icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terjebak dalam Godaan Ipar

Bab 2 kesalahan kecil

Jumlah Kata:1961    |    Dirilis Pada: 30/09/2025

asa biasa saja bagi orang luar, tetapi bagi Elara, setiap detik di rumah Kaden dan Marisol sepert

ens yang seakan membaca seluruh isi hatinya. Ia meneguk air putih, mencoba menenangkan diri, tapi rasa bersal

lebih awal, duduk di meja makan dengan ekspresi serius. Matanya menata

sapa Kaden, suaran

encoba tersenyum. Namun ia sadar bahwa se

. Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Elara merasa seperti

katanya akhirnya, suaranya rendah. "Tenta

mang ada, dan semakin hari semakin sulit ia bendung. Namun kata-kata itu sepe

i Elara mulai menangkap tatapan-tatapannya yang lebih lama dari biasanya, seperti sedang menilai sesuatu yang tak bisa dijel

mbereskan rak buku di ruang kerja

ra sebentar?" tanya

ya berdetak cepat. "Ten

t suasana menjadi sepi dan intens. Ia mend

kan," katanya, suaranya hampir berbisik. "Tapi aku tidak bisa membohongi di

lari, tapi tubuhnya terasa membeku. Ada ketertarikan yang

bisiknya, suaranya nyaris

enatap dalam ke matanya. "Aku tidak akan memaksa, aku berjanji.

tuh ke jurang yang berbahaya. Namun pada saat yang sama, ada rasa penasaran yang memab

hatikannya, menawarkan bantuan kecil, menatapnya di saat yang salah, atau tersenyum di momen yang seharusnya netr

melindungi hatinya, dan menjaga keluarga tetap harmonis. Di sisi lain, ada perasaan yang sulit dijelaskan ter

u kristal yang bergantung di langit-langit memantulkan cahaya lembut ke seluruh ruangan, m

us pada makanan. Marisol berbicara tentang perjalanannya ke luar negeri, tentang bisnis bar

orang. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan Kaden. Ia menatap Elara, jarak di

ya. "Tapi aku tidak bisa menahan diri. Aku ingin kamu, dan

rti racun yang perlahan menyebar di hatinya. Ia ingin menolak, tapi ada

boleh," bisiknya, suara

ku tidak bisa berpura-pura. Aku menghargai setiap batas yang kamu

r satu langkah kecil bisa menghancurkan semuanya

dengan Kaden. Namun, setiap interaksi, sekecil apa pun, selalu membuat hatinya berdebar. Kaden juga tampak menyadari

en, hatinya bergejolak. Ia mulai merasa bersalah, takut, tapi juga penas

ata. Ia sering menatap Elara dengan pertanyaan yang tak diucapkan, menanya

angan ini," ucap Marisol suatu sore.

ntai. "Tidak, Marisol. Aku baik-baik saja. H

ernah menyangka apa yang sebenarnya terjadi, tetapi rasa bersalah mulai muncul di hatinya. Setiap hari ia merasa se

semakin sulit dikendalikan. Setiap tatapan, setiap kata Kaden, terus berputar di kepalan

ang berbahaya. Dan Elara tahu, perjalanan ini baru saja dimulai. Semakin ia menolak, semakin kuat godaa

lisah. Malam tadi pikirannya terus berkelana, mengulang setiap detik kejadian di ruang tamu, ketika Damian nyaris saja mencium dirinya. I

u ingin ka

a tangan, merasa malu sekaligus marah pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia, seo

h jatuh ke dalam juran

dirinya yang tak bisa membohongi perasaan: tatapan Damian semalam me

-

i ada gurat lelah di sekitar matanya. Ia meneguk kopi hitam, lalu menatap sekila

ak bisa menghindar. Pandangan mereka saling bertaut seper

singkat, nyaris

mian, suaranya d

ar. Selina berusaha memusatkan perhatiannya pada roti panggang di pi

asih dengan senyum hangat, tak menyadari

idak enak badan?" tanya Clarissa

ku baik-baik saja, Kak. M

enangkap kebohongan itu.

-

e kecil dekat rumah, berharap suasana berbeda bisa menenangkan pikirannya. N

seperti orang bodoh? pikirnya. Seharusnya

, ponselnya bergetar

Kita per

s atau tidak. Bagian dirinya ingin menolak, ingin kabur sejauh mungk

engetik balasa

: Tent

tang hampi

pa. Temui aku di taman deka

sak. Ia tahu ini berbahaya, tapi e

-

jalan redup, memberikan cahaya samar pada jalan setapak yang dipenuhi

balutan kemeja gelap. Langkahnya mantap, tatapannya tajam, me

p Damian, suaranya

Damian?" Selina mencoba tegas,

apannya. Mata mereka bertemu

Damian. "Jangan bilang aku sa

iam. Napasn

suaranya hampi

Maksudku... aku tahu kamu juga merasakannya. Tatapanmu, caramu

Berhenti, Damian. Ini sa

"Dan aku mencintai Clarissa. T

enghantam Selin

an itu," bisik Selina,

menahan diri. "Kamu pikir aku tidak berjuang melawan ini? Setiap

pipi Selina. "Kenapa

nuh rasa sakit. "Kamu membuatku merasa hidup den

tubuhnya gemetar. Ia benci mengakuinya, ta

-

rdengar dari kejauhan. "Dami

ara Cl

epat, wajahnya berubah tegang. Selina buru-buru m

ukurlah aku menemukan kalian. Aku kira kalian

butuh udara segar, dan kebetulan bert

h, baguslah kalian tidak apa-

takut matanya mem

terasa seperti jurang yang dalam. Mereka berdua tahu sesuatu

-

ayangan dirinya di cermin. Ma

u lakukan?" tanyanya

. Satu langkah salah, dan semua akan hancur. Bukan hanya

, semakin hatinya justru bergetar

k termenung, menatap kosong ke dinding. Ia sadar, malam ini ia sudah mel

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka