icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Suamiku Menghamili Sahabatku

Bab 4 membuatnya nyaris kehilangan

Jumlah Kata:2003    |    Dirilis Pada: 22/10/2025

tertutup rapat. Namun di dalam hatinya, badai jauh lebih keras daripada hujan di luar. Pikiran tentang Ryan dan Nadia ber

ya terasa hampa. Kara merasa dadanya sesak. Ia ingin membalas dengan kejujuran, tapi hatinya juga dipenuhi rasa bersalah yang membakar

arus bertemu sekarang. Ini tidak bisa ditunda. Aku melakukan ses

, apa pun yang Nadia lakukan, itu pasti ekstrem dan bisa membawa konsekuensi besar. Ia m

pan tajam, mata berkilat karena emosi yang b

sung memulai. "Aku tahu kamu jatuh cinta pada Ryan, tapi kamu harus ingat rencana kita. Aku mel

ludah. "Apa m

lihat betapa 'matrealistis' calon istrinya itu, dan aku berharap dia akan mulai mempertimbangkan kembali pi

tidak main-main. Ia siap mengambil langkah ekstrem demi rencana m

nada gelisah. "Kara... aku tidak bisa menunggu lag

menentukan. Saat mereka bertemu di taman kota yang sepi, hujan baru saja red

engan serius. "Aku jatuh cinta padamu. Aku tidak peduli dengan dunia luar, d

ada cinta yang tulus ini, tapi ia juga tahu konsekuensinya. Persaha

penuh makna. "Kara... aku ingin kamu tetap ada di hidupku. Aku tidak akan

adalah momen kritis yang akan menentukan segalanya. Ia ingin berkata

s yang sengaja dibuat agar Ryan merasa calon istrinya terlalu matrealistis dan tidak tulus. Semua direncanakan dengan detail: percak

secara emosional pada Kara. Setiap langkah ekstrem Nadia hanya mempertegas perasaan Ryan

jadi rumit dan berbahaya. Setiap senyum Ryan, setiap perhatian kecilnya, membuat hati Kara semakin rapuh. Ia tidak bisa lagi berpura-pura ac

a, senyumnya lembut namun tatapannya serius. "Kara... aku tidak bisa menunggu lagi.

ma ini ia coba tekan telah mengambil alih. Ia merasa bersalah pada

nya mengaku, suaranya bergetar. "Tapi aku takut dengan konseku

isiko itu, tapi aku tidak bisa lagi berpura-pura. Aku ingin kita jujur satu sa

tahu kamu bersama Ryan. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan sekara

s, dan konsekuensi dari setiap keputusan yang ia ambil akan sangat besar. Ia bera

tempat, berbicara tentang masa depan, dan menunjukkan betapa tulusnya cintanya. Kara merasa bahagia tapi juga cemas. Ia ta

fokus pada calon istrinya, mengatur situasi agar Kara terlihat terlalu emosional dan tidak stabil. Semua tindakan ini direnca

sedang ia alami tidak akan mudah diatasi. Setiap pilihan yang ia buat akan menentukan arah cerita: apakah cinta

ak jantungnya sendiri-cepat, tidak menentu, dan penuh ketegangan. Hatinya kacau, pikiran-pikiran tentang Ryan dan Nadia bertabrakan tanpa henti. Ia

inya, sekaligus menciptakan situasi di mana Kara akan terlihat emosional dan tidak stabil. Semua ini dilakukan demi menjaga "rencana" mereka tetap utuh. Na

k di pojok, wajahnya pucat tapi matanya menyala dengan tekad yang ku

menghancurkan semua yang telah kita rencanakan. Aku harus memastikan Ryan tetap fokus pada calon

erius. Namun ia juga tahu, apa pun yang Nadia lakukan, itu

engambil langkah ekstrem. Haturnya terbelah antara Kara-yang telah mencuri hatinya tanpa bisa ia tolak

angan semakin terasa. Ryan menelepo

an sesuatu. Aku ingin tahu apa ya

il tindakan ekstrem. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku

situasi sulit, dan ia tidak bisa menahan diri untuk ikut terlibat. Ia merasa har

adwalkan bertemu dalam konteks sosial yang sengaja dibuat agar calon istrinya terlihat terlalu matrealistis da

manan dalam interaksi mereka. Setiap gerak-gerik, setiap kata yang diucapkan, terasa dipenuhi kepura-puraan yang disengaja-ses

micu konflik besar, dan ia tidak ingin Ryan terluka atau salah paham. Namun ia juga tidak bisa menahan diri. Setiap kali me

rinya, tapi tatapan matanya sering melayang ke arah Kara, seolah mencari jawaban dari hatinya sendiri. Kara melihatnya dan merasa leg

ra lagi. Suaranya lembut, t

u hal, tapi lingkungan dan ekspektasi sekelilingku menuntut yang lai

ana hati dan logika akan bertabrakan dengan keras. Ia ingin memberi Ryan kebebasan un

enyerah pada perasaannya. Nadia menegaskan bahwa jika Kara tidak segera memilih, konsekuensi emosional akan lebih

an ringan jatuh, menciptakan suasana t

n melihatmu hancur karena cinta yang salah. Tapi aku juga tidak ingi

Ryan adalah cinta yang tulus, sesuatu yang tidak bisa ia abaikan. Haturnya bergetar, d

arah hubungan mereka. Ia tidak ingin memaksa, tapi ia juga tidak bisa menahan perasaan yang tumbuh begit

napas panjang, dan akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Ryan. Haturnya berdebar, tangannya geme

ni," Ryan terdenga

suara Kara bergetar. "Aku tidak peduli

uh emosi. "Kara... aku... aku senang kamu berkata begitu. Aku juga

ka tahu, jalan ke depan tidak akan mudah, tapi untuk pertama kalinya, mereka merasa bahwa cinta yang tulus mungkin

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka