MISSION COMPLETED
n
p sekali lagi cer
t? ce
h? c
ik? c
s? c
i? c
antik d
ral dengan make up tipis, maka lain untuk kali ini. Wajahnya kini dipoles tebal bedak padat, ada pula perona pipi yang memb
musik begitu kental di ruangan penuh gemerlap ini. Yeah, club malam adalah surga dunia bagi penikmat kebebasan. Na
ternyata banyak sekali pemandangan yang mengotori matanya. Teta
arahnya, belum lagi belahan dada rendah serta dress pendek yang hanya melewati beberapa senti di bawah bokong, sudah barang tentu membuat para
ri mangsa, dan mata Alona tertuju pada dua pasangan mesum di ujung ruangan. Tempatnya memang tidak terlalu padat seperti di sini, tapi bukan pasanga
umbu. Jantung Alona rasanya mulai bergerak liar saat pria itu berjalan ke arahnya. Yeah, inilah pria yang dicarinya, mangsanya. Detak itu s
ah sadar, aroma maskulin pria tersebut membuat bulu kuduk gadis itu meremang, i
lalu sehingga Tuhan mempertemukan dia dengan pria yang ... ehm, apa ya? Tampan? Bukan-bukan, kata tampan saja t
, Nona." Alona terkejut bukan main karena
s itu nyaris memukul bibirnya yang ha
h ingin sekali menyentuh alis tebal tersebut. "Kau jug
nan pria itu sehingga obrolan mereka
pesona, bahkan ia harus menelan ludah susah payah saat melihat jakun pria itu bergerak n
ena ucapan pria ini selalu benar bahkan tanpa menoleh ke arahnya. Gadis
seraya meneguk kembali minumannya. "Kau in
rti itu padanya, tapi kali ini berbeda, Alona butuh benih pria itu agar dia bisa hamil. Gadis itu berdehem sej
antik sebelumnya," ujarAlona seraya
ringai. "Mempe
antah Alon
ia itu berbisik, "Kalau ka
pria itu di tengkuknya, entah sejak
pa namamu?" bisiknya. Perlahan bibir pria itu merayap menuju pipi dan berhenti te
gup. Sungguh ini adalah pengalama
keras dan tak beraturan. Alona terengah-engah kehabisan napas, dan seperti angin segar baginya saat pria itu mele
*
nnya terlihat santai dan terkendali. Tiba-tiba pria itu menggeram dan menatap Alon
ngan keras pria itu mulai membelai kulit putihnya.Gadis itu mencoba untuk r
enahan agar tetap sadar. Mewujudkannya impiannya sedari tadi, Alona menyentuh lembut dada bida
kan pengaman, "No, aku sudah pakai alat kontrase
ria. Gadis itu merasa berhasil saat pria itu merespon dan kembali menyerangnya dengan keras. Masih tetap men
sa pergerakan pria itu terhenti dan menat
"No, cepat selesa
u membalik posisi sehingga dirinya bisa bebas mengendalikan. Alona bergerak dengan lembut dan menggoda. "Tidak ada
*
B