Wanita Kesayangan Tuan Duda
sih belum berhenti menanggapi negosiasi alotnya dengan Selena Tan. Ekspresi wajah Selena yang menahan marah terlihat begitu imut di matanya, bagaiman
pek kepada orang yang meremehkan wanita. Harga diriku tidak bisa ditukar dengan sepatumu." Tegas Selena Tan, tak peduli dengan siapa ia berurusan saat ini, mempertahankan
i sekilas dan cukup dimengerti oleh pengawal itu sehingga mencondongkan diri agar bisa menerima bisikan dari tuan muda itu. Pak Fei mengangguk pa
i orang-orang biasanya. Apa anda yakin menolak win-win solusi dari tuan muda adalah keputusan terbaik? Anda tidak menyesal kehilangan pekerjaan yang sulit anda dapatkan ini?" Pak Fei begitu entengnya menyampaikan apa yang ia ketahui tentang Selena Tan, namun tidak dengan wanita itu.
hingga lawannya gentar. "Cukup mudah untuk mengetahui siapa anda, nona. Tuan muda punya kuasa untuk melakukan apa saja kepada orang yang berurusan rumit
mpulkan keberaniannya. Selena Tan menggigit bibir bawah, dirundung dilema yang membuat kepalanya terasa sangat pusing. Ia menunduk, sebisa mungkin menghindari tatapan dingin yang serasa menembus pertahanan hatinya. Selena Tan tidak bisa menjamin dapat bertahan h
mengikuti alur lambat wanita itu. "Hmm, seratus juta itu kira-kira mau dicicil sampai kapan? Penghasilanmu
. Ia tak yakin berapa lama lagi sanggup menahan diri, kakinya bahkan terasa tak kuat menopang tubuhnya. "Seumur hi ... dup ...." Kata-kata Selena Tan yang*
ng masih terpejam. 'Sebentar lagi, biarkan aku merasakan nikmatnya alas ini.' Gumam Selena Tan dalam hatinya, terlena pada kenyamanan yang baru pertama kali ia rasakan. Namun detik berikutnya, hawa dingin yang terasa me
Di man
ruangan itu sangat modern. Ini jelas bukan rumahnya, tetapi mengapa ia bisa berada di sini bahkan tanpa merasa berdosa tertidur di sini? Wanita itu kian mawas diri mengamati tubuhnya, sponta
bisa menghindari masalah dengank
tu yang membuat Selena Tan menjerit ketakutan, namun karena tak habis pikir apa yang telah pria itu lakukan hingga berpenampilan shirtless di hadapannya. "Kamu!? Apa yang kamu lakukan di sini?" Selena Tan tak berani memandang pria itu. Sepasang matanya ma
membawamu ke kamar ini." Jawab tuan muda Saputra dengan suara yang terdengar sangat arogan, sepasang matanya begitu terobsesi pada visual wanita muda
a lolos. Malam ini entah bagaimana nasibnya, mungkin tak akan bisa lepas dari jerat pria yang berdiri menggodanya. 'Apak
*