About Alana's life
hujan masuk lewat ventilasi kamarnya. Alana yang tertidur pulas di belakang pintu terbangun akibat tetesan yang
up jendela kamar dan berbalik menuju pintu balkon yang tertutup. Dapat ia
elah di luar, ia kembali menutup pintu balkon itu dari luar dan berbalik. Berjalan menuju pe
langit yang sudah mulai gelap, awan y
baik sama Alana. Ia menurunkan hujan, sama halnya ia mengetahu
p,
t, melihat ke sumber suara. Dan yah, di bawah sana
" tanyanya pad
ada hal yang tidak diinginkan. Lain sisi, ia merasa ikut senang papanya kemba
pikirannya itu. Ia berharap tidak akan
ra
n badannya dan melihat. Ternyata, papanya sudah berada di ambang pintu kamar Alana
tanyanya di
la
Alana. Panas? Udah pasti. Alana memegang pip
AK KAMU, MALAH SEMAKIN NGELUNJAK. APA PERINTAH SAYA KETIKA MA
tapi, kalian pasti tau bukan? bukannya ia yang mengerjakan tu
tapi
u sudah masuk kuliah, awas aja kamu
menjadi bungkam. Karena, papanya suda
dari papanya. Rasanya sangat sakit. Berarti, apa yang Alana pi
ik, dan berjalan ke tempat tidur. Ia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur,
inikah?"
yang ia rasakan. Membayangkan, bagaimana rasanya ia
a suara teriakan dari l
Menghela nafas pelan, dan menghapus air
sumber suara tersebut. Dan yah, di bawah sana. Tepatnya, di ruang tamu sudah ada
yang diduduki Alena. "
tangan Alana, hingga jatuh
ja Papa. Dan Papa harap, kalian berdua tidak membuat Papa ma
cap mengangkat kepalanya, menata
a?" tanya Alen
am." jawab
t, d
a yang menyadarinya langsung mengambil hp tersebut
berujar, "Papa angkat telpon dulu d
a mengangguk mengiyakan sang pap
nyiapin baju buat nanti mala
ikut menjawab, "Alana
Udah gede kan? Yaudah mandiri!" ujar san
rasanya perih? Tak terbayang begini rasanya diperlakukan seperti in
ng! Don't down. I
berlalu dari ruang tam
depannya. Menatap dirinya sendiri. "Apa salah Alana? Ada apa dengan
melihat pakaian mana yang cocok untuk ia pakai malam ini. Matanya tertuju pada sebuah gaun cokelat cream itu. Gaun dibawah lutut deng
ri siapa ya?" tanyan
k acara pernikahan sepupunya, dan waktu it
ngat. Dan, "Ah, ini
papa nya Alana adalah adik kakak. Yan
t gaun tersebut, mengi
hbac
ahan Dea, ka
malam itu, Alana bingung harus memakai baju apa di acara resepsi pernikahan kakaknya Ryan. Sedangkan,
itu Alana hanya d
k,
mua keluarganya bukannya sudah pergi ke acara. Lalu, siapa yang datang ke kamarnya sekarang. Alana
na tanpa ingin mem
" jawab o
, ia langsung melompat dari atas tem
i?" tanyanya pada o
an starbuck berisi pakaian. Justru hal terseb
ian pergi dari hadapan Alana. Alana menatap punggung R
t pada cermin dan menatap dirinya. Memutar badannya d
bawah, Alana langsung mengambil ta
angat cantik. Gaun yang ia gunakan dari Ryan, rambut panjangnya yang ia buka dan memberikan sedikit gelombang pad
an, saat Alana sudah
malu, "Apaan, si
ga boong!" tuturnya, kemudian
lan bahu Ryan. "Ishh, uda
canda. Orang benera
o berangkat
jawab
emudian menuju tempat dimana resep
hbac
ya sekarang?" ta
tempat tidurnya. Mencari HPnya, dan mencari sesuatu di
ama ia menunggu,
] ucap orang d
n, kan?"
i siapa, ya?"
?" tanya Alana tanpa me
amu siapa?"]
na," uca
a tawa dari se
bingung, kemudian menatap layar teleponnya, memas
dah lama ngga ada
ra kamu kesurupan," jedanya, "Aku Al
an. Haha ... Oh iya, aku juga
nya Alana. Ia memastikan bahwa Ryan yan
, bisa mandiri. Kamu ayo kul
a. "Ngga mungkin, Yan. Aku n
ngerasa rendah. Alana yang aku kenal itu pasti b
asih, Yan. Kamu doang orang yang masih peduli sama ak
leh sedih. Tetap senyum
dia. Inilah rasanya, ia beruntung memiliki Ryan. Ya, walaupun Ryan bukan darah dagingnya
ilang kan?"] teriak Ryan
"Hihi, ngga Ryan. A
as dari seberang. ["Aku kira
kan, aku libur kan. Nah, aku lagi jalan-jal
angsung menjawab, "Apa
k ganteng boleh minta nomor teleponnya? Terus aku tanya balik, buat apa
tanya Alan
tunjukkin foto kamu Al. Dia langsung kaya sedih gi
a. "Iiihh, kenapa foto ak
ahlah aku tunjukkin aja. Lagian aku ngga mau de
ma aku, ya kamu tuh harus punya cewe juga ya A
ang menarik!
. "Terserah, terserah kamu. Kapa
ku balik Al. Tunggu
sa, aku udah masuk ku
a, justru membuat Alana bingung. Ia mengecek
an?" pang
ulang, jangan bandel di kampus baru kamu. Ingat! Kalo ada masalah telpon
sembunyikan. Tetapi, apa? Ah suda
sehatan ya. Assalamu
umsalam."
tt,
putuskan sec
akasnya, menunjukkan pukul 5 sore. Alana kemudian memilih untuk keluar ke
aru saja tadi siang hujan, sekarang cuacanya kembali berubah menjadi panas, tanpa m
. Dan kadang juga, ia berada jauh di bawah karena benar-benar tak sanggup untuk bangkit. Maka dari itu, jadilah di t
oleh lemah. Alana harus siap dalam hal apapun. Mau itu hal yang benar-benar bikin Alana jatuh, ata
ar, Allahu
ngsung menutup pintu balkon, hordennya tidak lupa, dan juga menutup jendela kamarnya. Ia
san air. Ia berjalan ke arah nakas dan membukanya. Mengeluarkan mukena, sajadah, ta
sung, Alana mel
rdzikir kemudian m
ana. Tapi, Alana mohon. Bantulah Alana! Kuatkan Alana! Dan jadikan Alana wanita yang tak mudah lemah. Alana tau, ini cobaan yang Engkau berikan kepad
perti ini kepada Tuhan. Tetapi, Alana hanya ingin semuanya menjadi ringan. Karena, setiap ia menceritakan kelu
an perlahan. Sedikit, demi sedikit se
a dan melipatnya. Lalu meletakka
ana?" panggil seseorang