icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Suamiku Menghamili Sahabatku

Suamiku Menghamili Sahabatku

Penulis: Husnan
icon

Bab 1 kebutuhan sehari-hari

Jumlah Kata:1093    |    Dirilis Pada: 22/10/2025

-hari sebelumnya, penuh dengan perjuangan. Pekerjaan paruh waktunya di kafe tidak cukup untuk menutupi tagihan bulanan, apalagi kebutuhan sehari-hari. Dompetnya tipis, dan

: "Aku punya rencana, tapi aku butuh kamu. Bisa nggak kamu bantu aku?" Kara menghela napas panjang. Sejujurnya, dia tahu rencana

Kali ini, rencananya lebih berani daripada sebelumnya. Nadia ingin menjaga keluarganya tetap utuh. Ayahnya, Ryan, yang sudah bercerai dari ibu Nadia be

ang ramai beberapa hari lalu. Matanya bersinar dengan tekad yang sama seperti ketika mere

n membuatnya ragu terhadap calon istrinya. Imbalannya? Uang yang cukup besar untuk menutu

ahabatnya sendiri? Tapi, saat pulang dan melihat tagihan listrik yang menumpuk, telepon yang te

" gumam Kara pada dirinya sendiri di

paruh baya yang tampan dengan aura tenang dan penuh wibawa, sedang duduk di bangku sambil membaca koran. Rambutnya sedikit be

emulai dengan suar

ata cokelat hangat. "Ya, kamu sia

tersenyum sehangat mungkin. "Nama

jah Ryan. "Oh, Nadia. Aku d

n kecurigaan. Mereka berbicara tentang hal-hal ringan-cuaca, taman, bahkan kopi yang baru dibeli Kara di kafe terdekat. Namun, di balik kata-kata itu, Kara

ekadar berbincang di taman. Setiap interaksi kecil diperhitungkan, setiap senyum atau tawa dimanfaatkan untuk membangun kedekatan. Kara mulai merasakan

Kara berbunyi, dan di ujung sana terdengar suara sahabatnya yang te

awa ketika melihat anak-anak bermain di taman, atau cara dia memperhatikan orang-orang di sekitarnya dengan penuh k

ra percakapan mereka semakin pribadi. Ryan bercerita tentang masa lalunya, tentang perceraian yang menyakitkan, tentang rasa sepi yang ia rasakan meski dikelilin

ta Ryan dengan suara rendah, seolah berbicara pada dir

isa saja digunakan sebagai alat dalam rencananya, tapi rasanya mustahil u

ersalah yang mendalam karena merencanakan manipulasi. Di sisi lain, ada ra

on Kara, bertanya pendapatnya, bahkan meminta saran tentang hal-hal pribadi. Kara merasa berada di posisi yang berbahaya. Setiap senyum

akstabilan sahabatnya melalui pesan-pesan singkat yang tidak seperti biasanya. Suatu malam, Nadia mengirim pesa

cang. Ia tahu ini peringatan terakhir dari Nadia, t

im piatu yang dekat dengannya. Saat berada di ruang tamu yang luas, Kara menyadari sesuatu: kedekatan mereka sudah melampaui sekadar "strategi". Sentuh

sini," kata Ryan tiba-tiba, su

i perasaan yang mulai sulit ia kendali

idak lagi jelas. Perasaan yang seharusnya tertahan kini mulai menuntut perhatian. Persahabatan dan rencana Nadia berada di ambang kehancu

ati Kara, badai baru justru mulai terbentuk. Sebuah badai yang akan menguji batasan moral, persahabatan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka