Wanita Kesayangan Tuan Duda
ke arah wanita muda yang merasa tertekan rasa bersalah. Semakin ia melihat ekspresi taku
r tuan." Jawab wanita yang dikira lemah itu, nyatanya suaranya cukup lantang, seperti tidak tertekan
bibir si pria muda yang duduk bersandar dengan menyilangkan kaki. Semakin menunjukkan bagian yang telah dikotori ol
ingkan dengan lap, masalahnya beres kan?" Wanita muda itu malah bertanya balik dengan polo
enunjukkan sebuah penyesalan." Ujar pria lainnya yang tampak lebih tua dan berkhari
atnya yang angkuh. Ia malah terkesan menantang bos muda itu, terlebih lagi sorot
ncang nona, di
ga mengalihkan pandangan dari wanita itu, akibat peraduan tatapan itu membuatnya menyadari bahwa wanita muda itu mem
yang terkesan menantangku terus, aku rasa kamu terlalu meremehkan aku, nona Selena Tan." Ujar pri
terbelalak pernyataan pria itu, "
kemampuanku?" Ujar pria muda itu yang belum juga Selena Tan ketahui siapa
tahu tentang dia.' Gumam Selena Tan dalam hatinya. Ia malah me
a sepasang sepatu yang kamu kotori ini?" Tanya bos muda itu dengan nada bicara yang santai, karena tanpa beradu urat saja ia sudah bisa membuat mental lawan bicaranya rapuh. Melihat raut wajah tegang Selena Tan saja sud
alah anda. Untuk itu pihak kami akan memberikan denda kepada anda senilai harga sepatu ini, yakni seratus juta." Ujar pria pengawal itu selaku
dari seorang pelayan." Ujar Selena Tan, sama sekali tidak terlihat takut akan ancaman denda di depan mata. Ia malah dengan lantang menyerukan perlawanan, menatapnya lekat dengan sorot mata yang tak berkedip. 'Aku memang tidak punya uang sebanyak kamu, tapi aku pun
emberian anda?" Ujar pria pengawal yang tak bisa menahan rasa gelinya mendengar Selena Tan yang begitu percaya diri menganggap dirinya sanggup memberikan sesuatu kepada tuannya. Semen
s yang mulai menderu saking susahnya ia menahan kekesalan. "Lalu apa itu namanya jika bukan meminta secara kasar? Anda mengaku sebagai orang hebat tetapi malah suka membesarkan masalah kecil. Cih ... Aku tidak
at bos muda yang ia panggil 'tuan angkuh' itu tercengang. Berbekal kain lap putih itu, Selena Tan berjongkok mendekatkan dirinya pada sepatu yang membuatnya m
u hendak bertindak lebih, sepasang mata tajam milik bosnya melirik ke arahnya. Memberikan isyarat agar pria pengawal itu menahan diri dan membiarkan bos muda itu saja yang mengatasinya. Si bos muda itu segera menarik kakinya namun tak disangka Selena Tan tetap keras kepa