Skandal di Tengah Pre-Wedding
pria asing itu terasa seperti mema
ltava. Rumah itu tampak seperti perpaduan antara museum dan laboratorium, dengan dinding
g, lalu menoleh ke arah Nayra ya
arang mungkin juga rumahmu sementara,"
ang tiba-tiba tak karuan. Ia menatap koper besar yang ditentengnya,
sih sudah menampungku" atau "maaf atas semu
an langit-langit tinggi dan rak buku menjulang sampai hampir menyentuh atap. Ada meja besar di
di meja itu," kata El
Aku bahkan belum m
a penyesalan," balasnya ringan
nggungnya, antar
alan, dari nada suaranya yang tenang tapi berwibawa, dan dari bagaiman
sebesar ini?" tanya Nayra akhi
asisten yang datang dua kali seming
arannya
yebutnya
"Kau selalu menjawab se
spiral di sisi kanan ruang tamu, lalu berkata tanpa menoleh, "Kama
ang baru saja pura-pura berpacaran di depan dunia. Nayr
lembut dari langit-langit, jendela menghadap ke sungai, d
kasur. Ia membuka ritsletingnya pelan, mengeluarkan
bulan tinggal bersama pria yang ba
dari redaktur majalahnya sudah menumpuk, semuanya menanyakan
ami hanya butuh waktu. Tolong jang
h jendela. Di luar, sinar matahari sore mulai menguning, memantul di permukaa
hanya mimpi. Bahwa ketika ia membuka mata nanti, ia sudah kembali
dari luar kamar mengem
malam," kata suara bera
epat. "Apa? Kau
u meninggalkan m
O
lama," lanjutnya, sebe
ertutup. "Aku mulai merasa tingg
oratorium sains. Ada peralatan masak lengkap, tapi di sisi lain meja terd
aca sesuatu di tablet, sementara dua
anggang. Sederhana, t
anya tanpa meng
rik kursi
beberapa saat, hanya terdengar
tahan lagi. "Kau tidak aka
harus ku
atu yang dilakukan dua ora
, menatapnya datar. "Aku tidak tah
"Astaga, ini akan jadi enam bu
gkat bahu. "Anggap
. "Kau bahkan tidak ta
dak ber
ndok ke wajah pria i
u hal. Kenapa kau mau repot-repot membuat perjanjian
sendok, lalu be
ng aku capai selama sepuluh tahun bisa hancur karena satu video vir
ya dingin,
awahnya, menunduk. "Aku
i akhirnya berkata pelan, "Kau bukan perempuan pertama yang menyesal karena keputusan i
di ujung bibirnya. Hanya sepersekian deti
bisa tersenyum juga
ap tablet. "Jangan
, Nayra s
muncul lagi. Ia masih bisa mengingat betapa sakitnya peras
kamar. Dari luar jendela, terdengar suara jam g
sweater, dan berjalan
kerja Elias
kecil. Rambutnya sedikit berantakan, kacamata melorot di ujung hidung, dan wajahnya tam
segini?" tanyanya pe
ekilas. "Kau ti
k terbiasa tidur
lah. Jangan mondar-m
, Nayra merasa diperbolehkan. Ia duduk di ku
ng apa?" tanyanya s
di Eropa Timur. Aku mencoba memetakan ulang jalur
arannya
memang
si gaun, parfum, dan deadline. Dunia kau diisi peta dan
itu sebabnya dunia suka cerita
rhatikannya dengan seksama-caranya menulis dengan tangan kiri, caranya mengerutkan kening
a kau... begini," u
gin
Dingin, tapi..
pelan. "Kau ber
n memudahkan kalau
i ini lebih tulus. "Kau tidak akan bisa membenciku lama-la
ngar sombong, tapi justru m
a kalinya, tawa
hidupan mereka mulai me
uaikan diri dengan suasana rumah yang sunyi tapi tenang. Ia mulai menulis artikel freelance dari mej
menyeduh kopi hitam, sementara Nayra memilih teh chamomile
unya pacar?" tanya Nayra suatu pagi
Kenapa semua orang selalu tertarik
bagian dari
suka jadi p
tawa. "Kau terlalu serius
uluh, bukan
ak kelihata
arah, tapi pria itu j
in kau
lias sedang memeriksa artefak kecil di tangan, seme
dupan yang stabil. Pekerjaan bagus, pasangan yang setia, rumah
nya. "Kau masih dirimu sendiri. Hany
han da
dunia tidak seindah
as, mencoba membaca sesuatu di matanya-tapi yang ia temukan justru kete
ra pelan. "Kau perna
nya masa lalu. Tapi sebagian dari kami memilih menyimpan
"Aku belum bis
ti, bisa. Tapi
diam, menikmati senj
nti di antara dua jiwa yang sama
uang kerjanya, Nayra duduk di tepi tempat
i k
seburuk y
awal dari sesuatu, atau hanya
atap lampu yang mulai re
kin, hidupnya sedan
ma kalinya, Nay
lalui. Di balik jendela kaca besar apartemen Elias Marek, matahari menembus perlahan, membias
atap kamarnya di Jakarta. Bukan juga hotel tempatnya seharusnya menginap bers
tektur Eropa Timur, lampu gantung bergaya antik, dan
epatu terdengar
ia
enatap. Ia meletakkan secangkir kopi hitam di meja
mpatku tinggal, orang biasa menambahkan 'kau tidur nyen
u bukan tamu hotel, Nayra. Kau penyusup yang sedang ku
nar juga," katanya lirih, menyeruput kopi itu tanpa izin. Pahitnya me
an, aku tidak aka
ra seolah ia tak perlu berteriak untuk membuat orang lain diam. Tubuhnya tegap, wajahnya be
mecah hening. "Apa ren
erima dua panggilan dari lembaga tempatku bekerj
elan luda
ng itu sa
ag
alah paham macam apa yang melib
ke, aku pantas dis
u pantas d
egakkan bahunya. "Aku tidak akan minta
ri biasanya. "Harga diri? Dengan mencium
elihat tunanganku-mantan tunanga
skan membalas de
memprotes. "Itu... tindakan imp
s terangkat sedikit. "Tindakan impulsif
catatnya di ju
iri. "Kau harus bersiap. Kita ak
gaca
membicaraka
ak? Kau serius akan bena
punya pil
n humas dan pihak universitas, reputasiku hancur. Beberapa sponsor sudah menarik diri. Orang-orang berpikir aku
atinya meringkuk.
maaf, Nayra. Ak
roma kayu manis bercampur vanila mengisi udara. Nayra duduk di seberang Elias d
t kukumu," kata El
gerakannya. "Kau
rhatikan k
s. Setidaknya pria itu mau menemaninya
as abu-abu datang dan menyalami Elias. "Dr. Marek, se
yra menj
aitkan hubungan Anda berdua dengan isu akademik dan moral.
nya, lalu bertanya data
alian menikah, bahkan secara kontrak, isu itu akan reda. Setelah beb
ercaya. "Jadi kita benar-
anya menatap cangkir kopin
u bahkan tidak tah
Ma
ak tahu warn
ru
semua data ilmiah, tapi juga
rbiasa
iga syarat utama: kalian tinggal di alamat yang sama, menghadiri beberapa acara p
sinya?" t
elah itu kalian
ngguk. "Kit
kursinya. "Tunggu dulu! Kau
tasi akademik bisa runtuh hanya karena satu video viral. Aku tidak mau keh
a. "Lalu aku? Aku ju
gannya tegas. "Maka sebaikn
n muda Dr. Elias Marek dan fotografer Indonesia, Nayra Les
yar ponselnya de
otografer. Aku mana
t bahu. "Kau ingin aku bilang apa? Bahwa
u bilang aku
ih mencu
enghela napas berat. "Aku merasa hid
a nyata yang diatur med
deras. Di dalam, hening itu terasa menggantun
"Aku tidak tahu harus berter
duanya. Kita hany
edikit nada yang lain-bukan amarah, bukan sinis. Lebih sepe
pu kota Prague yang berkelip di kejauhan. Udara dingin menampar
lias terdengar
membeku
a," jawab Nayra
nyembuhkan kesalahan i
a pernikah
. Lalu Nayra bertanya
ar. "Aku tidak punya
artin
.. menyesal bahwa dunia
Elias tampak lebih lembut. Tidak sekaku biasanya. Ada
asional," kata Nayra, "kau bis
isnya. "Kau kira aku hany
ira be
aku bisa berpikir t
inum anggur malam ini. Aneh, untuk orang
elupakan kekacauan," Elias menja
tenang?" tany
Tapi k
Nayra bergetar aneh.
ak untuk melihat seseorang
a kayu bakar dari rumah-rumah jauh di bawah sana, Nayra tahu: mungki
ta, mungk
rlahan-seperti bunga liar yang