Menantu Menjadi Madu
iar aku antar." Mas Irsan
meninggalkan kamar suda
pa lagi perempuan tua ini? Tak
Bu, kasihan ini sudah ma
rah, tidak terima, terus ngambek gitu?" Wewe
s Irsan menarik tanganku, agar segera berlalu dari hadapan W
i sendiri!" teriak Wewe Gombel lantang
gakuimu sebagai anakku!" Kecewa diabaikan, Wewe gombel mengel
u dulu." Mas Irsan, meletakan tasku yang dia bawa, lal
n yang terlalu penurut. Harusnya dia bisa mengambil sikap, tahu mana yang b
Biarlah aku pulang sendiri, aku bisa minta Citra, adikku untuk men
ang baru pulang kerja. Baru saja Ayah turun dari mobil,
ini? Bawa tas besar pula? Kamu habis be
umah Papa, Yah,
jadi bener, kalian bertengkar?" tanya Ayah penu
ersetujuanku, Ayah membuka pintu mo
s ngomong apa, karena selama ini Ayah selalu ber
kenapa?" tan
ang lain ini, terlihat sangat perduli dan perhatian padaku. Mungkin
uceritakan semua kejadia
ahu kan? Aku selalu pergi pagi dan pulang malam, tapi aku tak meny
mau berubah, padahal umurnya sudah tak lagi muda, harusnya dia sadar sikapny
eh...ini kok malah jadi Ayah yang cu
arogan dalam dirinya, yang ada hanya s
ya Ayah saat mobil sudah
Ayah masih
? Kamu pikir Ayahmu ini sudah tua, hi
pribadi yang hangat dan menyenangkan, berban
h," ucapku saat mobil b
sudah malam, sampaikan salamku unt
kaki menuju pintu rumah masa kecil
m sempat kuketuk, Papa keluar
ternyata kamu Chika. Tadi siapa yang ngantar?" Ru
am buat Papa, dan minta maaf tidak bisa mampir." Ku
enatapku penuh selidik, melihatku pulang s
s besar segala ada apa?" Sudah kud
esok saja ya ceritanya," jawabk
ertanyaan yang ingin Papa lontarkan, tapi Papa tipe orang y
n?" Aku hanya me
malam, karena sibuk mengurus
u, soal rasa jangan ditanya, Papa tidur dulu, ca
ri tiga bersaudara perempuan semua, kami dibesarkan Papa
nah menikah lagi sejak itu, tiap kami tanya ti
sudah pusing, kalau harus tambah satu perempu
Pa, bisa pusing berdua ha...ha..." seloroh C
ku selalu merindukan rumah ini, ru
...dr
buyarkan lamunanku, panggilan
hal
a? Mas mengkhawatirkan kamu, kok tadi nggak nunggu Mas?"
," jawab lesu, males ngomon
kan?" Sekarang aja sok khawatir, tadi di
yah baik kok, nggak gi
orang ayahmu masih ganteng dan gag
an nyusul kamu besok ya, selamat tidur
apa kamu cukup punya kebera
ambu
baca cerita receh ku.