Silent (Love, loyalty and hurt)
membuat istrinya terus menyebut namanya bahkan kini tampak semakin m
sensitif istrinya. Nadin bergeliat karena ia justru terjebak dipermainannya sendiri. Niat awal ingin m
atukan inti mereka. Nadin merengek, memohon, tapi suam
jung tanduk. Nathan tertawa, ia segera
ndamba dan begitu tampak mencintai. Nadin tak mau kalah, ia kembali ke tujuan awalnya yang ingin mendominasi
." protes Nadin d
n ini?" Nathan menghentikan gerakannya sejena
acak pinggang. Nadin tak tahan, ia mulai bergerak dan membuat Nathan tersenyum menahan godaan istr
han. Nadin mengangguk seraya merengek supaya suaminya bergerak. I
please," re
, my beautiful wife," bisi
l urusan ranjang, membahas kemauan masing-masing supaya sama-sama tau, dan... mengh
ni keduanya duduk sambil berpelukan di atas ranjang, menonton TV denga
, bergelayut manja dengan Nathan yang hob
k Nathan diakhiri kecupan di bahu istrinya itu. Nad
menjadi sendu, Nathan mengambil alih piring berisi buah dari tangan istrin
unya, sini..." ia merengkuh tubuh Nadin membawa ke dalam pelukannya. Mencium bahu telanjang istrinya yang hanya memakai lingeri warna mer
b Nadin yang mem
anggil aku Mas, selalu, Nathan, Than, Nath, kenapa, hum... iseng
nggak nyaman aku kalau manggil Mas pas lagi begituan
wes dan makin mengg
at, kenapa belum dikasih kepercayaan anak ya? Ka
r dan dapetin kamu susah dari jaman kamu masih magang di kantor temenku itu, sampai akhirnya kamu luluh cuma karena aku ajak kamu ke seaworld, sa
menyipitkan kedua mata, tangannya mem
" Tawa Nathan pecah. Nadin mengangguk, ia ingat itu. Suaminya nekat jemput Nadin kerja padahal dia baru pulang dari Palembang kar
enyapa, 'Aku pulang, dan tepatin janji jemput kamu kerja, kan, Din?.' Jelas Natabung, uang bisa aku cari untuk biaya itu, ok, yang penting kita usaha." Lanjut Nathan. Nadin menitikan air
kamu udah siap kerja, atau kapan pun aku mau, dan banyak sifat kekanakanku lainnya. Juga, kamu yang aku butuhin untuk urus anak-anak aku nanti
selalu bersyukur setiap saat karena jodoh aku kamu, ketemu sama kamu walau temen-temenku waktu itu sempat mikir kalau kamu play boy, tapi ternyata kamu gemes
suara berat dan tatapan sayu, juga, sembari mendongak menatap wa
bibir Nadin dan mereka semakin memperdalam lumatannya. Mereka tak peduli apa pun, mereka mencipta
emanjakan milik suaminya, maka selanju
sam