icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istriku, Jaminan Bisnis Ayahku

Bab 3 Tuntutan Keluarga

Jumlah Kata:1379    |    Dirilis Pada: 05/12/2025

al di lantai 30 itu dijamin bekerja sempurna. Mungkin karena stressor yang da

k malam. Enggak ada penolakan," suara Ib

, Bu. Tapi aku ada rapat penting besok sore

ngin bicara serius. Tentang kamu, tentang Safira," ka

baik saja," balas Elias

keluarga? Sejak kapan kalian enggak pernah datang berdua ke acara amal? Kam

ndiwara yang ia mainkan di depan publik past

rah. "Tapi tolong, jangan libatkan Safir

Pokoknya, datang. Sendirian atau berdua, i

rsandar di kursi, menatap ke luar jendela. Kota Jakarta yang gemerla

Pradana, adalah pria yang sangat menjunjung tinggi nama baik dan tradisi keluarga. Keluarga Pradana h

sendirian. Ia sudah mencoba meng

gak siap mendengar pertanyaan-pertanyaan mereka. Aku cuma akan m

a cuma tahu dia harus men

ram, duduk di ruang keluarga, membaca koran dengan sorot mata dingin yang khas. Ibu Martha men

suaminya, Robi. Mereka sudah punya dua anak yang lucu-lucu

g bisnis, tentang politik, tentang cuaca.

a Bram meletakkan garpunya dengan bunyi denti

Papa Bram, suaranya be

Enggak bisa ditinggal," jawab Elias

Selalu klien. El, Ibu kamu bilang ka

Martha, yang hanya memberi tatapan penuh arti,

fokus untuk proyek besar. Kamar tamu

ar. "Kamar kamu di rumah itu sebesar lapangan tenis! Mana ada yang enggak

s. "Kami cuma sedang butuh waktu. Ka

ng sudah kalian 'selesaikan' selama dua tahun? Masalah y

nta, mencoba menengahi. "Pa, jangan begini. Biarkan Elias

adalah putra kedua, dia harus punya anak. Ini tentang nama baik! Orang-orang mulai berbisik, kenapa E

enenangkan. "Mungkin mereka memang belum si

. Aku tahu Safira trauma. Tapi sudah dua tahun! Kalian enggak bisa hidup di masa lalu terus!

k mampu menghadapi ta

Safira... setiap kali kami mencoba, dia akan kembali ke titik nol. Dia menyala

Bram. "Atau bawa dia keliling dunia! Cari solusi

ak menyerah! Aku hanya lelah, Pa! Aku sudah berusaha keras unt

Martha menatap Elias dengan air mata di

aranya melembut, tapi ancama

mang enggak bisa memberikan itu-dan aku enggak menyalahkan dia, ini tentang psikologis-m

rselubung untuk mencari pengganti. Itu adalah sinyal ba

n Safira," tegas Elias. "Di

am. "Aku kasih kamu waktu enam bulan. Enam bulan untuk memperbaiki ini. Kalau sampai akhir tahun kalian enggak bisa menunjukkan kemajuan, entah it

igil, bukan karena takut, tapi

Papa lakukan?

buh dan berjuang, atau membebaskan kamu," jawab Papa Bram tanpa ragu. "Aku enggak ma

annya hilang, digantikan

n dan terkontrol. "Aku akan pikirkan. Tapi

Jangan lupa itu," tutup Papa Bram, kembali m

asaan campur aduk. Ia marah pada Papanya, tapi ia juga marah pada diri

ia enggak mau pulang. Ia tahu Safira mungkin sudah tidur, mungk

ggir taman yang sunyi. Ia k

Itu waktu

bangku taman, memikirkan apa yang harus dia lakukan. Menceraikan Safira? Itu terasa kejam, mengingat Safira suda

uh jala

ang ia lihat kemarin. Senyum yang engg

bisa aku temukan?" bis

dengan nama baik keluarga yang harus ia jaga. Dia hanya ingin h

am-diam beberapa tahun lalu, sebagai tempat pelarian. Malam ini, ia enggak akan pulang ke rumah yang dipenuhi kebeku

n nama Pradana. Dan di dalam kesendirian yang pahit itu, ia semakin siap untuk mengambil keputusan y

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka