Suamiku Menghamili Sahabatku
tertutup rapat. Namun di dalam hatinya, badai jauh lebih keras daripada hujan di luar. Pikiran tentang Ryan dan Nadia ber
ya terasa hampa. Kara merasa dadanya sesak. Ia ingin membalas dengan kejujuran, tapi hatinya juga dipenuhi rasa bersalah yang membakar
arus bertemu sekarang. Ini tidak bisa ditunda. Aku melakukan ses
, apa pun yang Nadia lakukan, itu pasti ekstrem dan bisa membawa konsekuensi besar. Ia m
pan tajam, mata berkilat karena emosi yang b
sung memulai. "Aku tahu kamu jatuh cinta pada Ryan, tapi kamu harus ingat rencana kita. Aku mel
ludah. "Apa m
lihat betapa 'matrealistis' calon istrinya itu, dan aku berharap dia akan mulai mempertimbangkan kembali pi
tidak main-main. Ia siap mengambil langkah ekstrem demi rencana m
nada gelisah. "Kara... aku tidak bisa menunggu lag
menentukan. Saat mereka bertemu di taman kota yang sepi, hujan baru saja red
engan serius. "Aku jatuh cinta padamu. Aku tidak peduli dengan dunia luar, d
ada cinta yang tulus ini, tapi ia juga tahu konsekuensinya. Persaha
penuh makna. "Kara... aku ingin kamu tetap ada di hidupku. Aku tidak akan
adalah momen kritis yang akan menentukan segalanya. Ia ingin berkata
s yang sengaja dibuat agar Ryan merasa calon istrinya terlalu matrealistis dan tidak tulus. Semua direncanakan dengan detail: percak
secara emosional pada Kara. Setiap langkah ekstrem Nadia hanya mempertegas perasaan Ryan
jadi rumit dan berbahaya. Setiap senyum Ryan, setiap perhatian kecilnya, membuat hati Kara semakin rapuh. Ia tidak bisa lagi berpura-pura ac
a, senyumnya lembut namun tatapannya serius. "Kara... aku tidak bisa menunggu lagi.
ma ini ia coba tekan telah mengambil alih. Ia merasa bersalah pada
nya mengaku, suaranya bergetar. "Tapi aku takut dengan konseku
isiko itu, tapi aku tidak bisa lagi berpura-pura. Aku ingin kita jujur satu sa
tahu kamu bersama Ryan. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan sekara
s, dan konsekuensi dari setiap keputusan yang ia ambil akan sangat besar. Ia bera
tempat, berbicara tentang masa depan, dan menunjukkan betapa tulusnya cintanya. Kara merasa bahagia tapi juga cemas. Ia ta
fokus pada calon istrinya, mengatur situasi agar Kara terlihat terlalu emosional dan tidak stabil. Semua tindakan ini direnca
sedang ia alami tidak akan mudah diatasi. Setiap pilihan yang ia buat akan menentukan arah cerita: apakah cinta
ak jantungnya sendiri-cepat, tidak menentu, dan penuh ketegangan. Hatinya kacau, pikiran-pikiran tentang Ryan dan Nadia bertabrakan tanpa henti. Ia
inya, sekaligus menciptakan situasi di mana Kara akan terlihat emosional dan tidak stabil. Semua ini dilakukan demi menjaga "rencana" mereka tetap utuh. Na
k di pojok, wajahnya pucat tapi matanya menyala dengan tekad yang ku
menghancurkan semua yang telah kita rencanakan. Aku harus memastikan Ryan tetap fokus pada calon
erius. Namun ia juga tahu, apa pun yang Nadia lakukan, itu
engambil langkah ekstrem. Haturnya terbelah antara Kara-yang telah mencuri hatinya tanpa bisa ia tolak
angan semakin terasa. Ryan menelepo
an sesuatu. Aku ingin tahu apa ya
il tindakan ekstrem. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi aku
situasi sulit, dan ia tidak bisa menahan diri untuk ikut terlibat. Ia merasa har
adwalkan bertemu dalam konteks sosial yang sengaja dibuat agar calon istrinya terlihat terlalu matrealistis da
manan dalam interaksi mereka. Setiap gerak-gerik, setiap kata yang diucapkan, terasa dipenuhi kepura-puraan yang disengaja-ses
micu konflik besar, dan ia tidak ingin Ryan terluka atau salah paham. Namun ia juga tidak bisa menahan diri. Setiap kali me
rinya, tapi tatapan matanya sering melayang ke arah Kara, seolah mencari jawaban dari hatinya sendiri. Kara melihatnya dan merasa leg
ra lagi. Suaranya lembut, t
u hal, tapi lingkungan dan ekspektasi sekelilingku menuntut yang lai
ana hati dan logika akan bertabrakan dengan keras. Ia ingin memberi Ryan kebebasan un
enyerah pada perasaannya. Nadia menegaskan bahwa jika Kara tidak segera memilih, konsekuensi emosional akan lebih
an ringan jatuh, menciptakan suasana t
n melihatmu hancur karena cinta yang salah. Tapi aku juga tidak ingi
Ryan adalah cinta yang tulus, sesuatu yang tidak bisa ia abaikan. Haturnya bergetar, d
arah hubungan mereka. Ia tidak ingin memaksa, tapi ia juga tidak bisa menahan perasaan yang tumbuh begit
napas panjang, dan akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Ryan. Haturnya berdebar, tangannya geme
ni," Ryan terdenga
suara Kara bergetar. "Aku tidak peduli
uh emosi. "Kara... aku... aku senang kamu berkata begitu. Aku juga
ka tahu, jalan ke depan tidak akan mudah, tapi untuk pertama kalinya, mereka merasa bahwa cinta yang tulus mungkin