The Sky of Asia
seorang muslim, setelah itu ia melakukan aktivitas lainnya seperti joging
ri tugas untuk membuat sebuah laporan dan untungnya Xavier telah selesai membuat laporan tersebut
unya pagi tadi pergi untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Ia mengeluarkan kendaraan roda duanya dari garasi, tidak lupa ia membawa buku catatan nya untuk menulis
rkendara ia sampai juga di cafe tersebut. Xavier melihat dalam cafe tersebut a
as?" tanya seora
pelayan tersebut pergi mengambi
di atas meja, terdengar suara mu
ng drinking a
w weeks have
in my i
e thing that i
hrough, throug
e thing that i
come t
..
aan, pelayan wanita itu datang membaw
.." ujar
senyum dan pelayan k
ffe late yang ia pesan dan menggenggam pulpen hitamnya dan ingin merangkai kata-kata yang indah tentang sebuah kopi.
pahit sekali pun masih bisa di ni
u diamkan, dia akan menjadi dingin, sampai dala
kita kembali rileks dan melupakan sejenak permasalaha
es yang ia buat. Xavier meminum coffe late
late nya. Ia hampir menyemburkan coffe latenya, saat i
" Xavier menatap Fidyah den
n duduk di depan Xavier. "Ngapain disini?
n saja" ujar Xavier. "Kamu? Nga
n bertemu
darimana
yang member
kerum
ss b
i naik
ng
temu denganku? Mau di
u cuma pengen
yain
an ia melambaikan tangan ke arah pelayan, hingga
a?" tanya p
offe late satu y
n tersebut pergi men
anya apa?"
coffe lateny
gumam
an membawa secangkir co
dan memberikan coffe late. Pe
i heheh" tawa kecil Fidyah. Ia meminum
tanya
lah!" uja
mau nanya apa
en nanya doang
aku t
liat kamu jalan ama cewek. Ce
cafe hanya nanya hal itu. K
ad
dan Reza. Karena tempat duduk yang terb
git
anita yang lain. Bahkan ia mau berbagi
kainya?" t
hari juga kena
siapa
mu pulang bersama D
jawab
k ada mata kuliah?
siang
a sa
ang juga?" tan
I
eh numpang nih hehe
." ujar Xavi
yang diiringi dengan musik merdu di dalam cafe tersebut. Sampa
vier setelah melihat
ujar
rgi membayar caffe l
ng bayarin"
hari ini aku
nti aku ya
okoknya aku b
ah ter
enyuman, setelah masing-masing membayar coffe late mereka keluar caffe tersebut dan pulang
ka yang biasanya mereka selalu berdebat, mungkin e
i ini sangatlah terik. Dan mere
tungguin lagi!" ujar Fidyah
ah tidur lagi!
yang tidur!" uj
melajukan kendaraan nya. Fidyah melihat