icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dikhianati Suami, Diremehkan Mertua

Bab 4 jalan pulang

Jumlah Kata:1396    |    Dirilis Pada: 20/09/2025

ng menegakkan diri bagai tombak hitam. Matahari nyaris tak mampu menembus tirai

s pendek-pendek. Nafasnya membentuk uap tipis. Di tanga

i aliran anak sungai kecil, mencoba mengingat jalan pulang

n. Tapi di balik itu, samar-samar ia mendengar suara anjing meng

ti berdebar. "Mereka..." bi

i pinggir sungai, baju dan wajahnya berlumur lumpur. Ia sudah berhari-hari mencari

dari atas bebatuan

Moira. Di sana, ada jejak kaki mungil - tidak lebih besar dari

gsung menggenang.

lebat. "Tapi ke arah situ.

ikenal berbahaya-curam, berkabut, dan penuh celah tanah dalam yang tersembunyi di balik

gnya mengeras. "Kalau dia ke

nyusuri jalan berbatu. duduk di kursi depan, bahunya meneg

a dua kilometer di utara sungai ini," ujar da

bing Hitam," peri

yah berbahaya, Tuan. Tebing curam, banyak gua

gai pisau. "Lebih baik kehilangan s

berkata a

i. Kabut makin tebal, membuat dunia di sekitarnya seperti mimpi buram. Ia h

nya, ada satu pikiran yang terus ia ulang dalam kepalanya: Kalau mereka menemukan Mommy, me

u-hingga suara air terjun mengg

ri sela pepohona

nggi jatuh menghantam dasar lembah berbatu. Kabut a

ak ada jembatan. Hanya batu l

tak boleh ke sana... tapi di belakangnya, samar-sama

sudah

ebing Hitam hampir be

ban di tanah basah di b

pasnya tercekat. "Tida

in lembah, hanya ratusan meter jauhnya

t tebal, hanya dipisahkan jurang lebar dan pohon-pohon tingg

a kejar kini berdiri di tepi jurang, tubuh mungilnya terguncan

ng semakin nyaring. Langkah

enatap ke belakang. Mata birunya berkila

lindungi Momm

ke arah tepi ba

ar hitam muncul dari balik

ulang dari perut bumi. Kabut menggumpal pekat, berputar-putar di sekitar tebing

a bergetar hebat. Di bawah kakinya, jurang menganga

buatnya terperangkap. Setiap kali ia bergerak sedikit, kerikil

ar keras, menghantam

a ketakutan, suara

Ia sudah kehilangan jejak Julian berkali-kali, hanya menemukan potongan kain dari sweater anaknya yang tersangkut di semak berduri. Tapi setiap kali ia hen

mendengar teriakan. Sangat k

, menggema memant

ada ja

terus memanjat, menolak

nyusuri celah-celah batu. berjalan di depan mereka, hanya membawa tali panjat dan lampu

"Tuan, medan ini terlalu berbahaya

potong Dorian tajam. "Aku tida

m, tubuh tegapnya bergerak lincah meski medan mematikan. Kabut menggigit k

darah dagingnya. Daging dan darah ya

a jurang seperti lolongan hantu. Ia mencoba tidak menat

bawah kakinya

n men

r. Tubuh mungilnya meluncur ke depan,

mela

annya mencakar-cakar, teriakan m

mencengkeram perg

uara pria meraung

jah . Mata biru yang tajam, rahang terkatup keras, len

gan lepas," desis Dorian, sua

guk panik, air mata berca

erlahan, otot lengannya menegang. Ba

sedikit

, suara lain berteriak -

, dan matanya

ur - wajahnya pucat, rambut acak-acakan, mata coklatnya menyala penuh ke

a ke aku!" t

rian datar. "Aku

elamanya!" Alena melempar ujung tali ke arah Dorian, lal

gangguk sekali, singkat. Mereka bekerja tanpa bicara - Dorian mengangkat sedikit tubuh Juli

at!" ser

ruh tenaga terakhirnya, dan bersama-sama

ung memeluknya erat-erat, menutup kepala Julian de

risak lemah, suara p

y di sini..." bisik

at. Untuk sesaat, dunia hanya berisi mereka bertiga-terbungkus

n bertemu

buan pertanyaan dan luka ya

ri di tempat yang sama-dan menyadari

tar di sekitar mereka, s

a tak pernah bayangk

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka