Jangan Pernah Mengkhianatiku
an napas, membuat udara di sekitarnya terasa berat dan menyesakkan. Arvella harus melangkah
ri kabut yang menggulung seperti awan hidup. "Jangan lepaskan pandanganmu dariku
sa aneh-gema langkah mereka seperti berlipat ganda, seolah ada lebih banyak orang b
yang dikatakan perempuan
no. Mereka mempelajari kekuatan dari tanah dan darah manusia. Tapi setelah tragedi
mana kau ta
ebelum menjawab, "Kare
la berhenti.
oleh. "Nanti k
r petir jauh di langit. Setelah berjalan cukup lama, kabut
untuh, ditelan waktu. Beberapa di antaranya menyala samar dengan cahaya biru dari celah bebatu
pana. "Tempat ini..
a. Orang-orang menyebutnya Menara Angin-tempat
n aneh di dadanya. Ada rasa takut, tapi juga sesuatu yang
u besar berdiri tegak, dengan simbol segitiga terukir di atasny
u jarinya menyentuh permukaan batu, simbol itu berpendar lem
hilang tel
itu bergetar. Retakan-retakan halus muncul, lalu pin
nding. Udara di dalamnya lebih dingin, tapi juga lebih tenang. Ar
g sulit dibaca. "Itulah sebabnya
sar berbentuk lingkaran. Di tengah ruangan itu berdiri tumpukan kr
itar. "Ini bukan sekadar ruang penyimpa
ya, samar-samar tampak bayangan dua orang-laki
ti ditarik oleh sesuatu. Langkahnya perlahan mendekat ke arah kristal i
nyilaukan meledak
ya, ia bisa mendengar suara Arvella menahan napas. Tubuh perempuan it
n dari Arvella, tapi dari
u yang kami tak
ai, tubuhnya gemetar. Kael segera menghampi
wajahnya pucat. "Aku... aku m
tapnya da
di dalam darahku. Bahwa aku mewarisi
a. "Kau sudah memba
eg
bisa dibuka oleh keturunan langsung. Keluargamu menyegel kekua
rgerak ringan, seperti berputar mengitari dirinya
arena itu. Karena kau adalah kunci terakhir yang mere
a. "Dan kau tahu semua
njawab. Tatap
u tahu sejak pertama kali menemuiku di hutan, siapa aku sebenarny
elap dan dalam. "Aku disuruh mengaw
nya tak percaya
"Oleh mereka-
mundur, tubuhnya bergetar antara marah
alu setelah tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan di sini.
di, sejak awal aku hanya p
ah mati. Aku menentang perintah mereka sejak pertama kali melihatmu. Mereka ingin kau mati se
ngannya. "Bagaiman
imu sendiri. Bukan padaku, bukan pada kata siapa pun.
rahnya tidak bisa menyelesaikan apa pun, tapi pengkhiana
nah bergetar. Dinding menara berderak sepe
ik pedangnya. "Me
ia
nergi di Neyrath. Kau membangunkan segel, da
eliling. "Kita haru
ari luar. Kita harus menutup pintu dari dalam da
el k
pak ukiran berbentuk pusaran angin dan darah. "Itu. Segel darah
ya curiga. "Kau
gel itu akan berubah menjadi penjara abadi.
rti pasukan dalam jumlah besar. Arvella
lalu menatap Kael. "Apa yang
ilangan sebagian dari dirimu. Tapi dunia a
aku tidak
erakhir dalam
nergi kecil masih mengitari tubuhnya. Ia ta
atasnya. Cahaya merah menyala terang, udara di sekitar berputar
argaku," bisiknya, "maka biar
aran angin dan percikan energi merah. Suara-suara masa lalu bergema
sar itu. Ia hanya bisa menatap Arvella melayang di te
muanya
Kael-tak sadarkan diri, wajahnya tenang. Segel di dinding be
au benar-benar pewaris t
eluruh ruangan. "Dan sekarang, pewa
, muncul sosok tinggi berjubah hitam dengan topeng p
n pedangnya. "Aku tahu
wa pelan. "Dan aku tahu k
di pelukan Kael. "Buka segel terakhir, a
a, menatap tajam. "Kau
batu itu. "Oh, Kael... sudah terlalu l
antara kabut itu, satu fakta mencuat di pikirannya-Lythan adalah orang yang
.. adalah Arv
eolah menahan napas. Arvella berdiri di depan api unggun yang hampir padam, matanya menatap kosong ke bara yang
Ujung matanya menatap Arvella sesekali. "Kau tidak bisa tidur lagi?" tanyan
rvella lirih, tanpa mengalihkan pandangan. "Hutan in
enyarungkan pedangnya. "Kau mulai bisa merasakan energi hutan.
oleh cepat.
suka kedatangan orang luar. Mereka tidak se
bih berat. Arvella menelan ludah, menatap gelap
" Ia berdiri, mengambil seikat daun kering dan mencampurnya dengan batu
ya rendah, hampir seperti doa tapi juga seperti perintah. Batu itu kemudian menge
?" tanya
etap datang setelah ini, berarti mereka datang b
eritan. Suara perempuan-melengking, menyayat telinga, lalu berhenti mendad
a," katanya denga
nusia. Itu suara mereka ya
pat, hampir tak terlihat, hanya bayangan gelap yang seolah memiliki bentuk dan tatapa
am. "Jangan panik. Mereka hanya i
emang takut?" Arvella
itu jangan
a padam sendiri, meski tak ada angin yang bertiup. Dalam kegelapan itu, A
rah sumbernya. Namun yang ia lihat bukan manusia-melainkan makhluk tinggi dengan kulit pucat dan mata kosong, se
i lebih jauh, Kael sudah berada di depannya, pedangny
erang. Kael menangkis, dan percikan cahaya biru memantul dari pedang mereka. Arvella terpaku, namun naluri bertahan hidu
amanya. Panah itu menembus dada makhluk tersebut, dan suara raungannya menggema, membu
la. "Bagus. Kau ti
ba membunuh kita," jawab Arvella dengan suara
ayangan lain muncul dari arah yang berlawanan.
ira," sahut Kael, menarik Arvella ke bel
kali mereka mendekat, Kael dan Arvella menyerang dengan kekuatan yang saling melengkapi. Kael den
yi. Tidak ada lagi bayangan, tidak ada suara
g mulai menampakkan cahaya fajar di ufuk timur.
di tanah, napasnya me
menatap lurus ke depan. "Mereka menjaga kesei
h gemetar. "Aku hanya ingin bertaha
hidup, kita memang har
gantung lama di
tempat itu. Mereka menempuh perjalanan ke arah utara, di mana Kael mengatakan ada sebua
ka berjalan menyusuri sungai kecil.
ael datar, tapi matanya memancarkan kesungguhan yang membu
akar pohon tua yang menggantung di atas jurang. Namun sepanjang perjalanan, Arvella mulai merasakan sesuatu ya
ri kejauhan, Arvella bisa melihat cahaya berwarna k
g tidak boleh dimasuki tanpa izi
muncul sosok perempuan berpakaian putih dengan mata berwarna perak. "Kael Mahendr
Ia bukan orang luar. Ia
pikirannya. Lalu ia tersenyum samar. "Salah satu da
ah ia rasakan sebelumnya. "Aku tidak datang untuk menge
a, lalu menoleh ke Kael. "Kau
melangkah masuk dengan perasaan aneh-takut, namun juga penuh harapan. Ia belum tahu apa y
a mungkin, di tengah dunia yang kacau ini, ia