Aku Tidak Butuh Belas Kasihanmu!
h di pangkuannya. Dari balik dinding kaca, Arka masih terbaring lemah. Matanya sesekali bergerak, menandaka
ahkan map berisi berkas ruju
akarta. Biaya awal sekitar lima belas juta, belum termas
Jumlah itu lebih besar dari yang perna
tas wak
lambat tiga hari ke depan. Setel
ati, ia sudah tahu jawabannya:
yang bahkan tak cukup untuk bernafas lega. Langit-langitnya retak, dindi
an di atas meja makan, la
gumamnya, "...aku harus
n lamanya. Mantan rekan kerja, sahabat masa kuliah, tetangga lam
Aku juga
simu, tapi aku b
, kalau a
ai. Layar ponselnya masih meny
baik, tapi ia masih orang asing. Tapi... Ark
bisa, saya ingin tahu lebih lanju
luh menit, pons
Kania?" Suara Reza t
... iya, Pak. Saya
lau Ibu bisa datang, saya bisa bantu sampaikan langsu
cepat. "Baik. T
han tangis. Untuk pertama kalinya setelah s
kan H
dan rok panjang hitam. Rambutnya ia ikat rapi. Ia ingin terlihat sebaik mungkin.
o dua lantai. Logo di pintu kaca bertuliskan: Yayasa
h menungg
jadwalkan dengan Bu Astri,
, seorang wanita paruh baya dengan kacamata
a. Boleh ceritakan sedik
t penyakit Arka, proses pengobatan, surat dokter, dan hasil labork dengan seksama
jukan ICU atau tindakan besar. Karena kondisi Arka termasuk kategori kedua, kami bisa bantu sepa
birnya. "Tujuh set
penggalangan dana lewat platform sosia
am. "Saya akan usahakan
ng
ntor yayasan, Reza ber
Tapi kita punya awal. Sekarang
sih, Pak Reza. Saya nggak tahu harus ba
Saya hanya perantara. Y
m Ha
n satu-satunya gelang emas peninggalan ibunya. Sudah l
ke toko emas di pasar. Gela
elang itu. Ia pulang dengan
h kurang tiga se
juangannya, kondisi Arka, dan target dana yang dibutuhkan.
tu membagikan le
ng peduli, ada yang nyinyir. Beberapa menyebut i
dana masuk ke rekening
ma ratus
ti menangis ketika me
umah
awa semua bukti transfe
Kita akan mulai proses rujuka
a kamu bisa bawa Arka ke rumah saki
di balik kaca ICU. A
akan lakukan apa pun
empa
ewah, Bagas duduk bersama seora
awa ke rumah sakit sw
ahlah. Terserah Kania mau n
fokus aja ke hidup kita sekarang. Anak penya
semburat rasa bersalah muncul d
elum Kebe
ka. Anak itu mulai sadar, meski lemah. Tan
apek," bis
k. Ia mengusap ke
yang lebih baik. Di sana, kamu
rsenyum
"Saya bantu bawa barang-barangnya ya, Bu.
sih, Pak Reza. Saya nggak ak
elum selesai, Bu. Ini baru langkah awa