icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rencana Balas Dendam yang Terlambat

Bab 2 membuktikan bahwa dirinya mampu berdiri

Jumlah Kata:2597    |    Dirilis Pada: 28/10/2025

asa berbeda - bukan karena langit cerah atau aroma kopi dari lobi gedung, tapi karena sesuatu dalam dirinya mulai berubah. Ia tidak lagi merasa seperti tamu di dunia

rne," sapa salah satu rese

nya, seolah ada beban yang menggantung di dadanya - antara kebanggaan dan rasa bersalah. Namun ia tetap m

abu yang rapi dan jam tangan perak yang berkilau di pergelangan tangannya, pria itu tampak seperti seseorang yang bisa mengendalika

kukira," ucapnya tanpa menoleh

berkas di meja, lalu duduk tanpa menunggu undangan. "Aku

seolah terkejut mendeng

gangguk.

seberang Marcy, matanya menatap tajam, tapi kali ini bukan dengan ta

pi aku tahu pola. Ada penurunan kecil di cabang Phoenix Asia, khususnya di Singapura. Jika k

pelan - tawa yang jarang terdengar.

ipandang remeh,"

aja berlayar, membawa penumpang menuju pelabuhan selatan. Ca

irang masuk dengan senyum menggoda. Gaun hitamnya pas di tubuh, dan

. "Kau tidak memberitahuku bahwa ki

um Adrian menyebut namanya - Selena Winters, wanita yang dulu

gan ekspresi yang sulit dibaca. "S

dari ujung kepala hingga kaki. "Jadi ini dia, istrimu yang dikaba

. "Lebih sopan kalau kau berbicara

Oh, jadi kau punya nyal

keduanya. "Selena, kau bisa kelua

an Adrian. "Kau tahu, Adrian, ada banyak hal yang tidak

at. "Dan ada hal-hal yang lebih bernilai daripada s

. Selena tersenyum sinis sebelum akhirnya melangk

ap Adrian. "Kau harusnya mengingat

k bekerja di sini. Dia hanya...

tuk tetap dekat dengan

ma kalinya, matanya terlihat lelah

ak untuk tidak membiarkan siapa

ng yang tahu nilai dirinya. Adrian terdiam beberapa detik, lalu mengangguk

anjang di antara mereka. Namun di b

segelas anggur merah, lalu duduk di meja makan. Ingatannya kembali pada tatapan Adrian tadi siang.

Sebuah pesan masuk da

ng kau lihat. Dunia Adrian tid

epat. Ia mencoba menelusuri nomor itu, tapi tak terdaf

seseorang mengawasinya. Ia menutup tirai, mematikan

k akan menjadi pion dalam permainan siapa pun. Jika Adri

Ia berjalan ke ruang kerja Adrian, menemukan meja besar yang rapi dan tumpukan berkas

lder itu perlahan. Di dalamnya, ada dokumen rahasia: laporan keuangan ter

oenix Blue," bisiknya, menatap tand

mencari

rlonjak. Ia menoleh cepat - Adrian berdiri

ku han

Adrian, berjalan mendeka

tak me

n folder itu. "Kau memang pintar, Marcy. Tapi dun

ergetar namun tegas. "Jika ada sesuatu

rih, "Beberapa kebenaran bisa menghancur

ata. Dua orang dengan dinding tinggi di antara

tapi sikapnya lebih berani. Ia terlibat dalam rapat, memberi ide, dan mul

an misterius itu. Ia merasa sesuatu besar sedang disembunyikan,

t. Marcy yang baru keluar dari kamar mandi mendengar suara di ruang tamu

n seseorang di balkon. Saat kilat menyamb

a siapa pun. Hanya tirai yang tertiup angin,

kah ia berhalusinasi, atau Selena

. Tapi panggilannya tidak dijawab. Ia mengiri

terdengar. Adrian muncul, rambutnya basah ole

tap sekeliling, memastikan ruangan aman. Lalu ia m

siapa yang berani masuk ke sini,"

g lain - bukan CEO dingin, bukan pria sombong yang s

sesuatu di antara mereka yang berubah. Bukan cinta sepenuhnya, ta

gan sunyi, tapi hati k

uh lebih rumit dari sekadar

nggap hanya formalitas kini mulai masu

, petir meny

adai sebenarnya

uti cahaya oranye lembut, menyelinap lewat tirai tebal yang setengah terbuka. Ia menatap l

t, kata-kata dingin yang ia ucapkan, dan kemudian kebisuan yang menggantung di antara mereka. Ia tahu pernik

ma laut dari kejauhan. Ia menatap ke bawah, melihat kapal pesiar milik Phoenix Cruise Line yang bersan

terdengar dari balik pintu. "Tuan Adria

rang?" tanyanya, sedikit p

iau ingin Anda h

buru bersiap. Gaun putih sederhana, rambut diikat rapi, sedikit bedak di pipi. Ia tidak

en sambil menyesap kopi hitam. Penampilannya sempurna seperti biasa-kemeja

menit," ujarnya ta

n duduk di depannya. "

bisa menentukan untung atau ru

ndesah keras. "Tapi kita tidak se

a kini ada sedikit kelembutan yang nyaris tak terlihat. "Sara

s jeruk segar. Marcy hanya menatap piringnya tanpa selera. Sementara Adrian

co sore ini. Ada pertemu

Marcy singka

u i

membulat

i. Akan ada banyak media dan orang berpengaruh.

yang dikemas rapi. Marcy ingin tertawa sar

a memilih diam dan melanjutkan sarapannya. Hanya ada bunyi sendok dan ga

pribadi. Selama penerbangan, Adrian sibuk membaca laporan

gan Rhea kemarin," ucap Adr

kejut. "K

dua tahun, Marcy. Kau p

ra soal pekerja

as. "Hanya saja, aku tidak suka istriku bergaul dengan oran

a, kaget. "Rhea

a membencik

ahasia yang tidak terlihat di permukaan. Semua orang tampak tersenyum

mewah tempat gala akan diadakan. Marcy dibawa ke ruang rias khusus untuk bersiap.

ayangan dirinya di cermin dan hampir tidak mengenali sosok itu-anggun, dewasa, berkel

itu mengenakan setelan hitam sempurna, dengan dasi abu meng

biasa," katanya pelan,

nduk. "Ter

a gala. Kilatan kamera memenuhi ruangan. Adrian menggenggam tangan Marcy erat, se

etegangan. Jantungnya berdetak cepat, bukan karena ci

tampak sempurna-hingga seseor

ria

mereka berdiri seorang wanita cantik dengan gaun merah darah,

a Win

katanya manis. "S

enegang.

Selena menelusuri tangan Adrian yang masih menggenggamnya. Senyu

n, menatap Marcy dari ujung

enyum sopan. "Senan

atapnya tajam. "Karena

na," potong

Kau tahu, Adrian... aku masih ingat bagaimana kau ber

enoleh penasaran. Marcy menggigit bibir, sementara Adrian mengg

ah," jawab A

a lirih. "Tapi ha

, meninggalkan aroma parfum

ya perlahan. "Kau mas

am diam. "Aku... tida

balas Marcy dingin, lalu melangkah pe

dangi gemerlap lampu kota San Francisco. Udara malam din

lakangnya. Adrian berdiri di ambang

gi dari gala?"

cy tanpa menoleh. "Aku bukan boneka yang

ar

u tahu ini pernikahan kontrak, aku tahu semuanya hanya form

rlahan melangkah mendekat. "Aku tid

egitu, t

diduga, Adrian mengeluarkan

sambil menyerah

umen kepemilikan Phoenix Cruise Line-dan sebuah sert

" tanyany

Adrian tenang. "Kau peme

"Kenapa kau memb

uk tetap di sisiku. Bukan karena kontr

us percaya atau tidak. "Ini...

aku hanya takut kehilangan seseorang yang

rcy sesak. Ia berbalik menatap langit, mencob

atap punggungnya lama. Ada jarak yang belum bisa ia jemba

isco yang berkilau, membawa luka masing-masing, dan secuil harapa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka