icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

About Alana's life

Bab 3 Pengenalan Keluarga 2

Jumlah Kata:1308    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

pintu. Dibukanya pintu tersebut, terny

Alana bantu,

tau Non Alana, kalo Tuan, Nyonya, dan Non Ale

” tanya Alana

uk cepat. “Iya

i. Bibi kan tau, Alana s

na. Lalu, Non Alana juga harus pesan taxi secepatnya, Non. Bibi juga kaget, sekara

i, Alana langsung siap-siap kok. Terus berangkat, semoga Alana sampe tepat wa

Alana. “Yaudah, ayo Non

paskan tangannya. “Yaudah, Ala

tu Bibi pulang duluan ya Non. Non, hati-hati di jalan

guk. “Iya, Bi

telah melihat bi Lia hilang dari pandangannya, Alana

e up natural di wajahnya. Dan juga, rambutnya yang ia cepol satu, dengan meningg

sudah siap, Alana mengambil tas kecilnya, diisinya dengan dompet dan juga hpnya. Kemudi

i sudah menunjukkan pukul 19:48. Alana langsung bergega

elihat taxi yang tadi ia pesan sewaktu b

epat. Jangan tanyakan alamatnya. Karena, tadi saat siap-siap ada pesan ma

pan sebuah hotel bintang lima. Tak l

otel tersebut. “Ko

suki hotel tersebut. Menyalakan gps dan mencocokkan dengan kepunyaan p

di sebuah ruangan yang tertutup. Pintunya terbuka lebar, sepertinya ini adalah sebuah aula. Akhirnya,

ana keluarganya be

sana, dan di depan mereka ada beberapa orang yang

an kakinya menuju tempat ters

ita paruh baya, yang tak ter

a?” tanyan

itu Alana Bu. Dia memang suka terl

terlambat? Tetapi, ia juga sudah berusaha sema

yang cantik dulu baru kesini. Ya, k

ia tak tahu harus menjawab apa lagi. Takutn

g duduk samping Tan

jawaban dan juga ekspresi wajahnya juga tidak ingin menjawab

de aja, ya?” t

e.” jawab

, ngga?” tanya

, ia tidak ingat siapa

al ngga mau dateng.” potong seora

Dan, “Rifal?” uc

otkan matanya melihat Alana. “Loh, Ala

t Alana malah kaya orang linglung. Sini duduk!” titah

ang duduk di hadapannya. Wajahnya menunjukkan kemurkaan terhadap

kabar?” t

terhadap Alena, yang m

ah, aku baik

kepalanya, “Oh iya, lo kul

Universitas Panca

mulu. Udah ayo, kita mulai makan malamnya

oleh.” Jawab

ah satunya, dengan keluarganya Rifal. Nino adalah Ayah yang tegas, dan juga menyikapi anaknya untuk mandiri.

asi Alana yang meningkat dan selalu berada di urutan teratas

a adalah anak yang tidak bisa seperti Alena. Padahal, nilai dan semua yang Alena dapa

kuh dan sombong. Selalu merasa paling tinggi dari adiknya. Apa pun yang Alana dapat, ia yang seharusnya mendapatkan i

a gue ngga?” tanya

ah menyelesaikan

Alena. “Ah, gue disi

uk, Fal!” ajak

tap Alena. Rifal men

adarinya, pura-pu

a, beneran ngga mau i

dan mengangguk.

ninggalkan Alana dan juga ke

bisnis di antara kedua keluarga. Alana lalu berpikir, baga

lana pamit ke toilet ya?”

Kalau mau tanya, bagaimana pendapat mama dan papanya sendiri. Y

rgi ke belakang. Bukan untuk ke toilet, ia malah ber

itu, yang ia rasakan sekarang. Akhirnya, matanya tertuju pada sebuah tempat duduk

ya, menikmati udara malam alami dari kebun

enutupi matanya. Hal tersebu

sebut, berusaha melepaska

Eh, ini seperti suara laki-laki. Tetapi, ini s

a

teriak? Kamu sia

belakang Alana. “Masa ngga

membuat Alana berdiri cepat dan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka