icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

About Alana's life

Bab 2 Pengenalan Keluarga 1

Jumlah Kata:2307    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

hujan masuk lewat ventilasi kamarnya. Alana yang tertidur pulas di belakang pintu terbangun akibat tetesan yang

up jendela kamar dan berbalik menuju pintu balkon yang tertutup. Dapat ia

elah di luar, ia kembali menutup pintu balkon itu dari luar dan berbalik. Berjalan menuju pe

langit yang sudah mulai gelap, awan y

baik sama Alana. Ia menurunkan hujan, sama halnya ia mengetahu

p,

t, melihat ke sumber suara. Dan yah, di bawah sana

” tanyanya pad

ada hal yang tidak diinginkan. Lain sisi, ia merasa ikut senang papanya kemba

pikirannya itu. Ia berharap tidak akan

ra

n badannya dan melihat. Ternyata, papanya sudah berada di ambang pintu kamar Alana

tanyanya di

la

Alana. Panas? Udah pasti. Alana memegang pip

AK KAMU, MALAH SEMAKIN NGELUNJAK. APA PERINTAH SAYA KETIKA MA

tapi, kalian pasti tau bukan? bukannya ia yang mengerjakan tu

tapi

u sudah masuk kuliah, awas aja kamu

menjadi bungkam. Karena, papanya suda

dari papanya. Rasanya sangat sakit. Berarti, apa yang Alana pi

ik, dan berjalan ke tempat tidur. Ia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur,

inikah?”

yang ia rasakan. Membayangkan, bagaimana rasanya ia

a suara teriakan dari l

Menghela nafas pelan, dan menghapus air

sumber suara tersebut. Dan yah, di bawah sana. Tepatnya, di ruang tamu sudah ada

yang diduduki Alena. “

tangan Alana, hingga jatuh

ja Papa. Dan Papa harap, kalian berdua tidak membuat Papa ma

cap mengangkat kepalanya, menata

a?” tanya Alen

am.” jawab

t, d

a yang menyadarinya langsung mengambil hp tersebut

berujar, “Papa angkat telpon dulu d

a mengangguk mengiyakan sang pap

nyiapin baju buat nanti mala

ikut menjawab, “Alana

Udah gede kan? Yaudah mandiri!” ujar san

rasanya perih? Tak terbayang begini rasanya diperlakukan seperti in

ng! Don't down. I

berlalu dari ruang tam

depannya. Menatap dirinya sendiri. “Apa salah Alana? Ada apa dengan

melihat pakaian mana yang cocok untuk ia pakai malam ini. Matanya tertuju pada sebuah gaun cokelat cream itu. Gaun dibawah lutut deng

ri siapa ya?” tanyan

k acara pernikahan sepupunya, dan waktu it

ngat. Dan, “Ah, ini

papa nya Alana adalah adik kakak. Yan

t gaun tersebut, mengi

hbac

ahan Dea, ka

malam itu, Alana bingung harus memakai baju apa di acara resepsi pernikahan kakaknya Ryan. Sedangkan,

itu Alana hanya d

k,

mua keluarganya bukannya sudah pergi ke acara. Lalu, siapa yang datang ke kamarnya sekarang. Alana

na tanpa ingin mem

” jawab o

, ia langsung melompat dari atas tem

i?” tanyanya pada o

an starbuck berisi pakaian. Justru hal terseb

ian pergi dari hadapan Alana. Alana menatap punggung R

t pada cermin dan menatap dirinya. Memutar badannya d

bawah, Alana langsung mengambil ta

angat cantik. Gaun yang ia gunakan dari Ryan, rambut panjangnya yang ia buka dan memberikan sedikit gelombang pad

an, saat Alana sudah

malu, “Apaan, si

ga boong!” tuturnya, kemudian

lan bahu Ryan. “Ishh, uda

canda. Orang benera

o berangkat

jawab

emudian menuju tempat dimana resep

hbac

ya sekarang?” ta

tempat tidurnya. Mencari HPnya, dan mencari sesuatu di

ama ia menunggu,

] ucap orang d

n, kan?”

i siapa, ya?”

?” tanya Alana tanpa me

amu siapa?”]

na,” uca

a tawa dari se

bingung, kemudian menatap layar teleponnya, memas

dah lama ngga ada

ra kamu kesurupan,” jedanya, “Aku Al

an. Haha ... Oh iya, aku juga

nya Alana. Ia memastikan bahwa Ryan yan

, bisa mandiri. Kamu ayo kul

a. “Ngga mungkin, Yan. Aku n

ngerasa rendah. Alana yang aku kenal itu pasti b

asih, Yan. Kamu doang orang yang masih peduli sama ak

leh sedih. Tetap senyum

dia. Inilah rasanya, ia beruntung memiliki Ryan. Ya, walaupun Ryan bukan darah dagingnya

ilang kan?”] teriak Ryan

“Hihi, ngga Ryan. A

as dari seberang. [“Aku kira

kan, aku libur kan. Nah, aku lagi jalan-jal

angsung menjawab, “Apa

k ganteng boleh minta nomor teleponnya? Terus aku tanya balik, buat apa

tanya Alan

tunjukkin foto kamu Al. Dia langsung kaya sedih gi

a. “Iiihh, kenapa foto ak

ahlah aku tunjukkin aja. Lagian aku ngga mau de

ma aku, ya kamu tuh harus punya cewe juga ya A

ang menarik!

. “Terserah, terserah kamu. Kapa

ku balik Al. Tunggu

sa, aku udah masuk ku

a, justru membuat Alana bingung. Ia mengecek

an?” pang

ulang, jangan bandel di kampus baru kamu. Ingat! Kalo ada masalah telpon

sembunyikan. Tetapi, apa? Ah suda

sehatan ya. Assalamu

umsalam.”

tt,

putuskan sec

akasnya, menunjukkan pukul 5 sore. Alana kemudian memilih untuk keluar ke

aru saja tadi siang hujan, sekarang cuacanya kembali berubah menjadi panas, tanpa m

. Dan kadang juga, ia berada jauh di bawah karena benar-benar tak sanggup untuk bangkit. Maka dari itu, jadilah di t

oleh lemah. Alana harus siap dalam hal apapun. Mau itu hal yang benar-benar bikin Alana jatuh, ata

ar, Allahu

ngsung menutup pintu balkon, hordennya tidak lupa, dan juga menutup jendela kamarnya. Ia

san air. Ia berjalan ke arah nakas dan membukanya. Mengeluarkan mukena, sajadah, ta

sung, Alana mel

rdzikir kemudian m

ana. Tapi, Alana mohon. Bantulah Alana! Kuatkan Alana! Dan jadikan Alana wanita yang tak mudah lemah. Alana tau, ini cobaan yang Engkau berikan kepad

perti ini kepada Tuhan. Tetapi, Alana hanya ingin semuanya menjadi ringan. Karena, setiap ia menceritakan kelu

an perlahan. Sedikit, demi sedikit se

a dan melipatnya. Lalu meletakka

ana?” panggil seseorang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka