Tiga Miliar Untuk Semalam
tapi Selena masih duduk di kamar mandi dengan wajah pucat. Tangannya menekan mulut,
umur, berharap rasa pahit di tenggoroka
r kamar mandi. "Kamu kenapa, Nak? Dari
air menutupi jawabannya. "Nggak apa-apa, Bu.
berharap ibunya ti
nya basah, pipinya ia tepuk-tepuk agar terlihat lebih berwarna. Ia terse
dengan pandangan khawatir. "Jangan-jang
Bu. Aku baik-baik saja. Nanti siang a
ski jelas masih ada t
rang, terkadang disertai pusing. Ia berusaha menelan air jahe atau roti kering sebelum ibuny
ceria, memasak, membersihkan rumah,
h tertidur, ia duduk sendirian di sudut
l... bagaimana aku h
menghantui
n membeli beras. Padahal tujuannya lain. Ia menyelipkan
angga yang memperhatikannya. Ia merasa setiap tatapan orang a
ir jalan raya. Tangannya gemetar saat membuka pint
menyapanya ramah. "Ma
nya bergetar. "Sa... s
ambil satu kotak kecil dari rak. "Ini ada beberapa p
ya. Yang ia tahu, ia butuh jawaban-meski
masukkan kotak itu ke dalam tas
erasa berat. Kotak kecil itu bag
ringan. "Belanjaannya suda
ngeluarkan beras dan sayu
amarnya, menutupinya dengan tumpukan kain lama. Jantu
di tepi ranjang, menatap laci tersebut. Tangannya h
hidupku akan benar-benar
Ia akhirnya memut
lambat hampir dua minggu. Setiap kali ia bangun pagi, mual langsung
lai mempe
Jangan-jangan sakit serius? Kenapa
ru menolak. "Nggak perlu
h curiga. "Apa kamu sembu
apas. Jantungnya
a menutupi ketakutannya. "Nggak, Bu.
k yang baik, Selena. Tapi jangan pernah piku
ur, ingin berteriak, ingin mengatakan segalanya. Tapi l
khirnya membuka laci, mengeluarkan kotak kecil itu. Cahaya lamp
us. Hatinya berdegup tak karuan, seaamar mandi, suara batuk ibunya te
itu di balik selimut. Ia berlari ke kama
an," ucapnya sambil me
setelah reda. "Kamu kenapa nan
ggak apa-apa, Bu. Aku cuma
unya semakin sempit. Ia
kenyataan, takut melukai hati ibuny
Selena hanya bisa menangis dalam diam, memeluk dirinya sendiri, bert