Cinta di Musim Semi
ra, ia kembali duduk di meja makan. Buku catatan ibunya tergeletak di depan, seperti sebuah pintu yang menunggu u
pi tetap ada dalam jangkauan. Perannya tak pernah memaksa;
ka halaman
adat kali ini, seperti curahan hat
Tuhan, dan satu orang lagi yang tahu. Kesalahan yang mem
ara mulaiun. Ia hanya mencondongkan sedikit tubuhnya, menunjukk
lanjutka
aku tidak jujur sepenuhnya. Ada masa kelam yang tidak pernah ku
hidup ibunya tidak selalu mudah, tetapi ia
ni dari anakku. Tapi aku takut... Amara tidak akan me
tup buku i
atanya dengan suara yan
, Daffa berdiri dan
-
ari pepohonan di sepanjang jalan kecil itu
uk dirinya sendiri. Daffa berhenti bebera
esuatu?" Amara ber
ab Daffa, su
ar yang disimpan orang tuamu...
perlahan. "Aku...
a me
a ayah pergi. Dia bilang ayah sudah tidak peduli. Padahal... ayah pergi karena masalah y
au tahu?" t
ian aku sadar, orang tua... manusia biasa. Mereka takut. Mereka m
sakan mata
n. "Aku tidak tahu apakah ibu
erita," kata Daffa halus. "Jangan meny
utup buku itu untuk selamanya dan kembali menjadi perempuan yang ia pah
" panggil
H
tak
kata, "Wajar. Siapa pun akan takut menemuka
at ibuku dengan cara yang sama,
idak memeluk. Tidak menyentuh. Hanya berdiri
n cinta itu tidak hilang hanya karena
ta. Angin pagi m
i tempat yang lebih dalam. "Aku tidak tahu
b Daffa, lembut tapi mantap
gantung di udara.
akhirnya kembali masuk ke rumah. Buku itu masih me
n ia temukan selanjutnya, h
ejak pulang ke Kaliurang, i
rang berdiri
-