icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istriku, Jaminan Bisnis Ayahku

Istriku, Jaminan Bisnis Ayahku

Penulis: Rahmadhani
icon

Bab 1 Sunyi itu sudah jadi teman akrabnya

Jumlah Kata:1801    |    Dirilis Pada: 05/12/2025

u berbaris rapi, menerangi mobil mewah hitam yang baru saja berbelo

memekakkan telinga, bukan karena tidak ada suara, tapi karena suara yang

umah ini megah, dingin, dan kaku, persis seperti museum di mana setiap sentuhan bisa merusak keindahan pals

k ada aroma masakan sisa makan malam. Hanya lampu remang-remang di ruang tengah

fir

ebih karena kebiasaan da

si sore tadi. Semua orang di sana menatapnya dengan kekaguman. Elias, si jenius finansial, yan

uali satu

lah suami. Safira adalah istri. Mereka berbagi nama bel

. Dia membelakangi Elias, menatap kegelapan di luar. Sebuah buku tebal terbuka di pangkuannya, tapi Elias ta

ias, suaranya berusaha terde

unya yang bergerak samar, entah

wab Safira, suaranya

ai. "Aku bilang tadi aku pulang

ilang, aku t

s, tapi dampaknya menghancurkan semua. Safira yang periang, yang selalu menyambutnya dengan pelukan dan bau sampo yang manis, hila

mencoba mengabaikannya. Malam i

makan sesuatu?" tan

ini buku di pangkuannya ditut

Kunci pemicu. Trivial

u, pakai acara nungguin aku, terus jawab ketus kayak gini?" Elias enggak bis

bukan marah, tapi terluka-dan luka

ca-kaca, tapi tatapannya menusuk. "Aku tungguin suami

engan jawaban yang akan membuatku merasa bersalah karena sudah pulang selarut ini!" Elias maju, berdiri di depan

e lantai. "Aku istri kamu, Elias. Bukan boneka yang bisa kamu simpan, ka

at dirimu! Kamu yang membentengi diri! Kamu yang mengunci diri di kamar

. "Kamu enggak pernah tahu bagaimana rasanya... kehilangan. Kamu enggak pernah mencoba!

tapi yang paling menyakitkan. Insiden itu, yang merenggut senyum Safira dan kehangatan rumah mereka, a

istriku! Aku kehilangan rumahku! Aku kehilangan masa depanku! Tapi apa yang aku lakukan? Aku tetap b

api dia buru-buru menyekanya, seolah tangisan it

ima aku yang sekarang, Elias," ujar Safira, suaranya berubah sedih dan m

tiap malam sebagai medan perang emosional!" Elias menunjuk ke arahnya. "Dua tahun, Safira! Dua tahun aku be

fira lebih keras daripada bentakan. Matanya

am, berusaha menguasai dirinya. "Kalau ini semua sa

i adalah undangan yang selalu dilemparkan Safira setiap kali mereka bertengkar. Undangan untuk menyer

alam ini, dia sudah samp

tenang. Ketenangan yang menakutkan, seperti badai yan

tidaknya berbalik dan pergi ke dapur untuk meredakan amarah. Tapi kali ini, Eli

a sedikit goyah, menyiratkan secercah ket

n kamu. Aku enggak akan melanggar janji pernikahan yang aku ucapkan. Tapi aku enggak bisa lagi berbagi k

k, berjalan m

eh. "Aku butuh bernapas. Aku butuh ketenangan yang

bisa pakai kamarmu. Lakukan apa pun yang

yang tebeku tadi, kini terlihat kosong. Dia berd

, dan rencana masa depan, Elias berdiri di depan lemari besar. I

a bingkai foto di nakas. Itu foto pernikahan mereka. Safira tersenyum lebar, matanya penuh janji. Eli

pantulan di kaca, bukan pada foto Safira. "Kamu yang memi

foto itu, membiarkannya

uara kunci itu bukan suara Safira mengunci dirinya di dalam,

nuju kamar tamu yang jarang dipakai, yang

elemparkan ranselnya ke lantai. Dia menyalakan lampu, yang si

yang menghasilkan jutaan dolar, yang dihormati di setiap ruangan, kini terasingkan di rumahnya sendi

ar sebentar. Tidak ada panggilan. Tidak ada pesan dari Safira. S

arau. "Setidaknya kita berdua da

ah itu ya

saat ia sibuk, tapi kini, dalam keheningan k

ma dua tahun, Safira menolaknya, tapi setidaknya dia masih ada di bawah satu ata

yang lama, yang ceria, yang suka melompat k

akit perut karena lelucon bodoh. Saat Safira pernah membawakan bekal makan siang ke kantornya, lengkap dengan surat

ia sudah memutuskan. Ini adalah malam pertama kemerdekaan

ng paling andal: angka. Dia tahu dia enggak akan tidur malam ini. Rasa

teringat lagi Safira. Apakah Safira

urusannya lagi. Safira memilih untuk me

aksakan perhatiannya pada grafik dan spreadsheet. Dia adalah

emilih untuk menyerah pada kebekuan rumah tangganya sendiri. Dia membiarkan dirinya hanyut dalam pekerjaan, sebuah tirai

. Bertahan sampai aku bisa menemu

yang polos, dan itu akan membawa konflik yang jauh lebih besar daripada sekadar perpisahan kamar. Ta

ntara kehidupannya sendiri berantakan dan tak berbentuk. Itu adalah puncak kebekuan, di mana dua

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka