icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terjebak dalam Godaan Ipar

Bab 4 resmi menjadi kamarnya

Jumlah Kata:2329    |    Dirilis Pada: 01/10/2025

lain yang terjebak dalam dunia yang bukan miliknya. Gaun malam berwarna gading melekat indah di tubuhnya, rambutnya ditata sempurna oleh penata pribadi

lam pertama yang seharusnya dipenuhi romansa bagi pasangan pengantin baru.

nya terlonjak. "Masuk," suaran

it berantakan, kontras dengan wajahnya yang tetap menampilkan pesona dingin. Ia melangkah masuk tanpa izin

Suaranya rendah, berat, dan entah ba

ar jendela di mana cahaya lampu kota berk

has cologne mahalnya tercium, menambahkan ketegangan. "Kau tid

dah, tangannya mengepal di sisi tubuh. "Pe

"Bukankah kau sendiri yang tahu? Pernikahan ini bukan tentang cinta, Isabella.

kan hanya tanggung jawab. Dia darah daging kakakku. Dia kelu

bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat. "Kau punya api di dalam dirimu, Isabella. Ak

mundur. "Aku tidak akan membiarkan sia

menunjukkan sesuatu yang rapuh di balik dinding dinginnya. Tapi secepat itu pu

i apa-apa. "Aku tidak akan menyentuhmu malam ini. Kau tampak terl

h lega, separuh tersinggun

idak ingin. Dan aku juga tidak akan memaksakan apa

bisa begitu kejam dalam kata-kata, namun juga menunjukkan semac

tanya tetap terbuka, menatap bayangan Alexander yang duduk tenang di sofa, menyalakan rokok, dan menat

s bayi dari kamar sebelah. Ia langsung bangun, tanpa

luarga Blackwell, sudah menggendong si keci

tangannya otomatis terulur

Wajah polos, tangan mungil, dan tatapan lugu itu menjadi pengingat nyata men

ngkat kerja. Ia terdiam, menatap pemandangan Isabella menggendong bayi itu. A

ukanmu," ujar Alexander

itu. "Karena dia tahu aku mencintainya. Anak ini b

langkah, lalu berhenti. "K

yi mungil itu. "Mungkin karena aku

lalu hanya berkata, "J

Bagaimana bisa aku tidak terikat pada anak yang kubesarkan? Dia

hanya memalingkan wajah, lalu

i rumah, sibuk dengan perusahaannya. Isabella menghabiskan sebagian besar waktun

kan undangan gala. Semua orang ingin melihat pasangan baru Blackwell. Isabel

tua yang membungkus tubuhnya menarik banyak perhatian. Tapi setiap kali ia melangkah be

istri pertama, kan?

kwell mencari penggan

ri. Tapi Alexander tampak tenang, bahkan menyeringai tip

isik Alexander di telinganya

ebar karena kedekatan mereka. "Kau t

an. "Aku sudah terbiasa. Dunia selalu bicara. Tugas kita

nyadari sesuatu. "Dengan

rnya melengkung nakal. "Te

emua orang men

ta anggun berusia lima puluhan dengan tatapan menusuk berdiri di ruang

, menatap Isabella dari atas ke bawa

meski jantungnya berdebar

restui pernikahan ini? Kau pikir menggantikan kak

. "Saya tidak pernah berniat menggantikan siapa

kau bisa menguasai warisan ini hanya karena kebetulan kau menikah dengan Alexander. I

n yang bergolak. "Saya tidak peduli dengan harta ata

dengan kata-kata itu. Tapi tidak aku. Aku akan mengawasimu, Isabella. Satu kesa

as, nyata, dan berbahaya. Tapi di dalam

ilakan awasi saya. Karena saya tidak akan pernah mun

gan api berbeda saling berhadapan. Per

uan, memantulkan cahaya lembut di meja panjang yang dihiasi piring porselen, gelas kristal, dan

dingin dengan jas hitamnya. Di seberang mereka, Victoria Blackwell

tanya Victoria dengan nada yang terdenga

. "Nyaman, Bu. Terutama karena ada Emi

. Kupikir dialah yang paling tahu bagaimana mengurus anak itu. Aku hanya kh

ras. "Saya tidak pernah berniat menggantikan siapa p

Cukup, Ibu." Suaranya rendah tapi tegas. "Aku tidak in

baru masuk ke keluarga kita, Alexander. Apa kau sudah lupa betapa cepatnya semua ini ter

datar. "Aku lebih peduli pada keluargaku yang ada di sini

tnya dengan nada melindungi, meski mungkin hanya untuk m

er. Ada hal-hal yang tidak kau tahu. Kau pikir kau bisa menjaga semuan

atu yang tersembunyi di balik kata-kata Victoria. "Ha

lla dengan dingin. "Kau tidak p

"Cukup. Kita tidak akan membi

masa lalu kelam yang sengaja ditutupi. Sesuatu yang berhubungan dengan Alexand

. Ia duduk di tepi ranjang, memikirkan percakapan tadi. Hatinya gelisah. Setiap ka

u." Kata-kata Victoria teru

ng masuk dengan langkah lelah. Ia membuka jasnya

ikan ucapan Ibu,"

na aku bisa tidak peduli? Jelas-jel

lebih baik tidak kau ketahui, Isabella. Percayalah,

nganmu bukan karena cinta, tapi karena keadaan. Sekarang aku terikat dalam keluarga in

nya sebelum ia mengalihkan pandangan. "Percayalah, kebena

gkah darinya. "Aku tidak takut dihancurkan. Y

pikirannya sendiri. Lalu ia berbalik, melangkah ke arah pintu. "S

sesak. Ia tahu satu hal: rahasia itu l

ll. Ruangan itu penuh rak tinggi dengan buku-buku tua, sebagian berdebu, sebagian tampak sering

a menarik perhatiannya. Sampul kulit cokelatnya sudah pudar,

Victoria tampak bahagia dalam bingkai yang sudah menguning. Tapi sema

sangat mirip dengan Isabella. Rambut panjang bergel

ertegun. I

lexander. Mereka berdua tampak begitu dekat, nyaris lebih dari sekadar pasangan s

tangannya bergetar. "Tuhan..." bisik

Alexander muncul di pintu perpustakaan,

di sini?" suaranya ren

itu di pelukannya. "Aku

um dari tangannya. "Jangan pernah me

napa? Apa yang kau sembunyikan dariku? Apa hubung

ngeras, matanya gelap. "Kau tid

bukan? Itulah kenapa kau begitu dingin padaku. Karena ak

tam meja kayu di sampingnya. Suara keras menggema di

eski takut, ia tidak mundur. "Kalau memang b

n amarah sekaligus luka. Saat ia membuka mata

nya akhirnya, suaranya serak. "Dan i

. Kata-kata itu menusuk hatinya

menatap Isabella sekali lagi. "Sekarang kau tahu. Apa

a mengalir di pipinya. Untuk pertama

. Kata-kata Alexander terus menghant

r perjodohan. Bagaimana ia bisa menjalani hari-hari bersama seor

ang ia benci akui: semakin lama ia bersama Alexander, sema

antara benci, ma

kedua tangannya. "Apa yang s

engan rokok yang hampir habis di jarinya. Ia tidak masuk, tidak

yangan malam itu penuh dengan luka, penyesala

yalah sebagian kecil dari keb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka