icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dikhianati Suami, Diremehkan Mertua

Bab 5 terlalu besar untuk usianya

Jumlah Kata:2526    |    Dirilis Pada: 20/09/2025

rambut dan kulit. Suara ombak yang pecah di bawah sana masih bergemuruh, berganti-ganti dengan detak jantung yang berdegup kencang di dada Alena. Dia belum bisa melupakan pemandangan

asil menangkap pergelangan tangan Julian tepat sebelum batu di bawah kaki anak itu runtuh ke jurang. Dan sekarang... Dori

an yang pernah ia kira sudah mati, bangkit lagi begitu melihat tatapan Dorian pada anak

, suaranya serak dan tertahan. I

tajam seperti baja menatap lurus ke

rkannya. Aku yang melindunginya. Aku yang menenangkannya setiap mal

gin yang menusuk. Dorian merapatkan jaketnya ke tubuh sang anak, seolah tak mendengar kata-ka

lam sangkar emasmu? Agar dia tumbuh tanpa cinta, hanya denga

a menegang seperti kawat ditarik. "Kau tahu dunia di luar sana tidak akan membiar

"Karena keluargamulah semua ini terjadi. K

makin menebal. Hanya napas Julian yang p

n yang dulu, yang pernah bersandar di pangkuannya dengan mata lelah namun lembut, yang pernah tertawa ketika membic

agi," katanya pelan, nyaris seperti bisikan, t

batu basah, tubuhnya menegang. Julian tidur meringkuk di pangkuannya sekarang-setelah Alena memohon, Dorian akhirnya menyerah menyerahkan anak itu seme

luar, awas pada setiap suara. Bahunya tegang, tangannya tak pernah jauh dari gagang pistol yang terikat di sabuknya

keras-campuran syukur, takut, dan marah. Marah karena Dorian muncul kembali. Marah karena ia harus melihat Julian berada di tengah pusaran

narnya," ucap Alena tiba-tiba,

menoleh. "D

ia membencim

erdengar. Lalu ia menghela napas panjang. "Lebih baik dia

t, seolah bisa melindungi anak itu dari masa depan yang sedang membayang di antara me

u," balas D

mbuka perlahan. Alena langsung membungkuk, menyentuh p

a membulat melihat Dorian. Tu

at, mengusap rambutnya.

ali pada Dorian, wajahnya bingung d

Tapi dia juga yang m

Julian, dalam dan tajam, seolah mencoba menan

aranya nyaris tak terdenga

tara, namun tiba-tiba diminta menjelaskan hatinya pada seorang bocah. "Karena... kau penting," katany

enggenggam tangan Alena erat-era

ketika. Ia menatap Dorian,

cepat, lalu hilang lagi, terkubur. "Kau pikir aku in

rang," balas Al

seseorang menembaknya? Menculiknya? Mengeksploita

pan dalam-dalam selama bertahun-tahun. Tapi ia menegakkan bahu, menatap Dorian luru

emudian berdiri. "Dia tidak

ahu siapa yang mencintai

t pada ibunya, matanya mengawasi Dorian seperti anak rusa mengawasi singa. Da

perakan tipis muncul di ufuk timur. Dorian mematikan api unggun keci

i punggungnya, mengikatkan selendan

pikir aku akan membiarka

antang. "Kalau kau mas

enuruni bebatuan licin dengan cekatan. Alena menggigit bibir, lalu mengikuti-karen

k berdetak di sumbu bom waktu. Julian menunduk di punggung ibunya, napasnya pelan

awah, Dorian menghentikan langkahnya. Ia menol

mu waktu," katany

rjap, terke

an semuanya pada dia. Tiga hari untuk membuktikan padaku bahwa

i berdetak sejenak. "

n, dingin. "Dan tiga hari l

enghilang di balik pepohonan, meninggalkan Alena d

ap ibunya dengan mata lelah namun penuh per

pis, meski hatinya bergetar hebat. "Ke te

saling menghantam. Tiga hari. Hanya tiga hari untuk menyelamatkan pu

tahu Dorian akan bena

napas Julian, pelan dan teratur, dari sudut ruangan kecil yang mereka sewa semalam. Rumah petani tua di pinggiran desa Samper Hollow-

dapatnya saat hampir jatuh di Tebing Hitam telah dibersihkan, dibalut seadanya. Malam tadi, Julian hanya sempat makan sup kentang hangat buatan sang pemilik

dah terbentuk diam-diam dalam tatapan Dorian semalam-sebuah jeda singka

enemukan jalan keluar yang benar-benar memutus mereka d

sisa ia selipkan ke dalam kantong rahasia di balik mantel. Ia menatap seka

a harus perg

jap beberapa kali sebelum fokus pada

guk. "Ya. Tapi kali ini kita akan

a perih-Julian seharusnya sedang berlarian di lapangan, tertawa bersama teman-temannya, bukan hidup dalam ketakutan terus-men

a mengenakan kemeja hitam sederhana, lengan tergulung hingga siku, memperlihatkan urat-urat tegang di lengannya. Mata kelamnya me

h satunya adalah Callen, tangan kanannya sejak dulu, yang mengen

alur kecil di peta. "Kami mendapat laporan bahwa seorang w

an dingin. "Alena tidak akan bertahan di s

dengan hati-hati. "Kalau begi

, lalu berkata, "Kita

berpandangan, bingung. Callen meng

tidak akan bisa lari lagi. Kita tutup seluruh jalur utara, kita pasang pengawasan di pelabuhan. Aku ingin merek

a Alena

elamnya yang dingin. "Dia boleh melawan aku... tapi t

ngsi dari utara, lalu berganti kereta barang hingga mencapai desa Claremont saat malam tiba. Tempat itu lebih ramai dari Samper Hollow,

tap keluar jendela ke arah jalanan berbatu yang d

H

ukan kita... apa

ngkok di hadapannya, menggenggam kedua tangannya. "Kalau dia me

ergetar. "Tapi dia... menye

ris pecah. "Tapi itu tidak berar

ya, Alena bisa merasakan tubuh kecil itu masih gemetar, antara tak

rtawa, rambutnya tertiup angin, mata berbinar. Foto yang dulu ia simpan di balik

ebih kepada dirinya sendiri daripada siapa pun. "K

up jalanan barat," katanya tegas pada Callen. "Pastikan setiap penginapan diperiksa

k, T

i, membungkus mereka dalam bayangan dan aroma lumut lembap. Mereka berjalan cepat tanpa bicara, hanya sesekali

a lambat. Alena akhirnya menggendongnya di punggung

begini selamanya?" tanya

ya terengah. "Hanya sampai kita menemukan

alu berkata lirih, "Ay

menahan isak yang nyaris

i sana. Ia tahu waktu mereka hampir habis-hari ketiga hampir datang, dan Dorian pasti sudah menutup sebagian be

satu-satunya perlindungan yang tersisa. Ia memikirkan jalan keluar yang tersisa-perbatasan timur, menyeberang ke luar wilayah Whitmore. Tapi itu berarti melintasi

irinya sendiri, pada malam yang membe

ket

. Matahari terbit menyinari hamparan hutan dan bukit yang membenta

rgreen kemarin sore. Se

ang menjadi garis tipis. "Maka mereka akan

titik utama," ujar Callen. "Begitu

," potong Dorian

angkat alis

akukan mereka seperti musuh. Merebut berarti membawa pulang

but hitamnya. "Kau dengar, Callen? Kita rebut anakk

rlari menembus bayang-bayang hutan dengan sisa kekuatan terakhirnya-karena i

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka