Perpisahan Terakhir, Jejak Abadi
/0/29145/coverbig.jpg?v=93e9e91e777a4abee37d2d7b5969b21f&imageMogr2/format/webp)
api aku mengabaikan rasa sakit yang tak henti-hentinya demi menjadi istri
Sebaliknya, anak didiknya yang masih muda mengirimiku foto mere
rempuan itu. Aku segera tahu bahwa perempuan itu hamil-dia sedang
ncari pelukan ibuku, tapi
i baik," katanya. "Ka
akit dan sehat, tapi dia dan keluargaku meninggalkanku saat ak
ku sendiri: kanker otak stadium akhir
i korban. Aku akan menjalani sisa hari-hariku untuk diriku sendiri, d
a
dang Arin
dengan ledakan, tapi dengan keheningan yang
Lalu tengah malam.
u kota di bawah sana kabur menjadi sapuan cat air berantakan antara neon dan bayangan. Setiap embusan
dari persendian dan menyebar ke seluruh tubuh, seperti api kecil yang membakar perlahan dan membuatku lelah sepanjang waktu.
ari bulan madu kami di Bali, senyum karismatiknya begitu cerah dengan latar
l panggil untuk k
suara.
. Silakan ting
dan bisa menenangkan semua kecemasanku, kini te
an kami. Pesan terakhir d
lor. Nggak usah tungg
. Semua bai
: Love
'Terkirim', tapi centangnya
arsitektur yang hidup sesuai kalendernya, tapi dia juga sangat teliti. Dia selalu men
sendiri berkedip
u cek kabar. Udah malam
um selesai? Aku jadi agak
bari aja kalau kamu baik-b
g menerpaku, dan aku mencengkeram lengan sofa, buku-buku jariku memutih. Dokter-dokterku menganggapnya hanya stres, hi
m ini, terasa lebih dari sekadar stres. Rasanya
bagian atas layarku, dan jan
pesan da
ntaan pertemanan
a ingin menjad
g wanita muda, mungkin pertengahan dua puluhan, dengan mata yang tajam, cer
ekan. Membangun masa depan,
ak didik barunya, yang sudah dia puji-puji selama bermi
kitku, merayap di tulang punggungku. Kenapa rekan kerjanya yang muda
a. Profilnya publik. Unggahan teratasnyakadar foto. Seb
elas koktail diangkat untuk bersulang. Satu tangan jelas milik seorang pria, kuat, dengan cincin stemp
in, dengan kuku yang terawat s
to itu adalah satu kal
a pria yang melihat masa dep
ikiranku berpacu, mencoba mencari penjelasan logis. Perayaan tim. Makan
ambar buram orang yang memegang telepon. Itu dia. Karin Anindita. Dan bersandar
ri, menekan tombol 'Konfirmasi'
pesan baru muncul
lah seb
langsung
wah. Lengannya melingkar posesif di bahu Karin, dan dia tertawa, tawa yang lepas dan penuh sukacita yang sudah ber
seperti sepa
jatuh berdebum di lantai kayu. Layarnya tidak retak,
storan Italia favorit kami. Tempat dia membawaku pada ulang tahun pernikahan pertama kami, te
an aku baru saja dengan sukarela melangkah
itu. Aku membuka kembali riwayat pesan kami, yaitu didorong oleh amarah membara yang tiba-
Siapa di
: Jawa
KAMU D
ini kepada orang asing yang ba
pa ini? K
ni
edua
anatan suamiku, sementara hujan di luar akhirnya melambat menjadi gerimis yang menyedihkan.
pi buruk. Dalam mimpi itu, aku berdiri di ladang bunga yang layu. Baskara ada di sana, di seberang ladang, me
Arini," katanya, suaranya menggema di
sakit dari kata-katanya lebih tajam daripada h
etar di lanta
baru dari K
atas pertanyaank
di pinggang Karin, membimbingnya saat dia mengaduk sesuatu di panci di atas kompor. Panci yang kukenal
r hidup berbagi makanan dan m
angun kenangan itu
telah dihancurkan secara sistematis, dan arsitek kehancuranku adalah
. Aku mengetik pesan panik dan marah kepada Karin, j
amu lakukan? Kamu
curkan sebuah pernik
a mungkin akan mengabaikanku lagi. Lalu, tiga
-