icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta di Musim Semi

Cinta di Musim Semi

Penulis: Sumi
icon

Bab 1  1. Pulang

Jumlah Kata:1155    |    Dirilis Pada: 15/11/2025

an gedung di dekat SCBD itu terasa dingin meski AC dimatikan; malam Jakarta mengigilkan jenis sepi yang tak bisa dibeli dengan kopi atau playlist. Di mej

ilkan "Nina - Rumah". Amara menekan tombol hijau dengan jari yang

tanpa basa-basi. "Bapak minta

"Sekarang? Ke

h. Cuma- ya, pulang, ya?" Nina menutupnya seperti

. Amara menutup telepon lebih cepat dari yang ia sadari. Di dinding apartemen, kalender menandai tanggal dengan stiker merah-deadline besar untuk naskah

lebih 'trending'. Menjadi editor membuatnya terbiasa menimbang mana yang penting dan mana yang kompromi yang

rang laki-laki berkumis-ayahnya ketika masih muda, tersenyum lepas. Bayangan laki-laki lain-laki-laki yang meniggalkan

lu menunggu perintah. Tetapi sesuatu pada nada suara Nina membuatnya tak tega. Di atas taksi, kota berpendar lewat jendela; lampu neon seperti titik-titik kecil

dikit berbunyi, teras kecil yang selama bertahun-tahun dipenuhi pot bunga milik ibunya yang almarhumah. Di ruang tamu, lampu redup menyorot sa

ng keriput-seolah merunduk di bawah beban kata yang tak bisa ia ucapkan. Namun

anya Amara lebih

an menutup mata sesaat. "Kau m

ar, ia menyadari bagaimana kata itu menempel di

plop itu kusam, tepi-tepinya berkriting, seperti benda yang sudah

ata Haryo. "Surat dari seseorang yan

pudar. Tidak ada nama pengirim yang jelas, hanya ada inisial yang samar: R. Ia memb

alamat sebuah rumah di pinggir kota-tempat yang selama ini diselimuti oleh bisik-bisik tak enak. Di balik fot

nemuinya di kota. Dia bilang pria itu ingin b

samping sebuah mobil tua. Wajahnya tidak asing-namun terasa seperti bagian dari mimpi yang tak pernah selesai. Mata pria itu menat

" suaranya nyari

dia menulis namanya di s

idak pernah baik-baik saja melihat nama pria itu; ia tidak pernah baik-baik saja menerima kemun

ara. Untuk meminta maaf. Untuk... men

embuka luka yang lebih lebar. Ia teringat ketika ia masih SMA-malam ketika kunci tertinggal, ketika tawa berubah senyap, ketika ayahnya memeluknya dan

nya Amara. "Kenapa ti

Hutang-atau urusan lama yang tak selesai. Aku tidak tahu

ain: rasa ingin tahu. Bagaimana bisa seorang asing yang pernah merubah hidup mereka lalu berani kembali meminta berte

r. Amara memejamkan mata sejenak, lalu membuka surat itu sekali lagi. Pada sudut kertas ada coretan tang

al yang ia pilih, tapi awal yang datang mengetuk pintu hidupnya. Ia memegang foto itu er

ara, lebih pelan dari kata yang ia kata

juga takut. "Jika kau pergi-ingat, anakku, tidak semua kebenaran menyembuhk

ali ini bukan sekadar soal keluarga; ini akan membawa pula pilihan-antara memaafkan dan melupakan, antara mene

m selesai, dan sebuah nama-Rendra-me

-

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka