Terpaksa Dimadu
tak berkedip melihat
ga tahun di bawahku. Ia memakai rok depan di atas lutut dengan belahan
dibandingkan denganku yang jarang te
hitam legam sangat kontras deng
beberapa kali ia meneguk ludah.
sama. Dikasih ikan
lagi, ya, Mas? Padahal baru kem
tanya tadi? Kemarin bertemu? Kapan? Jam berapa? Apak
n. Sudah kuduga, ia tak berani menatapk
bar," kelakar lelaki paruh baya di sebelahnya. Ia adalah
da istrinya di sini? Inikah yang kata i
n. Akrab sekali sepertinya dua keluarga
ali ia melirikku. Dapat kupastikan wajahk
kul bahuku sambil memperkenalkan aku pada mereka. Apa t
na riuh itu be
santai. Tak akan kutunjukkan d
, kusebut lagi ia jalang. Lantas sebutan apa yang pantas untuknya se
bil tersenyum me
Semoga bisa jadi kakak madu yang
bapak ini? Sejak kapan ak
annya, Pak? Saya belum bilang bole
menatapku terkejut. Terutama B
" tanya Bapak. Ibu mertua mengangguk. Tatapannya
lang keputusannya setelah Ririn m
t dia cantik sekali pas jika bersand
rtuaku mengusap lengan wanita itu. Akrab
api, kok mau ya sam
berubah kecut. Ibu mertua melotot ke arahku. Takut s
canda, kok." Aku mengambil teh
t. Jarang-jarang aku bisa minum teh di rumah ini sam
ab perkataanku. Ah, bahkan Ibu rela membuat teh hangat demi m
eka mengambil tehnya mas
bentar ke belakan
ya, Bu?"
ibu bicarakan,"
nkah mereka sebentar lag
wanita bersanggul tinggi dengan da
i. Aku tahu hendak apa ia
ta maaf kalau menyinggung Nak Ririn.
tu sudah dijodohkan. Namun, Arman memaksa
Dahulu ia sang
Nak Arman. Sampai sekarang ia belum mau menikah. Pada
Bukan ga
irin berbesar hati mau menerima Mila se
tertunda. Meski kamu gak setuju ju
mertuaku ini. Ngebet sekali ing
u tidaknya aku pernikahan ini akan dilaksanakan. Ba
sebenarnya ia bisa namun tak mau. Entah apa yang telah ibu mertuaku lakukan atau jalang itu perbu
k begitu saja diambil oleh jalang ini. Aku yakin Bapak dan Ibu mertua pun ta
ela napas
h. Ririn set
r seketika mendengarku. Mas Arman meng
aku kira. Tak mau, kah ia menjadi maduku
ua ini, sudah pasti aku sangat senang ibu begini. Meski kutahu itu palsu. Namun, maaf, Bu. Hatiku sudah beku. Cukup enam
Pelan tapi pasti, sedikit demi sedikit aku aka
unya satu syarat,"
pernasaran. Kem
ta pernikahan kalian, ya," ucapku
aduku itu. Rencana pertama sudah kususun tapi d
sam