icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Tidak Butuh Belas Kasihanmu!

Bab 4 Untuk pertama kalinya setelah bermalam-malam menahan tangis

Jumlah Kata:856    |    Dirilis Pada: 30/07/2025

i menembus jendela kaca, menyinari ruang tunggu ICU anak. Kania duduk memanda

Kania mengizinkan dirinya tersenyum. Arka membaik. Meski belu

mbawa dua gel

biasa," ujarnya sambil m

an senyum kecil. "Pak

ya belajar dari Ibu. Perh

ningan. Hanya suara alat medis yang

ania akhirnya

Y

aya tidak sanggup lagi, bole

ke mata Kania. "Ibu tidak per

tar. Kalimat itu terdengar le

Itu, di

m amplop berisi bukti transfer senilai lima juta rupi

am. Setiap kali membaca komentar netizen yang menyindir dirinya, ha

h memanggilnya "pahlawan" karena berhasil membetulkan main

ahnya. Rasa bersal

juh di Ru

il Kania ke ru

sa menunda MRI dan CT Scan terlalu lama. Kami

pelan. "Kami masi

tapi hasilnya baru akan keluar seminggu

g, Reza

rita?"

s MRI dan CT dalam dua hari,

panjang. "Kita aka

di Taman

membelai rambutnya yang tak lagi terikat rapi. Raut

r mendekat. Ia menoleh

eh d

api Bagas tetap duduk

at dari terakhir kali ak

harus," jawa

e tanah. "Kamu

awab. "Aku kecewa. Itu

lalu takut. Aku pikir... kalau aku lari dari semua i

," kata Kania tajam. "Da

lirih. "Dan itu men

ni

Sisanya... aku akan cari.

pa

.. walau sedikit.

a mudah. Tapi sebagian dirinya ingin Ar

Berik

dministrasi untuk jadwal MRI. Tak bany

iga duduk di ruang tunggu

eka bukan karena benci, tapi ka

au Arka sembu

" tambah Reza. "Ini ten

"Terima kasih suda

engangguk, t

Peme

n, hasil MRI dan

katup jantung. Tak fatal, tapi butuh tindakan operasi

a takut, tapi karena lega.

a sembuh?" tanya Ka

n yang tepat, iy

uba

ni dokumen, bahkan membantu membacakan cerita saat Arka mulai sad

" bisikn

Kania melihat air

annya sebagai relawan bukan untuk mengisi ruang yang

lik

icara empat mata de

t minggu depan,

rkejut.

i. Yayasan akan ki

rasa seperti pergi

akut perasaan saya tak lagi netral. Say

pak bukan beban. Bapa

a bukan a

ukan istri

iam. Malam te

utu

n ke ruang rawat biasa. Wajahnya mulai berseri, pipinya ta

inya, menggenggam

ggu di luar, dan Reza

asa lalu yang mencoba berubah, dan mas

nti, yang pasti... perj

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka