icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Berawal Dari Diary

Cinta Berawal Dari Diary

icon

Bab 1 PERPUSTAKAAN YANG SEPI

Jumlah Kata:1527    |    Dirilis Pada: 05/12/2025

api pikirannya melayang entah ke mana. Suara guru matematika seperti hanya jadi latar belakang

elum pulang. Bukan karena ia rajin, lebih tepatnya karena ia suka tempat sep

am Alya sambil menuruni tangga menuj

di sudut ruangan. Aroma khas kertas lama langsung menyambutnya. Ia be

ul biru, ia melihat sesuatu jatuh dari sela

tanpa nama, tanpa label. Hanya ada goresan tinta samar

. Rasa penasaran perlahan mengalahkan keraguannya. Ia membuka

eka pikir aku kuat, dingin, tak tersentuh. Padahal, kalau me

tu jujur, seolah penulisnya sedang berteria

oleh ada yang tahu. Jika s

bahwa pemilik diary ini bukan sembarangan orang. Hingga ia sampa

alu menyebu

ekolah? Cowok yang dingin, ganteng dan selalu

dengar mendekat. Seseorang masuk ke perpustakaan. Alya bur

oleh, matanya lan

dengan tatapan dingin yang l

. Tangannya spontan meremas tali tas t

uat udara perpustakaan mendadak dingin. Tatapan matanya tajam, se

dalam, datar, tapi membuat ja

sibuk merapikan buku di rak. "E..

atanya sekilas melirik ke meja yang kosong. Alya bisa me

k tangan Alya. Jangan sampai ketahuan.

iba-tiba berhenti tepat di depa

dah. "Nggak...

ya berani menatap balik, dan detik itu juga ia merasa

alau kamu nemuin sesuatu, lebih baik balikin. Karena

ta-kata itu terdengar se

pelan ke arah pintu. Sebelum kelu

simpan. Kadang, beban itu le

utup. Sun

uan, tapi juga karena perasaan aneh yang muncul. Entah kenapa, ada sisi lain dari

p diary hitam yang dia

up Alya tidak akan lagi

tingan bel masuk, dan antrean di depan kantin sudah jadi peman

. Diary hitam itu masih tersimpan rapi di sana, seakan berdenyu

. Intan, sahabatnya, sudah berdiri di de

ngong? Nih,

m kaku. "Hehe

ebelah yang lagi nembak gebetan di kantin, pikiran Alya tak bi

caranya? Masa tiba-tiba aku datengin dia teru

rsiap, kecuali Alya yang sibuk menahan degup jantung. Ia m

kitarnya tak penting. Namun, untuk sesaat, Alya merasa tatapan Arka berger

n-jangan dia cu

ampai akhirnya, saat istirahat, ia memutuskan membuka

ketiga

membuat dara

nya tahu Arka yang dingin, populer, tak tersentuh. Tapi kalau

terpe

pa yang dia laku

erit. Seseorang masuk. Alya

embut itu membuatny

endo

S, ia menatapnya

gong di sini

mati

menyembunyikan dia

ertanyaannya, kali ini sambil merapikan

agi... istirahat." Ia memaksa tersenyum, m

natap Alya cukup lama. "Kamu keliatan

mengibaskan tangan. Ia lalu berg

tasnya, di dalamnya diary hitam itu terasa lebih berat dari sebel

guru, tidak bisa tertawa saat Intan bercanda, bahkan tid

aran selesai, ia nekat membuka lag

empat itu. Hanya di sana aku merasa jadi diriku sendiri. Tapi..

. Tempat itu? Malam-

ika suara yang amat dikenal

mpai senyum-seny

an ekspresi datar yang justru semakin membuatnya me

an diary ke balik buku pake

matanya menatap tajam

tanya pelan, tapi cukup jelas untuk membuat Alya m

nya. Senyum yang entah kenap

inggalkan Alya dengan napas te

iary hitam itu seolah

ia tahu: Arka

ia tidak bisa menahan d

pul berkelompok, berbisik-bisik dengan ekspresi penuh antusias. Aly

sipnya belum?" Bisikny

engeluarkan buku dari ta

Katanya... ada yang liat Arka keluar m

berdegup. Taman kota? Jangan-ja

Tanyany

bangku taman sambil bawa gitar. Nyanyi sendiri, gitu. Lo b

gan bilang-bilang siapa-siapa ya. Katanya k

angannya merema

rka pura-pura cuek, populer, dingin,

lebih berat, lebih kelam. "Setiap malam... reputasi selesai kal

ku masing-masing. Guru mulai mengajar. Tapi bua

n santai, memasukkan ke dalam tas, lalu berdiri. Untuk sesaat, tatapan mereka bertem

a tidak akan bisa menahan rasa penasarannya lag

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka