Pahitnya Pengkhianatan
lah seluruh dindingnya menyimpan rahasia yang terlalu berat untuk diucapkan. Fina bangun lebih pagi, seper
ikahan, sementara semua orang menatap dengan wajah kecewa. Ia berkeringat ketika te
na, tap
ma kemudian, langkah kaki terdengar dari arah tangga. Suara itu
pa suara b
na olahraga. Rambutnya sedikit berantakan, tapi entah kenapa, justr
jawab Fi
idak t
k ban
endiri. Tidak ada percakapan selama beberapa menit berikutnya. Hanya suara sendo
anehnya te
mberanikan diri membuka suara.
ol
mau menerima
jawaban yang sulit diungkapkan. "Karena aku lelah," katanya pelan. "Lelah ditanya kapan me
"Tapi itu alasan untuk menyerah
ikit kejutan di wajahnya, tapi juga rasa kagum yang
elarian seseorang dari rasa lelah. Aku ingin... kalau kita menikah, set
mungkin... aku belum tahu alasan itu sekarang. Aku ha
eheningan yang dingin seperti dulu, melainkan keheningan yang membu
st tamu di salah satu studio pemotretan milik temannya. Walau Ibu Valeria sempat menegur
aku akan kehilangan diriku s
depan cermin, wajah-wajah model menjadi kanvas untuk seninya. Tidak ada gosip, t
ngambil air di pantry studio, ia mendenga
Radion Ardhya itu
istrinya kecelakaa
setelah itu dia berubah tot
ya menegang. Kata "kecelakaan" terngi
tapi bayangan wajah Radion tadi pagi terus muncul di pikirannya. Tatapan kosongnya keti
it bergetar. Fina berdiri di balkon kamarnya, menatap kilatan caha
Radion, tapi bagaimana? Mereka
Rupanya balkon kamarnya dan balkon kamar Radion ha
i?" suara Radion terd
yum kecil.
a terlal
Hanya dua siluet di bawah hujan, dipisa
hati-hati. "Boleh ak
ya s
.. kau pernah
Hanya suara huj
an, seperti bisikan.
eremas pagar balkon. "Maaf
ak a
engar serak, t
mobil. Aku seharusnya ikut malam itu, tapi aku batal karena rapat mendada
uh di wajahnya terasa seperti air
gi. "Bahkan ke nenek. Aku kira kalau aku diam, rasa sakitnya akan
harus dikatakan. Tidak ada kata-kata yang cuk
. Tidak sama, aku tahu. Tapi aku paham bagaimana rasanya bangun setiap h
dengar napas Radion tertahan.
a rusak," jawab Fina setengah
bisa diperbaiki," balas Radion,
on menatapnya dari balik hujan,
senyum itu tidak meny
gan media untuk mengumumkan tanggal pernikahan resmi mereka. Restoran me
h, riasannya natural tapi menonjolkan sorot matanya yang lembut. Semua o
biru tua. Ia menuntun Fina masuk ke ruangan dengan
cinta, tentang rencana, tentang kebahagiaan. Dan u
odohan, tapi saya percaya cinta bisa tumbu
kecil terdengar dari meja tamu. Ibu Valeria menatapnya dengan
b itu," bisiknya pelan se
dari seseorang yang dulu taku
hela napas kecil. "Kau membuatku
ma. Di dalam mobil, suasana tidak lagi kaku. Musik lembut dari radio men
dion tiba-tiba.
uk a
ak menyera
belum sempat menyerah.
"Kalau begitu, bisaka
nada suaranya. Hanya ketulusan yang perlahan men
lan. "Kita mulai
n sudah reda. Bau tanah basah berca
up pintu di belakangnya, Radion berkata pelan, "Kau tahu, seja
is di bibirnya. "Dan aku be
gkah mereka masuk ke rumah malam itu terasa seperti dua jala
tidak terasa asing lagi. Lampunya hanga
bahwa mungkin, hanya mungkin, cinta benar-benar
anehnya menenangkan. Serafina duduk di lantai ruang tamu, bersandar di sofa sambil menatap jendela. Di depann
ua orang asing yang kebetulan berbagi atap. Tidak ada pertengkaran, tidak ada juga kehangata
jaan. Dan Fina tidak pernah berani bertanya lebih. Ia tidak ingin terlihat seperti istri posesif yang me
Pesan dari Ibu Val
rper Mode. Rai juga akan hadir untuk wawancara sin
jahnya menegang sejenak. "Ra
ma di depan publik setelah pernikahan. Bukan sebaga
ruang untuk privasi. Sekali berita pernikahan mereka
u-lampu gantung menyala lembut, menciptakan bayangan di dinding. Ia melangkah perlahan, membuka
bantal dan selimu
erbiasa ti
makeup, memeriksa pencahayaan, dan menyiapkan foundation yang cocok dengan warna kulit
. Ketika pintu studio terbuka, suara l
ag
alam, datar, kh
a mengenakan setelan abu gelap yang membuatnya terl
ina pelan, cepa
p meja rias penuh alat kosmetik itu sejenak, lalu menatap
eku. "Iya
m dua pagi, tapi ngga
lirih, tangannya gemetar ringan
ngan perasaan campur aduk yang sulit diartikan. Dingin. Tapi ada sesuatu dalam tatap
i terbaru Ibu Valeria. Lampu sorot menyala terang, kamera memotret cepat, dan semua ora
dengan pewawancara majalah. Ia tampak tenang, karismatik, dan profesional. Seolah bu
ir, wartawan mulai be
r mendekat, tersen
berdua dengan suaminya sebentar un
enoleh padanya. Tatapan mereka bertemu-c
gkah ke s
an ringan, ia mer
menyala. Kli
mereka yang tampak sempurna di
ekat, Pak Rai,"
entuh telinga Fina saat berbisik,
ya datar ta
sa seperti topeng. "Tentu. Ini
Foto terak
angsung menjauh. Jantungnya
adar pelukan pura-pura bisa
k sebelum berkata pelan,
nggak su
Kamu setiap hari berh
at, lalu berbalik samb
an kamera, ak
suara Fina yang membuatnya berpikir: mungkin mereka berdua
warna jingga keemasan. Dalam mobil, hanya suara mesin yang terdengar. Fina duduk di ku
h jalan, tiba-
u berkata tanpa menatap
? Ke
agus. Kita ja
ka pintu dan keluar. Mereka berdiri di trotoar tepi taman kecil, pepohonan
saku. "Aku tahu kamu nggak
h cepat. "S
ikaha
eluncur tenan
ter
aranya pelan. "Mungkin karena aku capek menolak. Atau mungkin karena aku pi
u. Mungkin karena aku terbiasa kehilangan, jadi ketika seseorang
ntung di udara, lemb
ak harus merasa terikat. Kalau
mu ingin aku pergi," pot
kamu memang nggak mau aku di sini
atap tanah, hujan kecil kembali
ang paling ingin kita jauhi justru orang yang paling ki
n kembali ke mobil t
dengar suara dentingan dari dapur. Ia berjalan pelan dan mendapati Rai sedang ber
anya tanpa menoleh. "Kupiki
pintu, setengah tak p
instan bisa dis
m tipis. Ia mendekat, duduk di kursi bar. Uap pa
ngkuk ke arahnya. "Ma
. "Kamu tahu, ini pertama kalinya seseo
ndangannya berubah lem
n sendirian. Dulu, di kosan, aku cu
duk lagi. "Berarti aku sudah me
kan. Untuk pertama kalinya, mereka ma
membereskan mangkuk,
ar
ok nggak suka
a," jawabnya pendek, mem
i piring. Cahaya lampu dapur menyorot wajahnya
anggil F
H
jatuh cinta lagi, apa k
hunya menegang. Ia tidak menatap
u apakah aku harus si
i bisa mencintai kamu sekarang," katanya akhirnya. "T
pahit tapi tulus. "I
sing-namun untuk pertama kalinya, keduanya
r, huj
antara kesunyian itu, ada sesuatu yang
kecil bernama