Cinta Berawal Dari Diary
i belum terlalu tinggi, tapi halaman SMA Negeri 6 sudah ram
unya rapi, tapi wajahnya tampak gelisah. Tasnya terasa lebih berat
i biasa, Arka jadi pusat perhatian. Ia berdiri dengan santai, jaket tim basket SMA 6
l keras, seakan semua tulisan yang ia ba
u takut semua akan pergi kal
at setiap langkah
memecah lamunan. Cewek berambut kuncir dua itu mengham
tu sih? Belum
yum hambar.
empat duduk, suara riuh kembali terdengar. Arka masuk b
las menyapu ruangan. Sampai akhirny
in seperti biasanya. Ada sesuatu yang berbeda, se
embuka buku catatan. Tapi ia bisa merasaka
anget, sih..." Gumam Alya p
malah nyengir. "Al, jangan-jang
tuk, hampir terseda
u, Tan! Aku, aku
Yang membuatnya gelisah bukan hanya rahasia Arka... tapi juga perasa
entara Alya duduk di pojok ruangan, tepat di meja dekat jendela besar yang menghadap
enatap huruf-huruf di halaman. Yang ada hanyalah rasa gelisah. S
rik seseorang. Alya terlonjak. Saat meno
ginnya tampak semakin serius di balik cahaya redup sore. Dia
endah dan data
dah baca semu
a. Nafasnya tercekat. Tangannya refleks menu
coba bicara, tap
hnya ke kursi. "Aku cuma mau tahu satu hal..." Ma
semuanya, apa yang kam
ni
at dari teriakan guru piket. Dia bisa saja bilang tidak baca, tapi jelas
terasa semakin sempit, seolah hanya ada
jantung mau copot setiap detik Arka menatapnya beg
iri. "Aku..." suaranya pelan, hampir tak
masih dingin, tapi ada sesuatu yang sam
kayak... nggak pernah punya masalah," Alya melanjutkan, kali ini su
u, aku sadar... kamu juga r
g sej
a, marah, atau mungkin... tersentuh. Jemarinya mengetuk pel
nya, suaranya rendah. "...ka
g. "Enggak! Demi apa pun,
suk, tapi kali ini berbeda. Ada sedikit ke
miring, senyum tipis yang jar
atunya orang yang tahu sisi lain aku.
e
ar aneh. Partner rahasia? Itu keden
ka bangkit lebih dulu, menyampirkan tas di bahu, lalu berjalan menjauh. N
u nyesel percaya
yang kini hanya bisa duduk terpaku, wajah
k di pojokan favoritnya, mencoba fokus membaca novel, tapi otaknya malah p
up. Bahkan mengingatnya saja
Alya menoleh dan... benar saja, Arka berdiri
i sini, ya?" T
gangguk kikuk. "E... i
nya. Ada keheningan canggung beberapa deti
elum pernah aku bil
. Hatinya langsung
Tapi kenyataannya..." Arka berhenti sejenak, menatap meja seolah mencari keber
Ia melihat sisi Arka yang sama seka
Kesepian itu kadang lebih ber
nar menatap cewek itu dengan mata ya
ka semakin dalam, terdengar s
kan? Sama sia
tungnya meloncat.
tahu dirinya sedang jadi sorotan. Dia meraih tan
kut aku
r dari perpustakaan, meninggalkan bisikan-bis
lah, matanya sudah menangkap tatapan aneh dari beberapa murid. Ada yang bisik-bis
gkahnya terasa semakin berat
bareng Arka di perpus?" Bisik se
sama dia," sahut yang lain, jelas-je
as. Rasanya ingin langsung
n sekelas menatap penuh rasa ingin tahu. Ada yang tersenyum jail, ad
ntan, sahabat dekatnya. "Kamu... beneran kemarin
g tidak, tapi bayangan tatapan Arka kemarin, tatapan
kolah, Arka masuk dengan langkah santai. Seisi ruangan otomatis menoleh.
Alya ham
jangan ke sini...
henti tepat di depan meja Alya, lalu berkata dengan su
udah m
g tercengang, ada yang hampir tersedak,
Dunianya ter
u tanpa menunggu jawaban, dia menar
h, banyak cewek yang jatuh cinta, malah milih Alya gadis kutu buku perpus. Ad
*