icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pahitnya Pengkhianatan

Bab 3 Hari Senin pagi itu terasa berbeda

Jumlah Kata:2570    |    Dirilis Pada: 27/10/2025

ela apartemen, menyinari meja makan yang kini tidak lagi sepi. A

yang ia temukan tergantung di kursi. Ia tidak tahu kenapa memil

kemeja abu terbuka di bagian atas, dan ekspresi seteng

i bajuku?" ta

les selai ke roti.

iknya?" tanya Rai, kali ini dengan nada

merah di pipinya menjawab sendiri. "Sar

di kursi sambil menatapnya lekat. "

a. Ada fitting mendadak untuk

ngguk. "A

at. "Nggak usah. A

ng di kantor nenek bakal pikir aku suami yang nggak ta

, mereka nggak akan heran kalau aku datang s

hela napas. "Kamu sela

aku nggak akan bertah

depannya, wanita yang selama ini ia anggap lembut dan penurut

a model berlalu-lalang, kain berwarna-warni memenuhi ruangan

an seorang model ketika suara le

ina, s

dengan gaun berwarna lavender dan senyum khas yang se

segera menghampiri dan

ab, hm?" tanya Valeria, nada suaranya seolah sekadar

ludah. "Kami

memang butuh waktu. Tapi jangan lupa, pernikahan kalian bukan ha

duk. "Saya

intar, Fina. Tapi ingat, dunia mode ini keras. Kalau

ksudnya - jangan sampai Rai tampak sendiri di depan

embuka bekal sederhana yang ia bawa dari rumah - nasi, telur dadar, dan

uka bawa

sana - tinggi, berkulit sawo matang, dengan

umamnya t

tanpa diundang. "Aku kira kamu udah lupa sama

bercanda. Kita putus

tawaran kerja di luar kota. Aku pikir kam

bahkan ngg

seolah menyerah. "Tapi sekarang aku balik

?" Fina menat

, dan aku bagian koordinasi t

am - terutama ketika mempertemukanmu dengan

ya lama. "Kamu keli

m art

ia. Sekarang..

tersenyum. "Mungkin kare

berujar pelan, "Jadi kabar itu benar?

idak m

cint

na terdiam cukup lama sebelum berkata, "Aku bahkan b

. "Kalau suatu hari kamu butuh teman bicara, aku masih s

il. "Kamu nggak

bikin aku pengen

men, meletakkan tas, dan langsung menyalakan lampu ruang tamu. Tapi l

sudah di rumah. Biasanya jam

g?" tanya Fi

kan." Rai menatapnya lurus,

n ludah. "T

Di dalamnya, jelas terlihat Fina seda

pa d

itu, lalu menatap

mata. "Dari cara dia mena

ginnya membuat jantung Fina berdebar

Orang-orang di sekitar Valeria cukup lo

uara Fina meninggi sedikit. "Aku bahk

rlahan. Tatapannya menusuk, membua

katanya pelan. "Kamu mas

ndengar detak jantungnya sendiri. Ia tidak menyangka Rai akan cembu

" jawab Fina akhirnya,

menghela napas dan berja

alkan Fina berdiri sendirian dengan

vabrata yang makan siang dengan pria lain" sudah beredar cepat di kalangan sta

alat makeup, Rico mu

nget, ya?" Fina

ebih suka cerita buruk daripada hasil

u udah terbiasa ja

co menatapnya serius. "Kalau me

a-tiba suara berat dari arah p

datang di wakt

i mata dingin seperti salju. Para staf langsung

Rico, nada suarany

nya dengan senyum tipis yang tidak

lan." Rico mengulurkan tangan,

il," katanya singkat seb

ajahnya penuh kekhaw

njang. "Aku juga capek menjelask

n tipis dan radio yang nyaris tak terdengar. Fina duduk me

melepas jas dan duduk di sofa, menata

pa aku marah?"

ain tahu pernikahan ini cu

na aku sadar aku nggak suka

ter

li lihat dia di dekat kamu, aku ngerasa sesuatu yang nyakitin," lanj

dekat. Ia berjongkok di depannya, menat

n. "Mungkin kamu cuma takut kehilangan

itu berubah - lebih lembut, lebih

sengaja. Detik itu, keheningan me

n, menatap lampu-lampu kota. Angin membawa

mendekat. Rai berdiri di belakang

arah?" t

dik

eh padanya. "Aku nggak punya hak buat ngatur hidu

mu tahu nggak, Rai? Kadang aku bingung. Kamu bisa sa

atu sisi kamu lembut, di sisi lain kamu keras kep

sing. Tapi di antara kepulan uap, ada sesuatu yang

mereka mulai saling peduli

it yang masih bas

ra-pura perlahan belajar bagaimana r

yang menggantung di langit-langit. Fina menatap dari balik jendela besar, secangkir kopi hitam di tangannya suda

kan itu di mana dirinya dan Rai harus berakting sebagai pasangan yang harmonis di had

terduga. Seperti kemarin, ketika Fina sedang makan bakso di pinggir jalan, pria

ikan kamu makan," ka

apakah pria itu benar-benar pedul

pintu studio. Fina menoleh cepat, jan

soal iblisnya,"

t berantakan, ada titik-titik air hujan yang menetes dari ujung poni ke pipinya. Ia tampak seperti

an lagi?" tanya F

an pelan ke arahnya, menatap mej

erja se

istennya

amu pulang.

i bisa nyuruh aku pul

sebelum menarik kursi d

ma formalitas. Ing

malitas juga sa

uk kopinya yang sudah dingin. "K

mpat Fina menyimpan foto-foto hasil riasan klien. "Aku nggak pura-pura," uca

mbuat Fina spont

, ekspresinya datar kemb

a. Ke

ntar p

h, tapi aku

keluar. Fina menatap punggungnya yang menjauh, dan untuk alasan ya

i embun. Rai menyetir dalam diam. Radio men

a datang ke studionya

amu belum

ana kam

cak di mo

ir menjerit. "Kam

Oma yang nyuruh. Dia khawatir

"Oma kamu terlalu ba

irnya terangkat sedikit. "Mung

da Fina spontan

ana di dalam mobi

rusaha menyembunyikan wajahny

. Fina ragu sejenak sebelum keluar. Hujan masih deras, dan langkah mereka di bawah payung terasa c

temen, Fina menoleh. "Mau mampi

n menetes di ujung daguny

ggak akan tahan lihat isi apar

at yang lebih

h

ti

itu candaan atau serius. Tapi pria itu hanya menatap balik de

nunggu balas

enit, menatap punggung Rai yang semakin jauh. Entah

ukan di pintu. Ia membuka mata dengan malas, ramb

." gumamnya sambil berjal

ibuka, Fina la

ngan jas abu-abu rapi,

sapany

jam berapa bangun? Dunia aja belum

aku bawa

tuk

uk k

Rai masuk begitu saja, meletakkan

n kamu

si w

nggak

ib

milih data

r kita harus mulai belaja

nya lama, mencoba membaca ekspresi wajah pria

karang kamu ngo

iga. Katanya, kamu ke

amu pe

ri yang k

balas. Hening melingkupi ruangan kecil itu. Rai membuka

u ma

Ken

kayak hasil pe

i en

lihat

adari rasanya benar-benar enak, tapi tentu saja, ia tidak akan

na ra

dima

puj

fak

dan hangat, membuat Fina hampir melup

n dapur, sementara Fina memandangi punggungnya dari jauh. En

terlalu serius, tapi kini ia mulai melihat sisi lain-

nya lagi, seperti semalam. Namun kali ini, sebel

ok aku bakal jem

uk a

alasan buat liha

Fina berdiri mematung, la

ang aku mulai jatuh cin

uncul di wajahnya s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka