Surgaku Tak Lagi Sempurna
ke sana, kalau diantar ke
lam ponselku itu, sebuah pesan yang sudah d
ia memboyong keluarganya untuk melamarku. Seorang sarjana kedokteran yang tengah berjuang dalam mas
ang begitu padat, maklum saja sebelum title itu benar – benar tersemat di depan nama, seorang dokter memang harus dig
n ku bawa menuju rumah sakit agar mas Abyan dapat memakannya pada waktu istirahatnya nanti, selama beberapa hari ini
agaannya, namun juga memberikan fasilitas yang sangat baik, ibu kosan sengaja memberikan sebuah space khusus di depan untuk memudahkan para penghuni kos bila s
ang ku letakkan di wadah lainnya sebelum ku masukkan keduanya ke dalam t
waktu yang lama, ku tatap bangunan rumah sakit dua lantai dengan gedung yang sangat besar itu
ah sakit, sebuah taman yang biasanya dimanfaatkan oleh para keluarga yang ingin menc
t mataku tak sengaja melihat sosok lelaki dengan jas putihnya tengah asik mengobrol
at ini sedang ingin ku temui. Dan benar saja, dia adalah mas Abyan yang sedan
ang berjuang melawan kanker darah atau lebih sering di sebut dengan Leukimia. Mas Abyan sangat terbuka denganku, dia
ah pucat gadis itu, senyum yang sangat manis cukup mem
erita – ceita yang keluar dari bibir mas Abyan dan dalam beberapa kali kesempatan aku melihatnya mel
menganggapnya sebag
a gadis itu sebelum akhirnya kembali memasuki koridor rumah sakit meninggalkan gadis itu
ah sepertinya aku memang perlu mengen
ra memalingkan pandangannya pada punggung mas
li bagaimana mas Abyan bercerita saat kali pertama bertemu gadis ini, dia memang begitu datar dan terkesan sangat j
danya terlihat dia masih menatapku dengan pandangan datarnya namun k
nya?" adalah pertanyaan pertama
g pelan, "Tid
t, "Dari mana kakak tau
t mimik wajahnya menjadi tidak sedatar tadi, ada sedikit lengkunga
anyanya dengan sedikit rona mer
"Iya, dokter Abyan ser
ku, "Tapi kakak sia
yang sangat ku tunggu dimana dia menanyakan siapakah gerangan
ulihat wajahnya menjadi sedikit tegang sorot matanya mulai tak fokus dan sesekal
tunangan?" tanyanya
pada tanganku agar dia melihat sebuah cincin emas yang melingkar pada ja
a tunangan," ucapnya pelan dengan t
dah tahu," g
t kembali terdengar suara dari bibirnya, "Tapi dokter tidak memakai cincin di jarinya? Apa
memakainya maka itu akan cukup merepotkan pekerjaanya, aku tidak pernah memiliki niat untuk memboho
okus, kulihat tangannya yang ber
r tak dapat ku dengar, namun beruntunglah karena saat itu suasana taman masih cukup sepi
barang yang bisa ku pinjamkan," jawab
eminjamnya untuk sementara waktu, umurku sudah tidak lama lagi," ucapnya dengan sangat bersungg
, "Apa kamu tuhan sampai bisa memprediksi berapa umurmu? Kita hanya manusia biasa, tidak ada yang tau berapa lama
u memang hanya tinggal sementara? Bagaimana jika ternyata Allah berkehendak yang lain lalu kamu sembuh, a
mempertahankan tubuhnya hingga tidak jatuh, "Aku le
u kembali menatapnya, "Baiklah, asalkan kamu bisa bertahan tanpa satu pun asupan pil – pil dan cairan lainnya dalam satu k
unggu mas Abyan di taman musnah sudah setelah pertemuanku dengan gadis itu. Dadaku masih sangat bergem
u barang apa," gerutuku
eja kantin, ku ambil ponselku dan segera mengirimkan pesan pada mas Abyan, mengabar
sesekali ku lirik suasana kantin yang tidak begitu ramai itu. Hanya terdapat beberapa orang yang sepertinya tengah mengambil waktu unt
t melihatnya. Sosok lelaki dengan tinggi 175 cm itu berjalan dengan cukup tergesa sorot matanya sa
atu jam aku nunggu disini," ucapku saa
orot mas Abyan benar – benar tajam seakan menghunusku. Aku berdiri d
a dengan cukup serius tanpa meng
di aku ketemu Nada di ar
uatku merasa jika memang ada yang sedang tidak beres saat ini. Dan
engan mas Abyan?"
Abyan begitu tajam padaku, hatiku berdesir melihat bagaimana reaksi yang ditunjukkan o
ng lebih dulu memintaku memberikan
an cepat bahkan sebelum aku selesai
un – tahun menjalin hubungan dengan mas Abyan dia kembali mem
masih cemburu dengan pasienku lagi jangan berharap bisa
tidak masuk akal darimu itu dia menolak semua treatment yang harus dilaluinya hari in
alu ku dengar sebuah helaan napas berat dari mas Ab
nan yang sempat ku buatkan padanya hingga kemudian mendapatkan kembali jawaban yang
g dokter kamu harus jadi pasien terlebih dahulu," ucapnya mengakhiri pertemua
ang masih bergetar ku pesan sebuah ojek online dari aplikasi yang ada pada ponselku, tak butuh waktu lama se
meskipun sedang tidak begitu fokus namun aku masih bisa melihat bagaimana tangan sang bapak yang terlihat sedikit kesusahan menyeimban
anan,namun ternyata perhitungan sang driver tidak tepat karena ternyata ada sebuah mobil truk yang melaju
g kami tumpangi tiba – tiba masuk dalam lajurnya dan menabrak motor yang kutumpangi. Tubuhku seakan terlempar ke atas sebelum kemudian jatuh dengan keras
lagi sakit yang lebih hebat pada tubuh bagian bawahku, lebih tepatn
ur, bersamaan dengan bau anyir yan