibu hanya terd
dimana aku telah bersekolah SMP kel
angat deras dan aku harus berangkat ke
SMP kemungkinan telat" pinta ku kepada ayah dan berharap agar ayah akan Mengantar ku sekolah karena dari
kamu berangkat naek sepeda aja bawa payung,
u sendiri "kenapa ayah tidak mau mengantar ku dari dulu, apa mungkin ayah
itu dan aku berfikir positif mungkin memang
untuk mengerjakan tugas sekolah dan bermain bersam
nanti kami main-main kesi
g-sering aj
amitan merek
i lah sebu
ah dimana ayah kehilangan hp dia,
p ayah disini"
jawab ku sambil memaka
ang hilang kerja sama kamu sama mereka ambil tuh
di ku santap hanya ku liatin dan aku menetes kan air mata, karena ak
ju dia yang bercampur dilemari ay
baju mama Riska" ujar ayah
ang mu, nanti kalau ada barang mu yang hilang nanti aku dan Riska k
arah kalau aku mendidik anak-an
a mu salah mendidik Riska kenapa harus
u jadi apa jadi l**te semua kah" tegur ayah marah ayah memuncak, perte
lang sekolah telat dia selalu menghina ku kalau besar akan menjadi l**te, atau itu semua didikan ibu semua anaknya ga
ingin berangkat kerja a
g selalu menghina kita, Bu ayo kita pergi saja dari r
kan permintaan ku, akhirnya aku dan ibu berkemas bersia
tulan dekat dengan sekolah SMP, aku
tidak ada hinaan dari ayah, aku tidak
erjualan disekitarnya perumahan, dan pakaian ibu tawarkan Alhamdulillah selalu habis, setiap pa
seorang duda beranak 2 dan anak-anak dari pria itu tinggal bersama mantan istri nya entah
selalu mengantar ibu kepasar dan pulang ke
berbincang-bincang aku melihat ibu sangat bahagia mengobrol dengan om Mamat, sudah lama
tanya kepada ku apa a
punya ayah lagi" tanya ibu sambil menatapku
ingin menikah lagi tidak apa-apa asal dia bisa saya
u untuk menerima permintaan ibu, akhirnya aku belajar berteman dengan waktu seiring b
r taksi telah cukup untuk menafkahi ku dengan ibu, om Mamat pun begitu sayang terhadap ku setiap dia pulan tarik taksi dia selalu member
teman pergi mengerjakan tugas biologi yang akan dikumpul pada hari sen
ah rumah, dan ternyata itu adalah motor ayah kandung ku, tetangga yang disebelah rumah itu adalah teman kerjanya, akupun gugup segera terburu-b