Jebakan Cinta Sang Miliarder (Amata: Beloved).
ang membuat kompasmu bergerak untuk menuntunmu meny
ika Valerian
asheika Valerian meneguhkan hati untuk menjelajahi tanah kelahiran mendiang ayahnya. Rasa rindu dan penyesalan membuat gadis
segarnya angin laut ditemani sinar matahari hangat sambil berlayar seperti yang dilakukan Abella saat ini. Tak ada stres karena macet atau pun polusi sebab kapal pesiar berbagai jenis dan ukura
ncari solusi, sekaligus membaca, termasuk sesekali membayangkan sosok pria idamannya yang wajahnya selalu saja berubah-ubah sesuai suasana hati dan kehaluannya. Ada satu hal lagi yang lebih Bella sukai dari
yang bercerita tentang kehidupan para editor, tiba-t
by
dari sesuatu yang menghantam permukaan air. Bahkan tablet di tangannya nyaris terlempar ke air asin di bawah cabin cruiser
i warna putihnya, sekaligus menyimpan kembali tablet canggih kesayangannya di antara panel kokpit, lalu
elihat ada kapal lain dengan jenis berbeda yang biasanya dikenal sebagai mobil sport-ny
. Bella fokus mengedarkan pandangan, tapi tidak ada tanda-tanda sesuatu yang mengapung di sekitarnya. Dia memeriksa monitor di dekat kemudinya untuk melihat jika ada benda mencurigakan yang tertangkap sen
mukaan, tapi semakin lama gerakan manusia di bawah sana semakin melambat. Bella pun bergegas mengaktifkan smart security system p
auh, sampai jari lentiknya berhasil meraih tangan yang sempat terulur untuk menggapai apa pun yang men
a memberi napas bantuan sebelum membawa pria itu ke daratan untuk mencari bantuan lebih lanjut jika ia merasakan tanda-tanda vital pria di depannya sangat mengkhawatirkan nantiyerah. Bagaimanapun ia harus bisa menyadarkan pria di depannya. Dengan sisa kesadaran yang ia miliki, Bella sempat melihat pria
tak sadarkan diri di sampingnya. Dia memeriksa sekilas apakah masih ada tanda-tanda kehidupan dari wanita yang ia yakini sebagai malaikat penyelamatnya. Ia lega saa
enis kelamin yang sejak tadi berada dalam keadaan tak sadarkan diri. Bella menggeliat pelan saat ia hampi
ai berubah gelap. Sudah berapa lama mereka pingsan? Two-piece yang ia pakai terasa sangat lengket di badan, apalagi pakaian pria di depannya ini. Bella mencoba menyadarkan pria asing dengan badan gemetaran di depannya. Pasti pria ini terserang
k membersihkan diri lebih dulu dari sisa garam yang masih menempel di permukaan kulitnya. Lagi pula Bella yakin jika pria itu sedang terkena demam. Jadi, membasuh badan dengan air hangat adalah solusi paling cepat
tidak ada angin yang bisa menerobos masuk ke dalam kabin. Ia mengatur suhu di dalam kabin seb
gingatkan dia dan saudari-saudarinya untuk memeriksa perbekalan, termasuk kotak P3K di perahu para cucu perempuan yang paling suka bepergian. Jelas yang mereka maksud adalah Bella, walaupun anggota keluarganya tahu jika gadis ini lebih suka singgah ke sebuah kafe atau restoran untuk mengisi tenaganya sekaligus mencari referensi agar bisa memperbarui daftar menu restoran bintang michelin milik kelua
a siapkan khusus untuk kejutan kakek dan nenek tersayangnya. Dia ingin mengajak orang tua dari mendiang ayahnya mengunjungi tempat kelahiran sang Nenek di Monaco menggunakan perahu berjenis cabin cruiser yang baru ia pesan secara khusus. Perahu prototype yang sedang ia kendarai ini ba
ilet. Pria itu tampak canggung ketika beberapa kali Bella mencuri pandang ke arahnya. Mungkin karena kini pria itu hanya mengenakan selembar bathrobe untuk menutupi tubuhnya, "Ah, ak
at ciri tubuhku yang sangat Asia ini?" kata pria asing itu menunjuk iris cokelat
di depannya. "Asia Tenggara?!" tebak Bella sa
ambung pria as
tu buat ganti. Tenang aja itu pakaian baru kok. Terus jangan lupa isi perutmu dengan sup dan cokelat panas ini, d
p masakan yang saling menyapa di permukaan kulitnya, tapi lagi-lagi dia harus bertahan di balik outer tipisnya sebagai seorang tuan rumah yang ramah, khas Indonesia sekali, 'kan? Semoga saja dia tak menderita eksim s