Derita Seorang Gadis Desa
perti biasanya. Ia menyiapkan sarapan dengan teliti, memasak sup hangat, telur dadar, dan bubur ayam kesuka
seakan ia hanyalah benda asing yang kebetulan mengotori rumah ini. Alya mencoba mengabaikannya,
gar di tangga. Alya menoleh dan mendapati Arka turun dengan kemeja
ng sukses dan berkelas. Namun semua itu tidak
ta apa pun. Ia hanya melirik Alya sekilas, lalu meny
s," ucap Alya pel
r, lalu menatap Alya dengan tata
as," jawab
ata apa-apa, hanya makan dengan ekspresi datar. Aly
engan wajah cerah. "Wah, sarapannya
jawab Alya samb
ampak gembira karena akhirnya bisa maka
anmu di luar negeri?" ta
bisnis di sini juga," jawab Arka singkat
ke gelas atau mengambilkan lauk tambahan. Namun ia bisa merasakan bahwa setiap kal
emu Arka. Lelaki itu jarang berbicara padanya,
rka pulang larut malam. Tubuhnya sedikit sempoyongan, arom
pulang," uc
pintu, menatap Alya dengan sorot mata tajam. Kemudian
ikir rumah ini akan runtuh kalau
bingung haru
lankan tugas, Mas
r setapak, jantungnya berdegup kencang. Namun untunglah,
au mabuk lagi, Nak?" tegur
gkah naik ke lantai dua tanpa me
jemur pakaian di halaman belakang, ia me
na sudah selesai... Jangan khawatir,
Alya gelisah adalah saat ia tanpa sengaja menangkap Arka menoleh ke
unduk, pura-pura s
ki ia tidak pernah merasa nyaman. Ia mencoba fokus bekerja, mengabai
n. Alya ditinggalkan di rumah sendirian bersama
untuk makan malam, ketika tiba-tiba sua
rnah berhenti
Ia menoleh, melihat Arka berdiri bersandar d
apkan makan malam, M
kat perlahan. "Berapa lama
tiga bul
perlakukanmu
na sangat ba
idak semua orang bisa mendapatkan keberuntungan seperti itu. Banyak gadi
an, tapi tatapannya membuat Alya mer
ngkin, Mas," ucap Alya sambil menunduk
i dapur. Namun sebelum pergi, ia sempat berbis
itu terdengar sederhana, tetapi nada Arka
ya resah. Di satu sisi, ia ingin tetap bekerja demi neneknya. Di sisi lain,
doa dalam hati. "Ya Tuhan, lindungi aku.
semakin yakin bahwa badai b
lebih pagi, bekerja lebih cepat, lalu berdiam diri di kamar ketika tidak ada pe
ku-buku di ruang kerja Ibu Ratna.
masuk ke ruangan
Mas. Sesuai perintah Bu
atap Alya. "Kau terlihat... berbeda dari pembantu ruma
us menjawab apa. "Maaf, Mas. Saya harus kembali ke
melewati pintu, suara
noleh
erakannya. "Ingat apa yang kukatakan... tetapl
jalan keluar. Ia tidak ingin kehilangan pekerjaannya, karena itu satu-satunya harapan untuk neneknya. T
, sesuatu akan terjadi. Sesuatu ya