Rencana Balas Dendam yang Terlambat
asa berbeda - bukan karena langit cerah atau aroma kopi dari lobi gedung, tapi karena sesuatu dalam dirinya mulai berubah. Ia tidak lagi merasa seperti tamu di dunia
rne," sapa salah satu rese
nya, seolah ada beban yang menggantung di dadanya - antara kebanggaan dan rasa bersalah. Namun ia tetap m
abu yang rapi dan jam tangan perak yang berkilau di pergelangan tangannya, pria itu tampak seperti seseorang yang bisa mengendalika
kukira," ucapnya tanpa menoleh
berkas di meja, lalu duduk tanpa menunggu undangan. "Aku
seolah terkejut mendeng
gangguk.
seberang Marcy, matanya menatap tajam, tapi kali ini bukan dengan ta
pi aku tahu pola. Ada penurunan kecil di cabang Phoenix Asia, khususnya di Singapura. Jika k
pelan - tawa yang jarang terdengar.
ipandang remeh,"
aja berlayar, membawa penumpang menuju pelabuhan selatan. Ca
irang masuk dengan senyum menggoda. Gaun hitamnya pas di tubuh, dan
. "Kau tidak memberitahuku bahwa ki
um Adrian menyebut namanya - Selena Winters, wanita yang dulu
gan ekspresi yang sulit dibaca. "S
dari ujung kepala hingga kaki. "Jadi ini dia, istrimu yang dikaba
. "Lebih sopan kalau kau berbicara
Oh, jadi kau punya nyal
keduanya. "Selena, kau bisa kelua
an Adrian. "Kau tahu, Adrian, ada banyak hal yang tidak
at. "Dan ada hal-hal yang lebih bernilai daripada s
. Selena tersenyum sinis sebelum akhirnya melangk
ap Adrian. "Kau harusnya mengingat
k bekerja di sini. Dia hanya...
tuk tetap dekat dengan
ma kalinya, matanya terlihat lelah
ak untuk tidak membiarkan siapa
ng yang tahu nilai dirinya. Adrian terdiam beberapa detik, lalu mengangguk
anjang di antara mereka. Namun di b
segelas anggur merah, lalu duduk di meja makan. Ingatannya kembali pada tatapan Adrian tadi siang.
Sebuah pesan masuk da
ng kau lihat. Dunia Adrian tid
epat. Ia mencoba menelusuri nomor itu, tapi tak terdaf
seseorang mengawasinya. Ia menutup tirai, mematikan
k akan menjadi pion dalam permainan siapa pun. Jika Adri
Ia berjalan ke ruang kerja Adrian, menemukan meja besar yang rapi dan tumpukan berkas
lder itu perlahan. Di dalamnya, ada dokumen rahasia: laporan keuangan ter
oenix Blue," bisiknya, menatap tand
mencari
rlonjak. Ia menoleh cepat - Adrian berdiri
ku han
Adrian, berjalan mendeka
tak me
n folder itu. "Kau memang pintar, Marcy. Tapi dun
ergetar namun tegas. "Jika ada sesuatu
rih, "Beberapa kebenaran bisa menghancur
ata. Dua orang dengan dinding tinggi di antara
tapi sikapnya lebih berani. Ia terlibat dalam rapat, memberi ide, dan mul
an misterius itu. Ia merasa sesuatu besar sedang disembunyikan,
t. Marcy yang baru keluar dari kamar mandi mendengar suara di ruang tamu
n seseorang di balkon. Saat kilat menyamb
a siapa pun. Hanya tirai yang tertiup angin,
kah ia berhalusinasi, atau Selena
. Tapi panggilannya tidak dijawab. Ia mengiri
terdengar. Adrian muncul, rambutnya basah ole
tap sekeliling, memastikan ruangan aman. Lalu ia msiapa yang berani masuk ke sini,"
g lain - bukan CEO dingin, bukan pria sombong yang s
sesuatu di antara mereka yang berubah. Bukan cinta sepenuhnya, ta
gan sunyi, tapi hati k
uh lebih rumit dari sekadar
nggap hanya formalitas kini mulai masu
, petir meny
adai sebenarnya
uti cahaya oranye lembut, menyelinap lewat tirai tebal yang setengah terbuka. Ia menatap l
t, kata-kata dingin yang ia ucapkan, dan kemudian kebisuan yang menggantung di antara mereka. Ia tahu pernik
ma laut dari kejauhan. Ia menatap ke bawah, melihat kapal pesiar milik Phoenix Cruise Line yang bersan
terdengar dari balik pintu. "Tuan Adria
rang?" tanyanya, sedikit p
iau ingin Anda h
buru bersiap. Gaun putih sederhana, rambut diikat rapi, sedikit bedak di pipi. Ia tidak
en sambil menyesap kopi hitam. Penampilannya sempurna seperti biasa-kemeja
menit," ujarnya ta
n duduk di depannya. "
bisa menentukan untung atau ru
ndesah keras. "Tapi kita tidak se
a kini ada sedikit kelembutan yang nyaris tak terlihat. "Sara
s jeruk segar. Marcy hanya menatap piringnya tanpa selera. Sementara Adrian
co sore ini. Ada pertemu
Marcy singka
u i
membulat
i. Akan ada banyak media dan orang berpengaruh.
yang dikemas rapi. Marcy ingin tertawa sar
a memilih diam dan melanjutkan sarapannya. Hanya ada bunyi sendok dan ga
pribadi. Selama penerbangan, Adrian sibuk membaca laporan
gan Rhea kemarin," ucap Adr
kejut. "K
dua tahun, Marcy. Kau p
ra soal pekerja
as. "Hanya saja, aku tidak suka istriku bergaul dengan oran
a, kaget. "Rhea
a membencik
ahasia yang tidak terlihat di permukaan. Semua orang tampak tersenyum
mewah tempat gala akan diadakan. Marcy dibawa ke ruang rias khusus untuk bersiap.
ayangan dirinya di cermin dan hampir tidak mengenali sosok itu-anggun, dewasa, berkel
itu mengenakan setelan hitam sempurna, dengan dasi abu meng
biasa," katanya pelan,
nduk. "Ter
a gala. Kilatan kamera memenuhi ruangan. Adrian menggenggam tangan Marcy erat, se
etegangan. Jantungnya berdetak cepat, bukan karena ci
tampak sempurna-hingga seseor
ria
mereka berdiri seorang wanita cantik dengan gaun merah darah,
a Win
katanya manis. "S
enegang.
Selena menelusuri tangan Adrian yang masih menggenggamnya. Senyu
n, menatap Marcy dari ujung
enyum sopan. "Senan
atapnya tajam. "Karena
na," potong
Kau tahu, Adrian... aku masih ingat bagaimana kau ber
enoleh penasaran. Marcy menggigit bibir, sementara Adrian mengg
ah," jawab A
a lirih. "Tapi ha
, meninggalkan aroma parfum
ya perlahan. "Kau mas
am diam. "Aku... tida
balas Marcy dingin, lalu melangkah pe
dangi gemerlap lampu kota San Francisco. Udara malam din
lakangnya. Adrian berdiri di ambang
gi dari gala?"
cy tanpa menoleh. "Aku bukan boneka yang
ar
u tahu ini pernikahan kontrak, aku tahu semuanya hanya form
rlahan melangkah mendekat. "Aku tid
egitu, t
diduga, Adrian mengeluarkan
sambil menyerah
umen kepemilikan Phoenix Cruise Line-dan sebuah sert
" tanyany
Adrian tenang. "Kau peme
"Kenapa kau memb
uk tetap di sisiku. Bukan karena kontr
us percaya atau tidak. "Ini...
aku hanya takut kehilangan seseorang yang
rcy sesak. Ia berbalik menatap langit, mencob
atap punggungnya lama. Ada jarak yang belum bisa ia jemba
isco yang berkilau, membawa luka masing-masing, dan secuil harapa