Bukan Lagi April Mayo: Kembalinya Sang Pewaris
/0/29144/coverbig.jpg?v=0d5953fe0998d76d2fc7c7ab1a2784e0&imageMogr2/format/webp)
erusahaan demi sebuah rumah sederhana bersama pria yang menyelam
wanita lain. Dia menyebut perselingkuhannya sebagai "merger bisnis", tetapi berita
ng mengandung "satu-satunya pewaris yang sah". Di depan semua orang, dia menawariku pekerjaa
hanya berdiri di samping ibunya dan tidak mengatakan apa-a
suaranya bergetar, dan mengajukan pertanyaa
itu punya bayi...
hadiri pesta pertunangan mereka, di mana dia mendorong putra kami hingga jatuh ke lantai dan
putraku, berjalan keluar dari kehidupan itu selamanya, dan menelepon kera
a
dang Alya
i aroma parfum wanita lain. Bukan parfum murahan atau yang menyengat. Parfum ini mahal. M
nius dari sebuah perusahaan teknologi yang sedang naik daun, dan putra kami, Daffa. Tapi sebelum itu, aku adalah Alya Suryakencana, satu-satunya pewaris keraja
a seperti sebuah makam yang
hantuiku dan tak pernah bisa benar-benar hilang. "Dia bukan dari kalangan kita, Alya. Baginya, ambisi adalah segalanya. Suatu hari, ambisi i
arusnya mengalir dalam darahku. Di mana pewaris kejam itu sekarang? Dia terasa seperti hantu, sebuah ce
ng. Dia bergerak dengan keyakinan tenang yang dulu pernah membuat jantungku berdebar kencang. Sekar
pingku, jari-jarinya dengan lembut menyibakkan sehelai rambut dari pipiku. Sentuhann
uaranya rendah dan
erita utama di ponselku satu jam yang lalu. "Taipan Teknologi Bima Aditama dan Sosialita Clara Wijoyo: Pasangan Sempurna Hasil Merger?" Artikel itu disertai fot
ya. Ada di rambutnya, di kulitnya, meresap ke dalam s
berminggu-minggu, dengan dalih menyelesaikan merger antara Aditama Inno
menyingkirkan tangannya. "Kamu bau," gumamku, suaraku sarat den
lya, aku... aku minta maaf. Rapat dengan Clara sering sampai la
gan begitu mudah. Clara.
sa malu dalam gerakannya. Dalam beberapa menit, dia akan kembali dengan wangi sabunku, sampoku, mencoba
gitu bergantung pada pengaruh dan kekuasaan wanita lain benar-benar menjadi mi
iberkati dengan kehidupan tenang yang tidak pantas kudapatkan. Tidak ada yang tahu aku adalah wanita yang
menempel di dada bidangnya. Dia masih tampan. Sangat tampan. Pria yang sama yang telah menarikku dari reruntu
ilku tergelincir di atas lapisan es dan terbalik. Dia adalah orang pertama di tempat
u. Aku ingat kekuatan di bahunya, intensitas di mata gelapnya. Dia
u, suaranya sarat dengan rasa posesif yang membua
kan menjadi satu-satunya pasangannya, ibu dari anak-anaknya,
dan mencoba menarikku ke dalam pelukannya. Tapi hantu melati dan
umamnya, napasnya
ada. Ak
Pria itu telah pergi, digantikan oleh orang
depan memecah keheningan yang teg
uara kejengkelan yang
ra mendesak dan berbisik dari kepala pelayan Clara Wijoyo. "Tuan Adi
seakan
pa ragu, tanpa memikirkan aku atau putra kami
bahkan tidak menatapku. "Clara tidak enak bad
api ada kesalahan di sana, keintiman yang tidak disadari. "Dokternya bilang stres membu
h melintas di wajahnya. "Aku akan kembali se
di rumah kami, sementara dia pergi untuk menenangkan wanita lain. Di
a senyum kecil yang kaku. Senyum sesosok
nyumku dan mengira itu adalah penerimaan. Dia tidak melihat es y
lkanku dan Daffa dalam keheningan yang menyesak
aku akan
idak akan pernah
-