Tiga Miliar Untuk Semalam
ia takut suara itu terdengar keluar. Pria tinggi itu-yang belum ia ketahui namanya-berjalan santai
perintahn
elan menuju sofa besar di sudut ruangan. Tangannya saling menggenggamyang tajam, berpadu dengan bau alkohol
tanyanya sambil
lan ludah.
tipis tersungging di bibirnya, bukan senyum hangat, melaink
Aku lebih suka yang
asa terhina. Ia ingin sekali bangkit dan pergi. Tapi bayangan ibunya yang
apannya, menatap tanpa berkedip, seolah sedang menilai sebuah ba
Selena
ya
. Sama cantiknya
tak terdengar manis, melainkan seperti l
api pasti, membuat napas Selena tercekat. Ia bisa merasakan aura din
kat wajahnya agar menatap. "Jangan takut," katanya
uang itu," bisiknya lirih, seolah ingin menegaska
udah membayarmu dengan harga yang sangat mahal
yang digerakkan tanpa bisa melawan. Setiap sentuhan terasa asing, menusuk, dan menyaki
i, Selena
? Mengapa kau biarka
unya. Ia menggenggam erat gaun hbisa..." su
u sudah terlalu jauh untuk berkata tidak. Ingat, Selena.
ng memukul kepalanya. Ia menutup
a dirinya bukan lagi manusia, melainkan sekadar tubuh tanpa jiwa. Setiap de
yang membasahi pipi. Ia berusaha menahan i
aginya, tangis itu hanya
r, seakan sedang berbicara pada seor
elena
nyelinap lewat celah gorden tebal. Selena terbaring di sisi ranjang, tub
an pandangan kosong. Malam itu... a
menutupi tubuhnya. Pria itu sudah bangun lebihsekarang," ucap
gaunnya, mengenakannya dengan tangan bergetar. Setiap gerakan terasa me
angkah pergi, pria
iga miliar. Itu bukan untuk satu m
rdetak kencang. Ia menoleh, menatap pria itu dengan ma
apa? Ingat, Selena... mulai malam itu, kau milikku. Dan ak
up, air matanya pecah tanpa bisa ditahan. Ia berlari menyusuri lorong hitu belum berakhir. Ma
hati, tapi juga rahasia dalam tubuhnya