Kau Bersandiwara Seolah Tak Bersalah
as, menatap pantulan wajahnya yang tampak letih. Sejak kejadian beberapa hari lalu-saat perempuan bernama Rania datang
li hanya menjawab seperlunya, seolah sedang menimbang-nimbang sesuatu yang tak ingin
Nasi goreng, telur mata sapi, dan secangkir teh. Tapi kursinya kosong-Rafli sudah pe
Jangan menu
lalu menghela napas pelan. "Uru
olak tenang. Ada sesuatu yang berubah-bukan sekadar sikap Rafli, tapi car
menyusuri jalan sempit di depan rumah, menuju taman kecil di dekat balai warga.
k itu berusia sekitar tujuh tahun, mengenakan jaket biru, rambutnya agak ikal. Ia menatap
ingin mendekat. "Hei, kamu
Nadira dengan mata lebar dan taj
ia
jawabnya
amar. "Papamu kerj
ia janji mau datang. Aku udah nungg
k bisa ia jelaskan. Tatapan mata anak itu... mirip
u namamu?" tan
k itu tanpa ragu.
rhenti berdetak sejenak.
gguk. "Iya. Pap
campur antara kaget dan tidak percaya. Tanpa sempat berkata apa-apa, dari kejauha
panggil
berlari mendekat, tapi Rafli justru menghentikannya di tengah jala
yaksikan semua itu. Rafli menatapnya,
jelaskan," katanya
han perasaan yang tak bisa ia urai. "Kau ng
anjang. "Ini bukan se
ambah dingin suasana. "Dia anakmu, Rafli. Kau bilang sudah
tap Nadira. "Aku hanya ingin memastikan dia baik
ja setelah tahu semua ini dari mulut
erdua dengan bingung. "P
nggam bahunya lembut. "Dira, aku mohon..
gi. Ia tidak peduli hujan yang mulai deras. Ia hanya ingin me
ian basah. Nadira duduk di ruang t
apa lagi, Rafli?
h menemui Rayan. Setiap dua minggu sekali, diam-diam. Ibuny
bunyikan itu dariku k
alau kamu akan pergi kalau tahu aku
arusnya lebih takut pada keboh
uar jendela yang terdengar. Rafli akhirnya duduk di k
apnya pelan. "Aku sudah kehilangan Lina, lalu a
m pernah berusaha memiliku dengan jujur,
Nadira melihat pria itu benar-benar terlihat hancur. Bukan ka
menjalani rutinitasnya di toko. Tapi tidak ada lagi percakapan pagi, tidak ada lagi tatapan lembut
menerima pesan dar
afli. Kalau kau mau tahu jug
ponsel lama, ragu apakah harus menanggapi. Tapi rasa p
ah besar dengan taman rapi itu memancarkan suasana dingin. Seor
tangan. Senyumnya dingin. "Kau datang juga. Aku p
u datang bukan untuk bertengkar.
tap Nadira lurus. "Kau tahu kenapa
tkan kening. "
g. Kakakku ingin bercerai, dan Rafli-" Rania menahan napas, suaranya bergetar. "-Rafli memaksa dia
tam Nadira seperti pe
up kasus itu sebagai kecelakaan. Tapi aku punya rekam
u ia membukanya, hidupnya mungkin tak akan sa
duk di teras, menatap langit yang masih basah si
dari
nya menatap Rafli dengan pan
ucapnya datar. "Tentang
jahnya memucat. "R
ukkan rek
kata lirih, "Aku memang bersalah... tapi bukan karena aku membunuh
itu, kenapa kau terus sembunyikan semuanya dariku?
mendekat, tapi
. Terlalu banyak yang kau sembunyikan, Rafli. Aku nggak t
"Kalau itu yang kamu mau... aku akan ber
diam, lalu berjalan ma
rapat, menyadari satu hal-ia mungkin baru saja ke
yang bisa disalahkan s
an terakhir dengan Rania di balkon rumah besar keluarga Roosevelt, malam-malamnya tak pernah benar-benar tenang lagi. Setiap kali
Semua informasi terasa kabur. Tidak ada yang spesifik, tidak ada kejelasan. Sekadar laporan kecelakaan kecil di dermaga Roosevel
suatu," gumamnya pelan, menatap nama-n
per satu di atas meja. "Aku tidak akan berhenti sampai
an kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku. Rambutnya agak ber
alik halaman, seolah terlalu sibuk u
a nada waspada di sana. "Aku tahu kau masih menyelidiki hal itu. Ta
am. "Kenapa? Karena d
ajam, tapi bukan marah - lebih
anku?" Nadira berdiri, menatap langsung ke matanya. "Apa k
luka, Nadira. Dunia yang kau masuki bukan dunia yang be
Nadira sengaja menekankan kalimat itu,
t Lina meninggal? Aku mencintainya, Dira. Tapi aku sudah melupakannya. Aku suda
, tapi bukan karena marah. Ia terluka mendengar
au begitu, aku akan mencari
jas tipisnya dan
Dylan Kruger. Ia dulu pernah menjadi wartawan investigasi di salah satu media besar, tapi dipecat karena
Roosevelt di tempat seperti ini," ucap Dylan sambil menyala
ahu apa yang sebenarnya terjadi pada Lina Sander.
tahu permintaanmu bisa mem
ak," jawab Nadira tenang. "Sekar
erani. Baiklah, aku akan bantu kau sejauh yang bisa kulaku
"Aku sudah lama men
Roosevelt Cruise, Rafli sedang berhadapan dengan dua orang yan
tak bisa terus membiarkan Nadira menggali soal Li
enuh kesal. "Aku sudah
r-benar ingin menjaga keluarga ini, kau harus bertindak lebi
ya tajam. "Dia istriku, Ray
dia bisa menjadi masalah besar. Kau tahu sia
negang. "Janga
k. Jadi kau sengaja menutupinya, bukan karena tak
emas. "Berhenti kalian berdua!
ancaman. "Kalau kau berani menyentuh Nadira, aku past
itu lucu, sepupu. Tapi mungkin kau lupa - aku juga punya ba
elum kalimat itu selesai. Rayan jatuh t
utmu," de
memisahkan keduanya. "C
cepat. Jika Rayan tahu sesuatu, berarti dia juga terlibat. Tapi sampai sejauh mana? Dan
nan arsip lama di tepi kota. "Aku punya seseorang di sini," kat
berjalan dengan tongkat dan menatap Nadira lama seb
egun. "Kau
irian. Katanya ingin bertemu seseorang dari pihak perusahaan. Aku tak tahu siapa. Hanya saja... tak lama kemudi
?" tanya Nadira,
peringatan. Seseorang
wajahnya berubah serius. "S
engar. "Nama yang kau sebutkan dalam daf
di tangannya erat-erat, menatap ke arah laut di kejauhan.
i selama ini bukan sekadar protektif. Tapi juga ketakutan - ke
n hati yang berkecamuk. Ia menemukan Ra
panggil
nya tampak lelah. "Kau
a tanpa ragu. "Aku bertemu seseorang y
tan. "Apa yang kau
i sana," ucapnya lirih tapi
galihkan pandangan. Diamnya adalah jawab
Tuhan... jadi ini sem
tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Tapi tolong, jangan temu
ang sama?" seru Nadira. "Atau karena kau
ata yang nyaris berair. "
ya getir. "Kau sama saja seperti mereka, Rafli.
yang terdiam di sana, tubuhnya lemas, waj
dira berdiri di bawahnya, memb
i, ia tah
ruan kebenaran b
ma kalinya, ia