Tersenyumlah, Aku Akan Membalasmu
/0/28773/coverbig.jpg?v=ff0fe657ba8fe5743ae10d3a0aae5798&imageMogr2/format/webp)
tertata rapi. Udara pagi yang sejuk tidak mampu menenangkan kegelisahan yang ia rasakan sejak bangun tidur. Rasanya, hati dan pikirannya pen
?" gumamnya pelan. Ia menoleh ke arah pintu depan, berharap b
api bajunya, memastikan penampilan tetap rapi dan sopan. Ketika membuka pintu, di hadap
," sapa pria itu dengan
lya ragu sejenak, mencoba
at kakekmu," jawabnya samb
n. "Oh, Pak Rafly. Silakan masuk." Ia menyingkir, me
hmu sangat indah, Alya. Sangat sesuai dengan selera kakekmu," puji Rafly sambil menatap Alya. Ada sesua
mulai berbincang tentang kakeknya yang sedang berada di luar kota, tentang kondisi keluarga, dan kenangan lama
k yang tak Alya duga. Rafly berbicara tentang warisan keluarga,
engan nada serius. "Dia selalu berharap kau bisa menempuh hid
apak...?" tanyanya hati-hati, menc
dalam-dalam. "Aku..
. "Maaf, Pak... menikahi saya? Maksud Bapak..." Suaranya b
menghormati kakekmu... Aku ingin melindungimu," Rafly me
u mempercayai Rafly. "Pak Rafly... saya... saya... sebenarnya sudah puny
dup tidak selalu berjalan sesuai rencana. Kakekmu memp
an menolak dan rasa hormat pada kakeknya. Akhirnya, tanpa sepatah
tua dua dekade darinya. Awalnya, Alya merasa aneh dengan kehidupan baru ini, penuh kemewahan dan protokol. Setiap langkahnya di
erjanya, jantungnya tiba-tiba menyerang tanpa ampun. Dalam sekejap, pria itu terkulai lemas, mening
Air mata jatuh tanpa henti, campuran antara kesedihan, kemarahan, da
pah, rumah megah, dan bisnis yang tersebar di berbagai bidang. Banyak pria mendekatinya, sebagian besar karena h
ah perusahaan yang Rafly investasikan mengalami masalah besar, dan Alya harus mengambil keputusan sulit untuk mempe
onanya yang tak tertandingi. Kael menawarkan perjanjian kontrak pernikahan, sebuah solusi yang memun
k; di sisi lain, situasinya tidak memberi pilihan. "Kalau ini satu-sa
ir. Aku tidak akan menyulitkanmu. Ki
da yang penuh misteri, sementara bayangan Rafly masih menghantui hatinya. Dunia Al
ebenarnya. Ia bukan lagi gadis biasa, tapi seorang wanita muda yang harus menghadap
a berkilat, campuran antara tekad dan rasa takut. Ia tahu, jalan ke depan tid