Sakit Ini Lebih Dari yang Kau Pahami
dengan hening
r angin yang lewat di luar jendela, ada napas yang tertahan. Ada
embab membawa aroma tanah basah, bercampur sedikit dengan wangi melati liar yang tum
ada pemandangan malam, tapi
ang
eninggalkan kota, meninggalkan nama
-benar hidup. Ia membencinya, tapi tubuhnya mengingat setiap sentuhan, setiap tatapan, bahkan
akhir. Bahwa cinta yang dulu tumbuh dari reruntuhan luka hanyala
ti ini selalu men
n mata, menarik
angan, atau sepotong ingatan-untuk membuat da
njukkan pukul sepuluh lewat dua pulu
kah. Berat
ang perna
noleh perlahan ke arah
di balik bayangannya, berdiri seseorang yang sempat
er
ra
eperti bisikan yang kel
anya berhenti b
ng cangkir, hingga ujungnya baranya nyaris
tampak lebih tua, lebih letih, namun juga l
nya menggelap, tapi sorotnya masih sama-tepat seperti dua
ang," kata Seren akhir
nertawakan niatku
ntikan diri beberapa meter di depannya, seolah takut lang
mungkin," ucapnya pelan. "Kau tahu be
menu
a terlalu banyak hal yang bisa tumbuh dar
nyanya akhirnya. "Ken
asnya berat, matan
ranya menyesal se
ih-suara tawa yan
un, Arden. Tidak perasaan yang telah mati,
untuk menebus semuanya. Aku tahu itu mustahil. Aku h
apa langkah lagi. Seren bisa mencium aroma kulitnya-campuran tembakau,
eda," katanya pela
kan berart
atar, tapi ma
agar tidak menjerit setiap kali
ling mena
di udara, seakan wa
tapi kata-katanya ter
u terasa terlalu kecil untuk menggamba
reputasi, bahkan diriku sendiri. Tapi yang paling sulit bukan itu, Seren. Yan
mencoba menahan getar y
ujarnya tajam. "Kau tidak mencintaiku waktu itu, Arden.
aku tidak tahu apa arti cinta. Tapi aku ta
angkit
i suaranya tegas. "Ak
emintamu unt
etelahnya, Arden menunduk, seolah me
malam-malam penuh tangis, tentang ketakutan, tentang bagaimana set
ta itu tak p
lirih, "Kau seharusnya pergi
ekat, membuat jantung S
dan jarak di antara merek
u, sejak dulu aku tidak pernah pandai per
namun tatapannya tida
k pernah pandai membedaka
kembali
berat, pekat, dan bergetar di antar
angguk. Ia mundur sa
n aku berhenti mencintaim
ng hancur tapi tulus. "Aku tidak
berbalik, dan berjala
a hatinya tidak benar-benar
an dari dirinya yang tertinggal di sana-di a
tak lama s
mah, di bawah atap kecil yang m
i basah, tidak
pannya-pintu yang memisahkan dua dunia yan
itu, Seren bersandar di dinding. Ai
inta itu b
tidak tahu apakah it
tu, tapi bayangan Arden masih
ak-anak di sekolah kecil desa itu, membantu klinik setempat, me
seorang anak kecil
pengirim, tapi tulisan di de
yang pernah
Di dalamnya hanya ada satu halaman,
u, aku tidak lagi berlari dari masa lalu. Aku ingin menebusny
a ingin kau hidup tenang, karena ak
itu, mungkin itu aku-bukan karena aku mati, tapi karena
Ar
eren tidak tahu apakah karena
a, menekan dada y
, Arden," bisiknya pelan. "Tap
langit mulai meme
sesaat, Seren membiarkan dirinya percaya b
a, meski tak semp
imiliki-tapi
ya setelah dua tahun, Seren bisa t
Arden tidak lagi berd
erse
itu
lang, hanya tertidur di antara ingatan-menun
a hanya bersembunyi di sudut pikirannya, berdebu, hingga sesuatu sek
bangunan tua, lampu-lampunya berkelap, dan di ujung sana-Arden menatapnya. Tatapan itu bukan milik pria yang ditemuinya
ah mulai retak. Sinar matahari menerobos lewat celah-celah tirai, menimpa wajahnya yan
endiri. Tapi justru karena kalimat itu,
tahun
mpu taman memantulkan warna kuning pucat di genangan air, sementara ia berlari kecil menembus hu
sa, tidak ada siapa pun yang menjemput. Ibunya sedang sakit, ayah
Payung besar hitam menaungi tubuh tinggi tegapnya. Wajahnya sebagian tertutup bayan
n Aya
di sekitar. Seren berhenti beberapa langkah dari pria
seperti diukir dari marmer. Dingin, berkelas, tapi juga menyimpan sesuat
Arden
usahaan medis ValezCorp, yang juga dikenal sebagai pria kejam dalam dunia bisnis, tapi jenius dal
h, Tuan?" tany
n bicara
tang
ikk
egang. "A
ez. Dia meninggal di bawah p
tenggelam dalam gemuruh petir. Namun bahkan suara badai
pi saya sudah memberikan semua laporan
den cepat. "Dan aku ingin tahu
gkah lebih dekat. Ada sesuatu dalam tatapannya-sesuatu yang me
n, Tuan Valez. Saya melakukan se
am. "Aku sudah melihat rekaman ruang medis. Kau satu-satunya
tiba ia tahan. "Karena semua orang sedang mengevakuasi pasien lain
eberapa detik, lalu menoleh per
al seg
semua hal di jalannya. Ia menyeret Seren ke dalam penyelidikan internal yang membuat reputasin
tkan adalah bagaimana, di antara semua tekanan, Seren menemu
arena di balik dinginnya Arden,
duduk sendirian di ruang observasi, menatap foto adiknya di layari di ambang
t kau cintai," u
olah baru sadar ada ora
pun selama beberapa
up waktu itu," katanya akhirnya. "Ketika
gar rapuh, nyari
esuatu yang manusiawi dari pria itu. S
n. Tentang rasa bersalah. Tentang bagaimana cinta b
u, sesuatu di anta
minggu, minggu
nginterogasi, tapi untuk menemani. Ia membawa kopi saat Seren
idak canggung, tapi dalam. Seolah kata-ka
ien terakhir ke ruang observasi, ia mene
sih di sini?"
t ditebak. "Entahlah. Mungkin karena h
awa kecil. "Tempat i
jawabnya. "Aku
ur. Antara simpati dan perasaan yang lebih dari itu. Anta
idak butuh iz
rlalu hancur untuk percaya pada cinta, dan Seren terlalu lelah untuk mempertah
lam ketika semua yang mere
ang menunjukkan bahwa Liora memang menerima dosis ob
a. Tidak mau mendenga
h sakit yang menyalahgunakan aksesnya. Tapi pria itu tak percaya. Dalam amarahnya, Ar
am itu masih mem
Seren. Dan itu jauh lebih
en berdiri di tengah hujan dengan
, Seren menatap kosong ke luar jendela. Matahar
coba ia kubur kini muncul satu per satu, seperti tangan-
uka laci teratas. Di sana, di antara ke
i bawah langit senja. Foto itu diambil oleh seo
inggiran foto itu
, aku ingin berhenti di
pernah memberi k
menghadapi-atau menunggu seme
ga di ujung desa, tempat ia se
a asin, langit jingga b
ngku kayu tua ketika seseorang
er
ri kecil mendekat, membawa sesuatu d
ia menitipkannya kemarin sore. Katanya, kala
tar. Di tutupnya, terukir inisial yang memb
kalung perak dengan liontin berbentuk tetes a
kebenaran terl
. Matanya panas, tapi b
lam waktu yang sangat la
hirnya, A
uk memulai kembali, atau u
awah dermaga. Seren berdiri di sana sen
lap, ke arah di mana laut
u, ia berbisik pela
bisa disembuhkan, bi
rimkan aroma garam, membawa bisikan samar
untuk membuat h
er