icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan Pernah Mengkhianatiku

Bab 5 memisahkan orang

Jumlah Kata:2470    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

an napas, membuat udara di sekitarnya terasa berat dan menyesakkan. Arvella harus melangkah

ri kabut yang menggulung seperti awan hidup. "Jangan lepaskan pandanganmu dariku

sa aneh-gema langkah mereka seperti berlipat ganda, seolah ada lebih banyak orang b

yang dikatakan perempuan

no. Mereka mempelajari kekuatan dari tanah dan darah manusia. Tapi setelah tragedi

mana kau ta

ebelum menjawab, "Kare

la berhenti.

oleh. "Nanti k

r petir jauh di langit. Setelah berjalan cukup lama, kabut

untuh, ditelan waktu. Beberapa di antaranya menyala samar dengan cahaya biru dari celah bebatu

pana. "Tempat ini..

a. Orang-orang menyebutnya Menara Angin-tempat

n aneh di dadanya. Ada rasa takut, tapi juga sesuatu yang

u besar berdiri tegak, dengan simbol segitiga terukir di atasny

u jarinya menyentuh permukaan batu, simbol itu berpendar lem

hilang tel

itu bergetar. Retakan-retakan halus muncul, lalu pin

nding. Udara di dalamnya lebih dingin, tapi juga lebih tenang. Ar

g sulit dibaca. "Itulah sebabnya

sar berbentuk lingkaran. Di tengah ruangan itu berdiri tumpukan kr

itar. "Ini bukan sekadar ruang penyimpa

ya, samar-samar tampak bayangan dua orang-laki

ti ditarik oleh sesuatu. Langkahnya perlahan mendekat ke arah kristal i

nyilaukan meledak

ya, ia bisa mendengar suara Arvella menahan napas. Tubuh perempuan it

n dari Arvella, tapi dari

u yang kami tak

ai, tubuhnya gemetar. Kael segera menghampi

wajahnya pucat. "Aku... aku m

tapnya da

di dalam darahku. Bahwa aku mewarisi

a. "Kau sudah memba

eg

bisa dibuka oleh keturunan langsung. Keluargamu menyegel kekua

rgerak ringan, seperti berputar mengitari dirinya

arena itu. Karena kau adalah kunci terakhir yang mere

a. "Dan kau tahu semua

njawab. Tatap

u tahu sejak pertama kali menemuiku di hutan, siapa aku sebenarny

elap dan dalam. "Aku disuruh mengaw

nya tak percaya

"Oleh mereka-

mundur, tubuhnya bergetar antara marah

alu setelah tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan di sini.

di, sejak awal aku hanya p

ah mati. Aku menentang perintah mereka sejak pertama kali melihatmu. Mereka ingin kau mati se

ngannya. "Bagaiman

imu sendiri. Bukan padaku, bukan pada kata siapa pun.

rahnya tidak bisa menyelesaikan apa pun, tapi pengkhiana

nah bergetar. Dinding menara berderak sepe

ik pedangnya. "Me

ia

nergi di Neyrath. Kau membangunkan segel, da

eliling. "Kita haru

ari luar. Kita harus menutup pintu dari dalam da

el k

pak ukiran berbentuk pusaran angin dan darah. "Itu. Segel darah

ya curiga. "Kau

gel itu akan berubah menjadi penjara abadi.

rti pasukan dalam jumlah besar. Arvella

lalu menatap Kael. "Apa yang

ilangan sebagian dari dirimu. Tapi dunia a

aku tidak

erakhir dalam

nergi kecil masih mengitari tubuhnya. Ia ta

atasnya. Cahaya merah menyala terang, udara di sekitar berputar

argaku," bisiknya, "maka biar

aran angin dan percikan energi merah. Suara-suara masa lalu bergema

sar itu. Ia hanya bisa menatap Arvella melayang di te

muanya

Kael-tak sadarkan diri, wajahnya tenang. Segel di dinding be

au benar-benar pewaris t

eluruh ruangan. "Dan sekarang, pewa

, muncul sosok tinggi berjubah hitam dengan topeng p

n pedangnya. "Aku tahu

wa pelan. "Dan aku tahu k

di pelukan Kael. "Buka segel terakhir, a

a, menatap tajam. "Kau

batu itu. "Oh, Kael... sudah terlalu l

antara kabut itu, satu fakta mencuat di pikirannya-Lythan adalah orang yang

.. adalah Arv

eolah menahan napas. Arvella berdiri di depan api unggun yang hampir padam, matanya menatap kosong ke bara yang

Ujung matanya menatap Arvella sesekali. "Kau tidak bisa tidur lagi?" tanyan

rvella lirih, tanpa mengalihkan pandangan. "Hutan in

enyarungkan pedangnya. "Kau mulai bisa merasakan energi hutan.

oleh cepat.

suka kedatangan orang luar. Mereka tidak se

bih berat. Arvella menelan ludah, menatap gelap

" Ia berdiri, mengambil seikat daun kering dan mencampurnya dengan batu

ya rendah, hampir seperti doa tapi juga seperti perintah. Batu itu kemudian menge

?" tanya

etap datang setelah ini, berarti mereka datang b

eritan. Suara perempuan-melengking, menyayat telinga, lalu berhenti mendad

a," katanya denga

nusia. Itu suara mereka ya

pat, hampir tak terlihat, hanya bayangan gelap yang seolah memiliki bentuk dan tatapa

am. "Jangan panik. Mereka hanya i

emang takut?" Arvella

itu jangan

a padam sendiri, meski tak ada angin yang bertiup. Dalam kegelapan itu, A

rah sumbernya. Namun yang ia lihat bukan manusia-melainkan makhluk tinggi dengan kulit pucat dan mata kosong, se

i lebih jauh, Kael sudah berada di depannya, pedangny

erang. Kael menangkis, dan percikan cahaya biru memantul dari pedang mereka. Arvella terpaku, namun naluri bertahan hidu

amanya. Panah itu menembus dada makhluk tersebut, dan suara raungannya menggema, membu

la. "Bagus. Kau ti

ba membunuh kita," jawab Arvella dengan suara

ayangan lain muncul dari arah yang berlawanan.

ira," sahut Kael, menarik Arvella ke bel

kali mereka mendekat, Kael dan Arvella menyerang dengan kekuatan yang saling melengkapi. Kael den

yi. Tidak ada lagi bayangan, tidak ada suara

g mulai menampakkan cahaya fajar di ufuk timur.

di tanah, napasnya me

menatap lurus ke depan. "Mereka menjaga kesei

h gemetar. "Aku hanya ingin bertaha

hidup, kita memang har

gantung lama di

tempat itu. Mereka menempuh perjalanan ke arah utara, di mana Kael mengatakan ada sebua

ka berjalan menyusuri sungai kecil.

ael datar, tapi matanya memancarkan kesungguhan yang membu

akar pohon tua yang menggantung di atas jurang. Namun sepanjang perjalanan, Arvella mulai merasakan sesuatu ya

ri kejauhan, Arvella bisa melihat cahaya berwarna k

g tidak boleh dimasuki tanpa izi

muncul sosok perempuan berpakaian putih dengan mata berwarna perak. "Kael Mahendr

Ia bukan orang luar. Ia

pikirannya. Lalu ia tersenyum samar. "Salah satu da

ah ia rasakan sebelumnya. "Aku tidak datang untuk menge

a, lalu menoleh ke Kael. "Kau

melangkah masuk dengan perasaan aneh-takut, namun juga penuh harapan. Ia belum tahu apa y

a mungkin, di tengah dunia yang kacau ini, ia

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka