Cinta Berawal Dari Diary
Arka makin menggila. Grup WhatsApp kelas, Line, bah
karang deket sama A
nggak le
ngejar Arka dari dulu,
bir. Setiap masuk kelas, ia merasa seperti dikelili
k populer di sekolah,
selalu tampil modis. Selama ini, mereka yakin
kunya ketika geng Risa tiba-tiba masuk kelas I
ebentar deket sama Arka, langsung
i sambil memai
cuek banget sama cewek. Eh, kok s
ri atas sampai bawah,
gi bosan aja. La
embalas, tapi tenggorokannya tercekat. Semu
belakang, tiba-tiba berdiri dan berjalan
meja Alya, menatap Risa
nya masala
m. Senyum sinis mereka seketik
obrol aja." Risa mencoba tertawa
natap mereka satu per satu sebelum akhirnya
ia, ngomong aja di dep
ni
dengan wajah kaku. Mereka tidak nyangk
etak kencang, campur aduk antar
rena pelajaran, bukan juga karena ulangan mendadak, tap
ma Arka. Padahal siapa sih dia?" Bi
Arka duluan. Kasian banget ya, kayak nggak puny
api hatinya jelas bergetar. Dari sudut matanya, ia bisa melihat
lebih setelah kejadian di kantin, gosip semakin liar. Risa bahkan nekat mengedit foto Alya dan Arka yang terlihat seol
g kayak Alya," komentar salah satu akun anonim yang j
diri di toilet. Ia menatap wajahnya d
nggak pernah minta ini
tuk. Suara lembut menyusul,
Intan, s
nya, berusaha terlihat kuat
atinya te
ikan semua tingkahnya. Arka, dengan ekspresi dinginnya, mem
dak ia tunjukkan terang-terangan. Di dalam hati, Arka bert
beberapa murid yang masih sibuk dengan buku
menahan diri, pura-pura kuat meski telinganya panas mendengar gosip kejam yan
at sosok tinggi dengan seragam rapi b
, namun suara itu terdengar
ly
tu buku tebal di tangannya. Tatapannya, seperti biasa, dingin dan sulit di
mencoba terdengar biasa, meski
di meja, lalu menatap
lagi nggak baik-baik
mengalihkan pandangan. "Ak
dua tangannya terlipat. "Aku denger gosip it
ok itu. Dia memang dingin, tapi kali ini ia benar-be
gak mau kamu jadi ikutan disalahin," Alya
jaraknya kini hanya tinggal sejen
ngatain, biar aku yang hadapin. Ak
seluruh tubuhnya panas dingin. Ia
jantung Alya yang seolah bergema
hela napas, su
a ke aku. Nggak janji bisa bikin semua be
saha menahan air mata yang nyaris jatuh. Untuk per
esar perpustakaan. Alya masih berdiri di dekat meja, w
ya, seakan tidak terjadi apa-apa. Tapi Alya tahu ada sesuatu yang
g ujung, dua pasang mata sedang mengawasi de
bil mengangkat ponselnya, mengarahka
sangat dekat dengan Alya, ekspres
atanya berbinar penuh kepuasan. "Biar satu sekolah tahu, Alya itu sok
dut fotonya membuat mereka berdua tampak seperti
kebayang nggak, gimana hancurnya muka Alya
i perpustakaan, meninggalkan Alya da
akhirnya memberanika
"Makasih ya... udah nolong
menatap Alya sekilas,
erlalu mikirin
p membuat dirinya merasa hangat
sok pagi. Foto-foto itu siap disebarkan, dan sekali l
*
ai luar biasa. Bisik-bisik, tawa kecil dan beberapa tata
uk ketika seorang cewek nyeletuk, "Eh, princess kita
dan siulan. Ia tertegun. Jantungnya
ya, Niken menyodorkan HP-
, ya. Nih... cant
erpustakaan. Sudut foto membuat seolah Arka sedang me
egan drama Korea," Lala meni
ae, ternyata udah jadian sa
apa cewek langsung pasang mu
s, matanya mulai berkaca-kaca. Ia ingin menjelaskan, t
kah santai, tas disampirkan di satu bahu. Suasana yang tadinya gaduh lan
senyum liciknya, berharap Arka
a. Arka meletakkan tasnya di meja,
emua sibuk bikin go
dengan suara tegas, "Denger ya. Kalau ada yang berani nger
s. Alya sendiri terpaku, hatinya bergetar hebat. Ia tak
wajah mereka pucat. Karena renc
a, seakan tidak terjadi apa-apa. Tapi seluruh kelas tahu
nyum tipis yang tak bisa ia tahan. Untuk pertama kalinya,
gebelain. Tapi yang namanya manusia, sifat sirik, deng
*