icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan Sentuh Hatiku, Jika Tak Bisa Memiliki

Bab 4 pikirannya melayang entah ke mana

Jumlah Kata:1039    |    Dirilis Pada: 19/08/2025

p layar monitor dengan tatapan kosong, pikirannya melayang entah ke mana. Wajah Leonardo, dengan tatapan dingin dan kalimat yang me

diknya, tertera di layar. Nayara langsung menggeser

bantu bawa ke mobil. Kita mau ke rumah sakit sekarang. Tapi Mbak... rumah sakit minta u

a. Napasnya tersengal. "Y

banget kalau telat penanganan..." s

ara. Jangan panik. Bawa Ibu ke rumah sakit dulu, jangan ditunda.

nekan pelipisnya. Gaji bulan ini bahkan sudah habis untuk membayar cicilan kos dan biaya sekol

atu-sat

surd sekaligus menghina harga dirinya sebagai perempuan. Kontrak menjadi kekasih bayaran, deng

lakukan, artinya aku menyerahkan hidupku. Tapi kalau tidak...

ilihan itu seperti pisau bermata dua. Mem

ruangannya tanpa peduli tatapan rekan-rekan kerja yang heran. Sepatu haknya berdetak kenca

n ragu. Lalu, teringat kembali suara Nadia yang panik di tel

as

berdiri di samping jendela besar, punggungnya menghadap ke arahnya. Seperti biasa, tubuh tinggi itu tampak ga

ss Nayara?" tanya

mengatur napas. "Aku... aku in

an. Ia melangkah mendekat dengan tenang. "Kontrak?" bibirnya melengkung samar, s

aku... harus segera dibawa ke rumah sakit. Aku butuh uang,

"Cepat juga kamu goyah," katanya datar. "Padahal semalam kamu dengan lantang bilang bahwa aku seba

ku nggak punya pilihan lain," jawabnya pelan. "Kalau soal aku... anggap saja aku memang perempuan

uan murahan, huh? Kamu terlalu me

uarkan map cokelat berisi beberapa lembar kertas. Deng

Sudah kusiapkan

gannya bergetar saat menyentuh map, seakan kertas it

ca baik-baik. Semua syarat sudah tertulis jelas. Set

yang terasa begitu mengekang.Nayara dilarang berhubungan atau berdekatan deng

pingi Leonardo dalam acara form

rahasiakan dari publik, kec

l dua tahun. Tidak bo

t rumah di kawas

mobil

tetap dengan

keluarga ditan

lembar imbalan itu nyaris membuatnya pusing. Jumla

k perempuan cantik dan kaya yang pasti rela jadi kekasihmu tanpa

biasa, miskin, tidak punya apa-apa-itu yang membuatmu menarik. Kamu tidak tergiur

Kata-kata itu m

do tenang. "Atau kamu ingin keluar dari ruanga

mengingat wajah ibunya yang pucat, tubuhnya yang lemah, juga sua

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia menuliskan tanda tangannya

"Bagus. Mulai sekarang, ka

gian miliknya dengan tenang, lalu menutup m

ubungi rumah sakit. Pastikan semua biaya pasien atas nama ibu Nayara d

ng nyaris pecah. Campuran rasa lega, tak

yang berlinang air mata. "Ingat, mulai sekarang hidu

"Aku... aku hanya in

in, sebelum kembali duduk di kursinya, meninggalka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 mengejar waktu2 Bab 2 Suasana malam3 Bab 3 tak percaya4 Bab 4 pikirannya melayang entah ke mana5 Bab 5 kosan mungilnya6 Bab 6 mengingat jelas malam7 Bab 7 kontrak gila8 Bab 8 parfum mahal9 Bab 9 tampak sibuk10 Bab 10 meninggalkan ruangan11 Bab 11 dialaminya seumur hidup12 Bab 12 pinggiran kota13 Bab 13 segera diselesaikan14 Bab 14 Restoran itu masih penuh15 Bab 15 pergi pulang16 Bab 16 Leonardo sama sekali tidak bergeming17 Bab 17 Pandangannya jatuh pada sosok pria18 Bab 18 Semalam terlalu banyak hal yang terjadi19 Bab 19 sekitar rumah20 Bab 20 Tatapan dingin Nayara21 Bab 21 penuh amarah22 Bab 22 menenangkan hati Nayara yang kalut23 Bab 23 Para karyawan yang kebetulan lewat24 Bab 24 Pintu rumah besar itu terbuka25 Bab 25 Ia merasa terjebak26 Bab 26 ada satu hal yang tumbuh semakin kuat27 Bab 27 kamar Nayara begitu sunyi28 Bab 28 ini rumah siapa 29 Bab 29 aroma masakan sederhana30 Bab 30 menekan Leonardo31 Bab 31 Leonardo tengah berbicara dengan Nayara32 Bab 32 gadis itu sudah terlalu jauh33 Bab 33 sindiran34 Bab 34 lebih remuk35 Bab 35 gubuk tua36 Bab 36 diberikan ibunya37 Bab 37 Leonardo Melviano Bertunangan dengan Clara38 Bab 38 pikirannya jelas tidak fokus39 Bab 39 gubuk Nayara tampak tenang40 Bab 40 undangan pernikahan41 Bab 41 suara mobil mewah mendekat42 Bab 42 Nayara berangkat lebih awal43 Bab 43 sibuk melayani pelanggan44 Bab 44 setelah bekerja seharian45 Bab 45 ruang tamu46 Bab 46 bayi yang sedang dikandungnya47 Bab 47 berpikir siapa yang datang48 Bab 48 mengelus perutnya49 Bab 49 hatinya dipenuhi kehangatan50 Bab 50 perlindungan51 Bab 51 menidurkan52 Bab 52 sekitar rumah Nayara53 Bab 53 hanya sementara54 Bab 54 Keluarga kecil mereka tetap menjadi prioritas