Kau Ceraikan Aku, Tetapi Anakku Akan Menjadi Pewaris
k besar yang bisa membawa usaha Larasati ke tingkat yang lebih tinggi. Namun, ada pula kegelisahan yang merayap di benaknya sejak Elara terlihat di desa beberapa minggu
terbaik untuk setiap kecemasan Lara. "Mama, hari ini kita panen
ak melati untuk sabun spesial kita. Pesanan dari kota besar, lho." Ia berusaha agar s
di antara tanaman, sesekali tertawa renyah saat melihat kupu-kupu yang beterbangan. Pemandangan itu adalah segalanya bagi Lara. Ia telah berjuang keras untuk menc
etail yang harus diperhatikan: proporsi bahan, suhu pemanasan, dan waktu pendinginan. Setiap botol parfum, setiap batang sabun, dibuat dengan t
secangkir teh hangat. "Nak Lara, ada tamu. Katanya d
s. Tamu? Dari kota?
ria. Bukan Elara, melainkan seorang pria paruh baya dengan setelan rapi dan kac
ya Budi, perwakilan dari Dirgantara Group. Kami ingin meninjau langsung
kurlah. Ia membalas jabatan tangan pria it
dan kualitas produknya. Selama peninjauan, Pak Budi menjelaskan lebih detail tentang proyek resor yang akan dibangun Dirgantara Group. Ternyata, resor itu adalah
ingkungan untuk seluruh fasilitas resor kami, termasuk amenity di kamar-kamar," jela
i. Sebuah takdir yang aneh, pikir Lara. Ia telah berusaha keras melarikan diri dari Elara, namun
enjaga Bagas agar tidak terlalu terlihat oleh Pak Budi. Ia tidak ingin ada kecurigaan atau pertanyaan
untuk datang sendiri untuk meninjau proyek ini di masa depan? Bagaimana jika ia m
malukan, ia mengurung diri. Perusahaan berada di ambang krisis reputasi, dan Elara harus bekerja keras untuk memulihkannya. Ia membat
mulai sering melamun, memikirkan masa lalunya. Ia teringat Bastian, kakeknya yang kini koma. Ia teringat bagaimana Bastian selalu me
lena, wanita yang ia anggap sempurna, ternyata adalah penipu. Sementara Lara, wanita yang ia buang, adalah sosok yang kini
ah bahan, hingga testimoni pelanggan. Ia terkesan. Ia tidak menyangka Lara, anak sopir itu, bisa menjadi seproduktif dan s