icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pahitnya Pengkhianatan

Pahitnya Pengkhianatan

icon

Bab 1 modelnya sudah siap

Jumlah Kata:2540    |    Dirilis Pada: 27/10/2025

selalu menempel di hidungnya seakan menjadi perisai dari dunia luar. Rambutnya yang sebahu dibiarkan acak-acakan, t

kut makeup-an sekarang?" suara as

sana selalu membuatnya merasa terjebak dalam dunia yang bukan miliknya. Dunia glamor, kamera, dan sorotan lampu panggung bukanlah tempat Fina m

hadow, dan lipstik dengan presisi yang membuat banyak orang terkagum. Namun, di balik kemampuan profesi

engan rasa sepi yang ia bungkus rapat-rapat. Sekolah, kerja paruh waktu, dan tanggung jawab rumah tangga menjadi teman sehari-hari Fina. Ia tumbuh mandiri

gannya selama tiga tahun terakhir, dan setiap kali Ibu Valeria meneleponnya, ada getaran tegang di dada Fina. Ibu Valeria bukan wanita biasa. Ia cerdas, t

ius tapi tenang. "Fina," panggilnya. Nada suara itu membuat jantung Fina berdebar. Tidak ada desaine

udio," lanjut Ibu Valeria. Fina menelan ludah,

menghargai bakatmu. Kau selalu profesional, cekatan, dan kreatif. Tapi aku di sini bu

ingung. "Pribadi,

apas. "Fina... aku ing

rputar sejenak. Ia menatap desainer itu, mencoba menangkap n

mencoba terdengar tenang, mes

Cucu ku-Radion Ardhya. Aku ing

seorang wanita seperti dirinya-hidup sederhana, acuh pada penampilan, dan penuh luka masa lalu-dimin

rius?" Fina h

gat serius. Dan yang lebih p

Bagaimana mungkin? Ia bahkan belum pernah bertemu Radion secara

ng dengan kacamata besarnya, rambut acak-acakan, dan sikap defensif. Ia merasa canggu

an, dengan rahang tegas dan mata yang tajam, tapi ada kesedihan tersembunyi ya

tapi penuh perhatian. "Aku deng

n anggukan hati-hat

ada jarak yang jelas di antara mereka. Fina menyadari bahwa meski ia digada

menatap jauh ke luar jendela. "Aku sudah terlalu tua untuk menunggu l

ut. "Kedua

tapi aku ingin kau tahu posisi kita dari awal. Tidak

Antara takut, bingung, dan entah mengapa ada sedikit rasa p

ti latihan menghadapi dunia yang tidak familiar. Mereka makan bersama, berbincang sebentar, dan kadang hanya

belum sembuh, dan sebuah kerinduan pada hal yang hilang. Fina merasa tertantang untuk mengenal sisi la

s makeupnya, ponsel bergetar. Pesan dari Radion muncu

biasa. Dengan ragu tapi penasaran, ia berjalan menuju balkon, dan me

.. tidak tahu kenapa, tapi aku ingin kau tetap di sini. Buk

kap formal yang selalu ditunjukkannya. Ada kehangatan yang

sakan kehadiran satu sama lain. Fina tahu, perjodohan yang mereka jalani bisa saja berubah men

kenyataan dan luka masa lalu? Fina menatap Radion, mencoba menangkap sinyal dari pria yang terl

n siapa pun, bahkan untuk orang yang terbiasa dengan kemewahan. Setiap sudutnya dipenuhi pajangan kristal, lukisan

ula ia berusaha menyesuaikan diri dengan suasana rumah yang penuh tata krama tapi minim kehangatan. Semua orang di rumah itu

k canggung dalam balutan gaun sederhana berwarna krem. Rambutnya kali ini diikat rapi atas permintaan Ibu Valeria. Kacamata b

menjatuhkan sisir dari tangan

di

ng keluarga-pertemuan pertama mereka di

iasanya. Ada sesuatu dalam diri pria itu-Radion-yang selalu membuatnya tidak nyama

u siap?" suara dalam nada bari

. sebe

setelan jas abu-abu lembut, dasi hitam yang terikat

up," ujarnya tanpa senyum. "I

ikin aku tambah gugup," ja

terangkat, entah mengejek a

ah menunggu. Di sepanjang perjalanan, Fina lebih banyak diam, menatap keluar jende

a. "Aku tidak tahu harus bersikap bagaimana nanti. Aku b

las. "Kau hanya perlu

an di depan orang-orang yang menilai dari cara d

sel di pangkuannya. "Kalau mereka bertanya kenapa aku setu

kan kening. "

ing jujur yang b

k ada yang berbicara lagi hingga m

akan tatapan-tatapan menilai dari sepupu-sepupu Radion dan tante-tante elegan yang duduk berdere

duduklah di

nnya dengan gugup. Sementara itu, suara bisik-

up artist

agak terlalu polos

ngkin neneknya t

k mendengar, tapi p

. Ia bahkan sempat menyesap air mineralnya deng

dan berkata, "Kau tahu, Fina, di keluarga ini biasanya calon istri diuji dengan pertanyaan-pert

enatap wanita itu dengan tajam. "Dan siap

punya hanya bisa menunduk, p

pria itu membelanya tanpa ragu. Ada sesuatu yang aneh merambat di dadan

ghirup udara segar di balkon hotel. Ia merasa perlu mengatur na

utnya yang lepas dari ikatan. Ia memejamkan mata, mencoba menenan

nnya dimasukkan ke dalam saku

si 'baik-baik saja' agak luas

langkah darinya. "Kau tidak h

natap langit lagi. "Aku hanya belum terbiasa berada

erkata pelan, "Mereka menilai karena

api getir. "Dan kau t

ya jujur. "Tapi

tapi keinginan nyata. Ia menoleh, menatap mata Radion, dan untuk sepersekian detik, waktu te

ergetar. Ia menatap layar sejenak, lalu wajahny

Tanpa penjelas

eka nanti tidak akan mudah. Dan hari itu menjadi pengingat betapa jauh ja

idak ia sentuh hari ini. Di atas meja, ada amplop putih berisi undangan pernikahan

lvera & Rad

tu dengan jari. Terasa ding

pikirnya. Tapi tentang takdir yang

ka, Ibu Valeria berdiri di ambang pintu deng

Ibu m

tu,

memperhatikan Fina yang masih menggeng

aku belum sepenuhnya mengerti mengapa

idak ingin dia menua sendirian. Dan ketika aku melihatmu bekerja, aku tahu... k

akut. Ia tidak ingin menjadi "obat" untuk luka orang lain

imana kalau ternyata aku buka

awal, Fina. Tapi dua orang bisa belajar untuk me

berdiri di depan jendela, menatap halaman luas yang diselim

ntara Radion-yang datang setengah jam kemudian-tam

Fotografer berulang kali meminta mereka untuk

fotografer. "Tangan di pinggang cal

yang hangat-lebih seperti tatapan bing

lama, kau tidak akan kabu

"Kalau aku kabur, siap

momen itu. Klik kamera terdengar, dan entah bagaimana, senyum yang muncu

ujan pertama jatuh di bahu Fina, diikuti gerimis yang cepat berubah

air hujan mengguyur wajahnya. Rasanya seperti cuci be

ri kejauhan, lalu mendekat perlahan. Ia menga

sakit," ka

," jawab Fina, tapi

ngar di bawah deras hujan, "Aku tidak tahu kenapa... tapi setiap kali

a, dan tanpa sadar, ia tersenyum. "Mungkin karena

alinya sejak perjodohan itu dimulai, ud

melainkan menenangkan. Seolah dua hati yang terluka

mungkin memang dimulai tanpa cinta, tapi buka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka